ABC AUSTRALIA NETWORK
Fiona Wyllie dan Kia Handley
Seorang penggemar musik bernama Toni Burton benar-benar menunjukkan kecintaannya terhadap ikon pop, Prince, di tubuhnya, dengan memiliki 20 tato bergambar wajah musisi ini.
Seni tubuh Toni ini sudah terkenal di kalangan penggemar Prince.
“Ketika saya pergi ke sebuah pertunjukan, saya menjadi setenar Prince dan itu benar-benar luar biasa.”
Penyanyi Prince meninggal di rumahnya di Minnesota, AS, dalam usia 57 tahun, dan Toni Burton menghabiskan harinya dengan mengenang kejayaan Prince di kota Wauchope, New South Wales.
“Ketika saya mengetahui itu dari berita, saya terkejut dan tak bisa berkata-kata. Saya menghabiskan sepanjang hari di kota ini bermain musiknya sambil mengenakan baju mengenang Prince dan menari dengan penggemar lainnya,” ujar Toni.
Perempuan ini menambahkan, “Luar biasa untuk menghabiskan hari berbicara dengan penggemar lain dan menikmati musiknya.”
Ketika ditanya pengalaman seputar tato pertamanya, Toni mengatakan, itu adalah keputusan yang mudah untuk membuat sesuatu yang berhubungan dengan Prince.
“Saya ingin sesuatu yang sangat berarti untuk saya dan Prince adalah satu-satunya pilihan. Saya punya tato wajah yang khusus dibuat untuk saya dan mengambil sebagian besar daerah punggung dan di sisinya saya punya dua tato lain,” cerita Toni.
Walau Prince tak pernah melihat tatonya secara langsung, Toni mengatakan, penyanyi itu tahu tentang keberadaan tato-tato Toni dan bahwa ia mampu menunjukkan itu kepada orang-orang yang dekat dengan musisi ini.
“Prince telah melihat punggung saya karena para penarinya dan penata rambutnya telah bertemu saya dan menunjukkan kepadanya foto-foto tato saya,” jelasnya.
“Dan ia telah melapor kembali kepada saya dan begini kata Prince ‘wow, sungguh penggemar gila’,” ujar Toni sembari tertawa.
Ia tak berencana untuk berhenti menato wajah Prince dalam waktu dekat.
“Saya telah berencana untuk membuat lebih banyak dan sekarang saya akan membuat tato kenangan. Saya pikir saya akan membuat tanggal lahirnya dan tanggal kematiannya dengan sesuatu seperti ‘Today the doves cry’,” tutur Toni. []
