More

    Kunci Kemenangan Tasia dan Gracia di MKR: Memodernkan Masakan Indonesia

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    L.Sastra Wijaya

    Tasia dan Gracia merayakan kemenangan mereka di MKR 2016 (Foto: Channel 7)
    Tasia dan Gracia merayakan kemenangan mereka di MKR 2016 (Foto: Channel 7)

    Kemenangan Tasia dan Gracia Seger dalam program lomba masak My Kitchen Rules (MKR) 2016 disambut gempita oleh masyarakat Indonesia di Australia. Diantaranya ada yang menilai, kunci kemenangan kakak beradik ini karena menemukan cara memasak dan menyajikan masakan tradisional Indonesia secara modern.

    Tasia dan Gracia yang berasal dari Indonesia yang sekarang tinggal di Melbourne tersebut berhasil memenangkan MKR yang disiarkan jaringan televisi Channel 7 dan mendapatkan hadiah uang $ 250 ribu (sekitar Rp 2,5 miliar).

    - Advertisement -

    Lomba ini merupakan salah satu acara populer di televisi Australia dengan setiap episode ditonton antara 1,5 juta sampai 2 juta orang dan angka ini sudah membuatnya menjadi acara paling popular di rating televisi Australia.

    Tasia dan Gracia mengalahkan sekitar 20 peserta lainnya dimana tiap kelompok peserta terdiri dari dua orang. Ketika memasak, masing-masing peserta harus menyiapkan tiga menu.

    Dalam tayangan final hari Selasa (26/04/2016) malam, Tasia dan Gracia harus memasak lima jenis makanan, dan secara keseluruhan mereka mendapatkan nilai 57 dari maksimal 60. Lawannya adalah Carmine and Lauren dari Australia Selatan mendapatkan angka 51. Yang melakukan penilaian adalah enam juri dengan nilai dari 1 sampai 10.

    Menurut Paulus Santosa, seorang warga Indonesia yang tinggal di Adelaide, selama ini masakan Indonesia di Australia atau negara Barat lainnya tidak sepopuler masakan Thai atau Vietnam. Pasalnya, dalam masakan Indonesia sayur selalu direbus hingga overcooked (terlalu matang), sedang kalau daging selain overcooked juga terlalu banyak bumbunya.

    “Hal ini disebabkan karena kualitas sayur dan daging yang kurang baik. Orang Barat sangat suka menikmati rasa enak sayur dan daging atau makanan laut yang berkualitas bagus,” kata Santosa yang sebelumnya pernah membuka restoran selama setahun di daerah Unley ketika pindah dari Indonesia ke Australia.

    Oleh karena itu, menurut Paulus Santosa, memenangkan kompetisi masak seperti MKR atau MasterChef dengan tema masakan Indonesia sangat sulit. Makanan tradisional Indonesia sering membutuhkan waktu masak lama dan akhirnya toh kurang disukai oleh juri. Di MasterChef 2015, Reynold Poernomo gagal sewaktu menyajikan rendang.

    “Tasia dan Gracia telah berhasil menemukan cara memasak dan menyajikan secara modern dan memecahkan masalah masalah diatas. Kegembiraan saya melihat keberhasilan mereka di MKR bukan hanya karena mereka orang Indonesia, tetapi juga karena mereka telah berhasil mempermodern cara masak dan menyajikan makanan Indonesia,” jelasnya.

    “Kemenangan mereka juga menunjukkan bahwa masakan Indonesia mampu mengungguli masakan Italia yang disajikan oleh lawan mereka, walau dua orang dari juri adalah chef Italia,” kata Santosa kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia, L. Sastra Wijaya.

    Sementara itu Hendrarto Darudoyo pemilik Restoran Dapur Indo di kawasan Clayton (Melbourne) mengatakan kemenangan Tasia dan Gracia akan membantu membuat masakan Indonesia lebih dikenal di Australia.

    “Selaku pebisnis bidang kuliner di Melbourne, kami menyambut baik kemenangan dua bersaudara Tasia dan Gracia pada ajang MKR. Bermodalkan hadiah besar yang mereka peroleh dari lomba masak tersebut, mereka diharapkan dapat mewujudkan keinginan untuk menjalankan restoran mereka sendiri sekaligus merintis usaha pembuatan saus di sini,” katanya.

    “Apabila terwujud, kehadiran restoran dan menu-menu khas mereka bakal menambah khazanah kulinari Indonesia di Australia, khususnya di Melbourne.” kata Hendrarto.

    Apakah Restoran Dapur Indo tidak khawatir tersaingi dengan restoran yang mungkin dibuat oleh Tasia dan Gracia?

    “Di sini masih kurang kompetisinya. Di sini restoran-restoran Indonesia letaknya relatif berjauhan, dan tidak saling bersaing.” kata Hendrarto.

    Novie Kurnia Handayani, seorang warga Indonesia lainnya di Adelaide mengatakan dia tidak menduga Tasia dan Gracia akan menjadi juara.

    “Komentar saya tentang kemenangan mereka sungguh di luar dugaan. Bahkan sampai masuk ke 5 besar dan grand final pun sudah sangat hebat.” kata Novie yang memiliki bisnis rantangan bernama Dapoerku Adelaide tersebut.

    Menurut Novie, Tasia dan Gracia sangat pintar memilih jenis masakan Indonesia yang akan dibikin meskipun tidak terlalu familiar di lidah orang-orang bule dan juri.

    “Bahan yang mereka gunakan seperti misalnya pandan, cabe, jeruk purut sekarang sudah bisa diterima oleh lidah bule, dan bukan bahan masakan yang asing lagi karena masakan Thailand dan Vietnam yang jauh populer pun menggunakan bahan-bahan tersebut. ”

    Menurut Novie yang sudah tujuh tahun tinggal di Adelaide tersebut, yang sangat dibanggakan mereka memasak denga cara Indonesia mulai bahan sampai dari segi rasa.

    “Saya yakin pasti sangat otentik sekali sekali. Bahkan level pedasnya pun tidak ada yang diganti semua dibuat seperti apa masakan indonesia itu.” kata Novie lagi.

    Dicontohkan oleh Novie ketika di awal lomba, Tasia dan Gracia masak otak-otak dan karena takut juri dan peserta lain tidak menyukai rasa ikan yang menyengat mereka merubah komposisi ikan.

    “Juri waktu itu bilang kalau memasak, memasaklah seperti apa masakan itu adanya jangan melihat siapa yang memakannya karena mereka yg harus menyesuaikannya. Pokoknya baru kali ini saya melihat kompetisi memasak di Australia yang benar-benar menampilkan keotentikan masakan Indonesia.” kata Novie lagi.

    Untuk kemenangan Tasia dan Gracia ini, Novie tentu saja menyambut gembira.

    “Untuk ke depannya saya yakin makin banyak yang akan penasaran seperti apa masakan indonesia itu bukan hanya nasi goreng, mie goreng dan sate. Pastinya bisnis makanan indonesia akan semakin berkembang karena dengan kemenangan mereka secara tidak langsung merupakan promosi memperkenalkan makanan indonesia ” kata Novie kepada ABC Australia Plus Indonesia.

    Sementara Ardi Pradana, seorang warga Indonesia yang tinggal di Sydney dan sering menulis hal-hal berkenaan dengan makanan untuk blognya All About Food mengatakan tidak mengikuti dengan seksama acara MKR 2016, namun ikut bangga dengan keberhasilan Tasia dan Gracia.

    “Biasanya sangat susah untuk masak masakan Indonesia dalam waktu yang singkat. Jadi, salut buat Tasia dan Gracia atas prestasi yang luar biasa ini! Setelah Reynold Poernomo yang tahun lalu berhasil masuk final di acara memasak yang lain, saya sangat berharap bahwa kemenangan mereka ini bisa lebih mengedepankan masakan Indonesia di dalam dunia kuliner Australia!” kata Ardi Pradana.

    Arni Ariani seorang warga Indonesia lainnya di Sydney mengatakan bahwa Tasia dan Gracia juga sudah membantu menyebarkan resep masakan Indonesia bagi khalayak lebih luas di Australia.

    “Saya jadi teringat ke masa kecil, nenek saya terbiasa memasak tanpa menggunakan ukuran yang jelas untuk rempah-rempah yang akan dicampurkan ke dalam masakan.”

    “Jadi, saya bisa membayangkan betapa sulitnya bagi Tasia dan Gracia untuk menyajikan masakan tradisional Indonesia, lengkap dengan manual memasaknya untuk acara “My Kitchen Rules”.” kata Ariani.

    “Menyaksikan mereka dalam acara ini adalah suatu perjalanan yang menyenangkan, terutama saat mereka saling berteriak satu sama lain dan panik pada saat waktu memasak hampir habis.”

    “Yang paling menegangkan adalah saat juri menilai masakan mereka, mengingat kedua bersaudara ini menyajikan masakan yang cukup pedas untuk ukuran orang Australia. Dengan kemenangan mereka, saya tidak sabar untuk menjadi pelanggan pertama restoran mereka di Melbourne.” kata Ariani lagi.

    “Selamat untuk kemenanganmu Tasia dan Gracia dan terima kasih telah mengangkat nama Indonesia di Australia.” []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here