ABC AUSTRALIA NETWORK
Briana Shepherd
Sebanyak 17 warga Australia telah mengikuti ujicoba metode baru pengobatan penyakit asma dengan cara yang disebut bronchial thermoplasty. Metode ini membuka saluran udara di paru-paru dengan memberinya panas.
Mirip operasi mata dengan menggunakan laser, operasi bronchial thermoplasty ini dilakukan dengan sedikit tindakan invasif terhadap pasien yang sedang dibius.
Hasil ujicoba terhadap ke-17 orang pasien tersebut akan diumumkan dalam pertemuan tahunan Thoracic Society of Australia and New Zealand di Perth, Selasa (05/04/2016).
David Fielding, Direktur Bronkologi pada Royal Brisbane and Women’s Hospital mengatakan enam orang di antara peserta ujicoba itu merupakan pasiennya.
“Saya telah melihat hasilnya cukup bagus. Dari ke-6 pasien saya, lima di antaranya sangat terbantu dengan metode baru ini,” jelas dr. Fielding.
“Seorang pasien misalnya mengaku dalam dua bulan terakhir tidak lagi menggunakan alat bantu Ventolin puffer padahal sebelumnya dia sangat kesulitan mengendalikan penyakit asmanya,” katanya.
Diperkirakan 2,3 juta orang Australia menderita asma, dan menurut dr. Fielding sekitar 5 hingga 10 persen penderita asma akut akan mendapatkan manfaat dari metode baru ini.
Metode bronchial thermoplasty pertama kalinya diizinkan penggunaannya di tahun 2010 dan sejak itu telah diujicobakan di berbagai negara.
“Saat pertama kali riset atas metode ini diterbtkan, desain metodenya ditujukan bagi pasien dengan tingkat penyakit moderat hingga akut,” jelas dr. Fielding.
“Kini kami semakin percaya diri bahwa kita bisa menerapkannya pada pasien palinmg akut, dan responnya sangat bagus,” katanya.
Dr Fielding mengatakan dengan metode baru ini berarti kini telah tersedia alternatif dalam pengobatan asma.
Martin Phillips, seorang dokter pada Sir Charles Gairdner Hospital, merupakan salah seorang yang terlibat sejak awal dalam riset metode bronchial thermoplasty.
“Riset yang rampung sekitar 6 tahun lalu tersebut telah membuahkan hasil bagi pasien,” jelasnya.
“Gejala penyakit mereka semakin berkurang, penggunaan obat juga berkurang, masuk rumahsakit semakin jarang, dan umumnya merasa kondisinya semakin membaik,” jelas dr. Phillips.
Kini belum banyak klinik di Australia yang menawarkan layanan metode baru ini. “Kami berharap semakin banyak klinik yang menyiapkan layanan metode pengobatan baru penyakit asma ini,” ujar dr. Fielding. []