More

    Sepak Bola Bisa Mengubah Anak Jalanan

    Antonius Dhimas. Foto : Fauzan
    Antonius Dhimas. Foto : Fauzan

    Membicarakan perubahan tanpa melakukan perubahan, merupakan hal yang sia-sia. Karena tak banyak orang yang mempercayainya. Hal ini dirasakan Antonius Dhimas, pemuda jalanan asal Yogyakarta.

    Keinginannya untuk mengangkat teman-temannya yang kurang beruntung di jalanan Yogyakarta, mendorongnya sekuat tenaga membela Indonesia dalam Street Soccer Homeless World Cup di Glasgow, Skotlandia. Pada ajang yang digelar dari tanggal 10 – 16 Juli 2016 tersebut, ia bersama Tim Nasional Indonesia berhasil menyabet juara 7 dari 52 negara.

    Sudah tiga kali Dhito panggilan akrab Antonius Dhimas ini mengikuti seleksi Tim Nasional Indonesia HWC, namun ia pun selalu gagal. Ia baru berhasil masuk seleksi Timnas HWC pada seleksi yang keempat pada tahun 2016 dan langsung mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional.

    - Advertisement -

    “Saya bangga terhadap Indonesia, karena orang yang dipandang ngga ada apa-apanya atau sampah, bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya di ajang internasional,” kata Dhito.

    Bagi Dhito, mengikuti Homeless World Cup 2016 bukan cuma penantian panjang selama empat tahun yang terwujud. Namun ia mendapatkan pengalaman yang mengesankan sepanjang hidupnya. Mulai dari pengalaman pertama kali naik pesawat, pertama kali ke luar negeri, dan pertama kali berkomunikasi dengan orang asing.

    “Di sana saya banyak sekali mendapat respek dari orang lain dan banyak mendapat sahabat terbaru,” ungkap Dhito.

    Menurut Dhito, membawa nama negara dalam ajang internasional adalah tanggung jawab yang besar. Namun itu semua bisa dijalani dengan baik, karena ia benar-benar menikmati proses dari mulai seleksi HWC oleh Rumah Cemara hingga pulang kembali ke Indonesia.

    Dhito merasa beruntung bisa membawa nama Indonesia di ajang internasional. Oleh karena itu, ia ingin orang banyak merasakan keberuntungan yang dirasakannya.

    Setelah pulang ke Yogyakarta, ia bermimpi ingin mau membuat klub sepak bola jalanan. Paling tidak, bisa berbagi pengalaman dan mengajak mereka bermain bola.

    “Saya pingin ngasih pengertian kalau bola adalah bahasa universal yang bisa mengubah mereka. Selama kita mau berubah dan engga menutup diri semuanya mungkin,” ungkap Dhito.

    Dhito, lahir di Magelang 25 tahun yang lalu. Ekonomi keluarga yang morat-marit, membuatnya tak banyak pilihan. Enam tahun lalu, ia memutuskan untuk hidup di jalanan Yogyakarta menjadi pengamen jalanan, pantonim, hingga badut.

    Dhito mengaku, ia juga sempat kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), namun setelah dua tahun, ia pun terpaksa untuk berhenti kuliah.

    “Banyak yang ngira saya ngga lanjut kuliah, karena ngga bisa bayar kuliah. Sebenarnya bayar kuliah bisa diusahin, karena satu semesternya cuma 700 ribu. Yang susah adalah keseharian saya, mulai dari makan hingga tempat tinggal,” katanya.

    Ia menjelaskan, mahasiswa olahraga itu memerlukan energi besar dan makanan yang cukup. Namun karena jarang makan, membuatnya tidak kuat ikut praktek olahraga. Sementara 70 persen kuliah adalah praktek.

    “Kalau datang ngga olahraga, ngga akan diabsen. Akhirnya sambil nyari penghasilan, saya kuliah pagi dan malemnya cari penghasilan buat makan. Tapi akhirnya sama juga, malam kecapean, pagi ngga kuat juga,” terang anak pertama dari tiga bersaudara ini.

    Apalagi Dhito tak mempunyai tempat tinggal alias tempat istirahat. Setelah menjalankan kedua aktivitas tersebut, ia juga masih harus berpikir soal tempat tidur.

    “Dan itu yang membuat nilai saya ngga kaluar. Kuliah saya tidak bisa dipertahanin. Akhirnya saya memutuskan mengorbankan kuliah,” jelas Dhito.

    Sebenarnya Dhito merasa bersalah karena berhenti kuliah. Namun baginya tidak baik menyesali kegagalan. Apalagi sekarang, berkat kenalannya ia bisa bekerja di stasiun televisi swasta di Yogyakarta sejak enam bulan lalu. Dan tentunya sudah bisa menyewa kamar kosan sendiri.

    “Namun kalau masih ada kesempatan saya mau kuliah lagi. Saya tertarik jurusan Sosiologi,” ungkapnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here