More

    Tarian Api dan Kecak Meriahkan HUT Kemerdekaan RI di Perth

    AUSTRALIA PLUS INDONESIA
    Novi Wilkinson

    Masyarakat Indonesia di Australia Barat merayakan 71 Tahun Kemerdekaan Indonesia dengan menampilkan Tarian Api dan Kecak. Tarian tersebut ditampilkan dalam pagelaran akbar KREASI (Kuliner, Etnik, dan Seni) Indonesia 2016, yang diadakan pada hari Sabtu (13/08/2016) di Curtin Stadium di Perth.

    Tari Api di Perth FOTO : SANTI INDRIYANI
    Tari Api di Perth FOTO : SANTI INDRIYANI

    Acara KREASI Indonesia bertujuan untuk mempromosikan budaya dan kuliner nusantara. Seperti tahun lalu, acara KREASI Indonesia dipenuhi oleh pengunjung baik warga negara Indonesia, warga Australia maupun warga asing lainnya.

    - Advertisement -

    Pengunjung yang hadir diperkirakan mencapai 5000 orang diantaranya anggota parlemen, pejabat pemerintah, perkumpulan guru-guru Bahasa Indonesia di Western Australia, sekolah-sekolah yang mengajarkan Bahasa Indonesia, serta organisasi laiinnya di Western Australia dan korp konsuler serta warga Indonesia di Australia Barat.

    Selain Masyarakat Indonesia di Australia Barat, komunitas gamelan dari Warga Australia yang dibina KJRI juga ikut berpartisipasi dalam pertunjukan kesenian. Acara KREASI Indonesia 2016 yang bertema “Unity in Diversity” ini dibuka secara resmi oleh Konjen RI Perth, Ade Padmo Sarwono melalui pemukulan gong.

    Dalam sambutan pembukaan pada KREASI Indonesia Konjen RI menyampaikan apresiasi kepada organisasi masyarakat Indonesia di Australia Barat yang telah bersama-sama berkontribusi bagi pelaksanaan KREASI Indonesia. Konjen RI mengharapkan agar KREASI Indonesia dapat memperkuat hubungan antara masyarakat Indonesia dan Australia.

    Acara KREASI Indonesia yang berlangsung selama 7 jam nonstop ini sangat dinikmati pengunjung yang terus memenuhi Curtin Stadium. Demikian juga untuk stall makanan yang terletak di luar stadium, banyak diminati oleh pengunjung. Antrian yang panjang terlihat disetiap stall.

    Acara KREASI Indonesia ini didukung oleh lebih dari 300 artis dan berdurasi selama 7 jam yang dibagi dalam tiga sesi.

    Sesi pertama berupa Konser Indonesia in Diversity yang berlangsung pada pukul 11 pagi – 13.30 siang. Paduan suara menyanyikan lagu-lagu kemerdekaan dan tarian kolosal dari Sabang sampai Merauke mengisi sesi ini.

    Sesi ini juga diisi penampilan group band yang membawakan lagu-lagu dandut untuk menghibur pengunjung. Tak ketinggalan pula penampilan Group Band Bink Vho yang khusus didatangkan dari Aceh mengisi panggung KREASI dengan lagu-lagu khas Aceh.

    Sesi ke dua adalah Festival Indonesia yang dimulai pukul 1.30-05.00 siang. Sesi ini didesain Iebih interaktif. Pengunjung diajak untuk bernyanyi dan menari bersama dengan artis-artis pendukung KREASI Indonesia.

    Tari Kecak. FOTO : SANTI INDRIYANI
    Tari Kecak. FOTO : SANTI INDRIYANI

    Bentuk performance yang disajikan diantaranya adalah vokal grup anak-anak serta penampilan biola dan gitar anak yang dikemas untuk menggambarkan semangat dan kreatifitas anak Indonesia.

    Sesi ini menampilkan artis Ibu Kota Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen yang berkisah tentang perjalanan berkeliling Papua selama 80 hari memulai pemutaran Film documenter Uncover Papua.

    Film ini mengangkat hal-hal positif yang ada di Papua dan Papua Barat tentang lingkungan, pendidikan, sosial, keindahan alam dan budaya penduduk Papua.

    Sebagai puncak sesi ini, band Papua Pacenogei memeriahkan suasana dengan menyanyikan lagu-lagu yang menjadi hit mereka seperti Su Tralu Lama dan mengajak penonton untuk menari tarian khas Papua Yospan.

    Para mahasiswa dan pelajar asal Papua yang hadir bernostalgia mengikuti tarian Yospan dan lagu-lagu khas Papua.

    Sesi terakhir dilaksanakan di luar stadium menampilkan permainan angklung oleh Dharma Wanita Persatuan KJRI Perth yang turut mengajak para pengunjung memainkan angklung bersama-sama. Sesi ini juga diisi dengan penampilan Tari Kecak oleh komunitas Bali dan ditutup dengan penampilan memukau Tarian Api yang dibawakan oleh grup Jatayu Production.

    Tarian Api ini sangat spektakuler. Menurut Nona Lawoliyo, pemimpin group Jatayu Production Tarian Api itu melambangkan persatuan dan kekuatan jiwa yang ada dalam diri masing-masing. Kekuatan ini dituangkan dalam penyajian tarian Api. Tidak tanggung-tanggung, para penari Tarian Api ini didatangkan langsung dari Bali dan Gold Coast.

    Selain on-stage performance, KREASI Indonesia juga menyajikan 45 booth yang menjual bermacam makanan, batik dan pernak-pernik khas Indonesia. Lebih dari 100 variasi makanan dan pernak-pernik dijual pada acara KREASI Indonesia seperti masakan Sunda, Makasar, Palembang, Padang, Bali, dan daerah lainya.

    Dengan demikian para pengunjung dapat menikmati acara dan sekaligus melakukan wisata kuliner Indonesia.

    Banyak di antara pengunjung yang hadir sangat terkesan dan menyampaikan kekagumannya dengan penyelenggaraan KREASI Indonesia yang dinilai sebagai acara promosi budaya Indonesia terbesar sepanjang sejarah Australia Barat.

    Casey Dixon mengatakan dia senang melihat sebuah perayaan besar mengenai Indonesia di Perth. “Ini menunjukkan kebhinekaan dari sebuah negara multibudaya. Ada banyak pertunjukkan budaya dari berbagai daerah, dan juga makanan yang beraneka ragam seperti sate dan babi guling. Ditambah dengan cuaca cerah, ini adalah pengalaman menyenangkan bagi seluruh keluarga.” kata Dixon.

    Ros Roberts, seorang warganegara Indonesia yang sudah tinggal di Perth selama 15 tahun mengatakan “Suami saya suka. Acaranya bagus banget. Seru. Alenia Journey Uncover Papua 2 betul betul sangat mengesankan. Orang-orang Bule saya lihat sangat suka. Group Band PACENOGEI membuat suasana meriah. Selain itu juga jual CD PACENOGEI, lagunya enak-enak buat membantu dana kesehatan di Papua. Kasetnya laris manis. Tahun dulu tidak sebagus sekarang acaranya.” []

    *Novi Wilkinson adalah warga asal Indonesia yang sekarang menetap di Perth Australia Barat.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here