Periklanan merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi. Sebagai sebuah alat promosi, iklan tidak hanya mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi, tetapi juga banyak disinyalir telah berperan sebagai penyalur ideologi. Ideologi apa yang sebenarnya disebarkan iklan, tentu setiap orang memiliki dugaan yang berbeda-beda. Namun, jika ditinjau dari sejarah kemunculannya, iklan tidak lepas dari berbagai kepentingan ekonomi politik yang rel nya bergerak sejalan dengan perkembangan kapitalisme. Di Abad 17, negara-negara di Eropa memainkan peran yang sangat besar dalam berbagai kemajuan ekonomi. Penciptaan alat-alat produksi, perdangan jarak jauh, juga lahirnya semangat liberalisme menjadi faktor yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dengan kemunculan periklanan. Nyatanya di Amerika pun, periklanan digadang-gadang menjadi mesin penggerak perekonomian setelah negeri itu dilanda depresi ekonomi sekitar tahun 1930an.
Kini, periklanan tidak hanya berputar di lingkarang ekonomi semata, iklan bertransformasi menjadi sumber inspirasi dari gaya hidup, tren, kebiasaan, serta cara pandang yang pada akhirnya kepentingan awal (ekonomi politik) dari periklanan tersamarkan. Pada faktanya, kepentingan ekonomi politik itu seringkali tidak disadari bahkan absen dari mata masyarakat manakala sudah dihadapkan pada aspek-aspek lain di luar kepentingan ekonomi politik itu sendiri. Ketika iklan menyapa setiap detik, ketika iklan dikemas dengan tampilan menarik, orang menjadi alfa dengan apa yang mereka lihat. Sebagian dari mereka lebih ingat dengan bonus-bonus menarik yang ditawakan iklan, dengan hadiah-hadiah yang memanjakan hati, atau dengan seperangkat alat bujuk rayu lainnya. Pada saat itu kepentingan ekonomi politik di dalam iklan terlupakan.
Buku ini dirancang untuk memberikan pemahaman kepada siapapun yang membacanya agar tetap sadar bahwa periklanan pada kenyataannya memboncengi setiap kepentingan ekonomi politik yang tumbuh di dalam masyarakat kapitalistik. Pertautan kepentingan antara bisnis, budaya, konsumsi, media massa atau penyebaran ideologi menjadi tema yang akan dibicarakan di dalamnya. Dengan beranjak dari gagasan ekonomi politik yang disampaikan beberapa tokoh, buku ini memberi gambaran tentang bagaimana iklan bekerja dan mendominasi masyarakat saat ini.
Buku ini dibagi dalam dua bagian. Pembagian tersebut dilakukan agar pembaca dapat memahami periklanan dari sudut pandang ekonomi politik secara sistematis. Bagian pertama terdiri dari 5 bab, yang secara garis besar berisi tentang sejarah periklaan, kepentingan konglomerasi, strategi iklan, jenis-jenis iklan, serta transformasi di dalam iklan. Sedangkan bagian kedua terdiri dari 4 bab, dimana pembaca akan dibawa pada tema ekonomi politik, rasionalistas modern periklanan, tubuh sebagai alat periklanan, dan industrialisme periklanan.
Bab Pertama berbicara mengenai sejarah periklanan, berisi tentang bagaimana iklan muncul dalam kehidupan masyarkat dengan mengambil contoh di beberapa negara, diantaranya Inggris, Perancis, Amerika, dan Indonesia. Kemudian pembahasan dilanjut pada Bab Kedua mengenai persoalan segitiga konglomerasi, yakni tentang ‘trias ekonomika’ yang tumbuh berkembang di zaman komunikasi dan informasi. Ketiga sektor bisnis ini (korporasi, agen periklanan, dan media massa) memberikan nuansa baru dalam masyarakat kapitalis kontemporer dengan teknologi komunikasi dan informasi sebagai faktor utamanya. Bab Ketiga akan memaparkan tentang jenis-jenis periklanan dengan berbagai variasi ragam media, isi pesan serta sasaran konsumen, Bab Keempat menelaah tentang bagaimana periklanan berkerja untuk mencapai tujuan utamanya, dan Bab Kelima berbicara tentang transforamsi yang terjadi dalam kehidupan sosial yang memberikan angin segar bagi praktek periklanan.
Pada Bagian Kedua dalam buku ini, saya berupaya untuk memberikan ‘tafsir ekonomi politik’ terhadap iklan-iklan di berbagai media massa yang erat kaitannya dengan ideologi kapitalisme. Dimulai dengan memaparkan gagasan kritik ekonomi politik pada Bab Enam dari beberapa tokoh seperti Karl Marx, Horkheimer & Adorno, Guy Debord, serta Vincent Mosco. Kemudian Bab Tujuh akan menguraikan pembahasan tentang rasionalitas modern, dengan fokus utama mengenai perkembangan sains sebagai faktor pendorong perubahan pola pikir masyarakat, serta fakta-fakta ilmiah yang muncul dalam periklanan. Bab Delapan berbicara mengenai tubuh sebagai sebuah inspirasi bagi berbagai komoditi dan strategi dalam periklanan, serta Bab Sembilan berbicara tentang keterkaitan antara kebugaran dengan industrialisme dalam wadah periklanan. Akhirnya seluruh bab dalam buku ini ditutup dengan uraian mengenai upaya pengaplikasian ekonomi politik dalam bidang ilmu komunikasi dengan harapan akan muncul wacana-wacana lain dalam ilmu komunikasi melalui perspektif ekonomi politik.
Paparan yang disajikan dalam buku Periklanan; Perspektif Ekonomi Politik ini cocok untuk kajian-kajian periklanan, analisis kritis periklanan, serta studi media yang berkaitan dengan praktek periklanana. Bukan hanya dari kalangan ilmu komunikasi yang bisa memanfaatkan buku tersebut, praktisi periklanan, pemerhati periklanan, bahkan orang umum dapat memperkaya informasi melalui buku ini mengenai periklanan.
Biografi Penulis
Yadi Supriadi, lahir di Bandung 20 Maret 1983. Menyelesaikan kuliah sarjana Ilmu Komunikasi tahun 2006 di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung khususnya dalam bidang Jurnalistik. Kemudian menyelesaikan Magister Filsafat di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2010, dan menyelesaikan studi Magister Komunikasi di Universitas Padjadjaran tahun 2015. Saat ini beraktifitas sebagai dosen Jurnalistik dan Sekretaris Bidang Kajian Jurnalistik Fikom Unisba (2016-2020). Penulis juga aktif sebagai penulis artikel di harian umum Pikiran Rakyat, Republika, dan Koran Sindo Jabar.
Latar Belakang Menulis Buku
Pada tahun 2009 di Yogyakarta, penulis bergabung dengan club diskusi yang bermarkas di kantor Penerbit Kanisius. Club diskusi itu bernama Institute For Multiculturalism & Pluralism Studies (Impulse) dengan aktivitas diskusi rutin setiap minggu. Penulis pernah membawakan sebuah artikel tentang analisis wacana kritis dengan judul “tubuh dalam periklanan” di club tersebut, hanya 30 halaman. Setelah diskusi itu selesai, penulis berpikir daripada mengendap di laptop dan selesai begitu saja, akhirnya ide untuk dilanjutkan dalam penulisan bentuk buku akhirnya muncul. Bahan dikumpulkan untuk melengkapi dan memperkaya tema, dan akhirnya jadilah buku tersebut dengan judul Periklanan; Perspektif Ekonomi Politik.
Saat ini penulis juga sedang menyelesaikan buku kedua dengan judul Komunikasi Politik. Menulis menjadi aktivitas menyenangkan karena kita bisa berbagi informasi dan ilmu kepada orang banyak apa lagi kalua tulisannya berbentuk buku. Aktivitas menulis sudah lama dilakukan sejak penulis di bangku mahasiswa dan aktif di Pers Suara Mahasiswa Unisba.
Informasi Buku
Judul : Periklanan Perspektif Ekonomi Politik
ISBN : 9786027973053
Penerbit : Simbiosa Rekatama Media
Terbit : Oktober – 2013
Halaman : 166 halaman
Kategori : Komunikasi