More

    Penangkapan Aktivis HMI Lebih Kedepankan Arogansi Kekuasaan

    Ilustrasi : Foto : Fauzan
    Ilustrasi : Foto : Fauzan

    JAKARTA, KabarKampus – Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti penangkapan aktivis HMI oleh aparat kepolisian pasca demo 4 November 2016. Mereka menilai cara-cara yang digunakan oleh aparat kepolisian dalam menangkap aktivis HMI tersebut lebih mengedepankan arogansi kekuasaan.

    “Jajaran kepolisian jangan memunculkan kegaduhan baru, dengan cara menangkapi aktivis HMI pasca demo 411,” kata Neta S. Pane, Ketua Presidium IPW dalam keterangan persnya, Selasa, (08/11/2016).

    Menurutnya, demonstraksi yang digelar aktivis HMI bersama para ustad, habib, ulama, dan ratusan ribu umat Islam lainnya, karena Polri dinilai lamban dalam memproses kasus Ahok. Ketika aktivis mahasiswa berdemo dan terjadi benturan, kenapa mereka yang cenderung dikriminalisasi dan langsung ditangkap.

    - Advertisement -

    “Sementara sumber masalahnya, Ahok yang dituduh menistakan agama cenderung dipolemikkan Polri dan kepolisian tidak main tangkap dalam kasus Ahok,” ungkap Neta.

    Neta menjelaskan, semula, dalam menangani kasus demo 411,  Polri sudah bekerja profesional, proporsional, dan elegan. Namun pasca aksi tersebut, Polri jsutru mempetontonkan arogansi,main tangkap dan jemput paksa.

    “Kenapa Polri cenderung menggunakan cara cara Orde Baru dalam menghadapi aktivis mahasiswa. Polri harusnya menyadari bahwa peran mahasiswa dan aktivis sangat besar dalam menumbangkan kekuasaan Orde Baru hingga nasib Polri bisa seperti sekarang ini,” jelasnya.

    Jika Polri benar-benar bekerja professional, kata Neta tentu tidak ada diskriminasi. Polri tidak hanya cepat dalam menangkap aktivis HMI, namun juga cepat dalam menangani kasus Ahok. Selain itu Polri juga harus mengusut rekaman video yang beredar di masyarakat dimana ada pejabat Polri yang memprovokasi massa ormas keagamaan untuk menyerang aktivis HMI.

    “Tapi kenapa video ini tidak diusut dan malah aktivis HMI yang dikriminalisasi,” ungkapnya.

    IPW berharap jajaran Polri bekerja profesional dan proporsional serta tidak mengedepankan arogansi, sehingga tidak akan menimbulkan kegaduhan baru. Jika mengedepankan arogansi, dengan cara menangkapi aktivis HMI, Polri bisa dituding tidak independen dan cenderung mengalihkan perhatian publik dari kasus Ahok. Dampaknya, bukan mustahil akan muncul masalah baru, yakni mahasiswa dan aktivis akan melakukan aksi demo untuk mengecam Polri, yang ujung ujungnya bisa membenturkan polisi dengan mahasiswa, yang merusak citra Polri.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here