More

    Menembus Perbedaan Ala Tito Karnavian

    Kapolri Komjen Tito Karnavian. Foto : Fauzan

    Sebelum menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Komjen. Pol. Tito Karnavian, M.A., Ph.D pernah menjabat sebagai Kapolda Papua selama dua tahun yaitu dari tahun 2012 hingga 2014. Jabatan tersebut menjadikannya sebagai Kapolda pertama yang beragama muslim di Papua.

    Bagi Tito, sebagai Kapolda beragama muslim pertama, bukanlah hal yang mudah. Karena hampir 70 persen warga di Papua adalah Nasrani dan ketika masuk ke Papua, ia menghadapi resistensi yang sangat tinggi.

    Namun lulusan Akpol terbaik tahun 1987 ini berhasil melaluinya. Ia mengatasinya dengan membangun hubungan personal dengan semua elemen di Papua, baik suku dan agama.

    - Advertisement -

    Pria yang mengambil gelar Ph.D di NTU Singapura ini mengatakan, ketika menjadi Kapolda di Papua yang mayoritas warganya adalah nasrani, ia membuka hubungan dengan tokoh-tokoh gereja. Diantaranya adalah dengan mendatangi rumah mereka dan ketika ada yang sakit sakit, ia juga tak segan membawakan bunga.

    Tak hanya itu Tito juga datang ke gereja pada hari minggu. Bukan untuk  beribadah, namun minta kesempatan bicara mulai dari bicara tentang keamanan, tentang kemajuan Papua, dan persoalan Papua setelah ibadah selesai dilakukan.

    “Makin lama makin cair. Sehingga mereka bilang, ini Kapoldanya lebih dekat dengan kita dibandingkan dengan yang dulu,” kata Tito menjawab pertanyaan mahasiswa tentang pemimpin minoritas dalam kuliah umum di Kampus ITB Bandung, Rabu, (08/03/2017)

    Bahkan, pria kelahiran Palembang, 26 Oktober 1964 ini mengaku diuntungkan dengan statusnya yang beragama muslim. Ketika harus mendamaikan dua gereja yang berkonflik, ia tidak dianggap pastisan salah satu gereja dan aman mendamaikan keduanya.

    “Kalau mereka konflik, saya cepat datang dan menyelesaikannya,” ungkap Tito menambahkan.

    Bagi Tito membangun hubungan personal itu penting. Ia yakin, cara itulah yang bisa menembus norma kesukuan dan keagamaan.

    “Bila orangnya baik, bisa berhubungan ke semua orang, silaturahminya bagus, baik dan tulus membantu menyelesaikan persoalan, saya kira orang akan senang, tanpa melihat latar belakang suku dan agamanya apa,” kata Tito yang juga pernah menjabat Kapolda Metro Jaya dan BNPT ini.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here