More

    Belajar Objektif Tentang Orde Baru

    Penulis: Bimantoro Kushari*

    “Each nation deserve each government”

    Begitulah kira kira, menurut Prof. Salim Said, Guru Besar Universitas Pertahanan Indonesia.

    Bimantoro Kushari.

    Kita sebagai manusia mempunyai kecenderungan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah. Seperti meme yang berisi “piye? penak jamanku toh?”. Meme yang banyak beredar ini seolah ingin menunjukkan bahwa kehidupan ekonomi dan sosial di era Orde Baru sangat stabil. Tidak banyak chaos seperti sekarang.

    - Advertisement -

    Penak jamanku toh

    Saya mencoba membaca buku buku atau melihat diskusi diskusi yang membahas tentang perbedaan rezim orde baru (sebelum 1998) dan pemerintahan pemerintahan di era reformasi (setelah 1998). Bagai sebuah brand, terdapat branding yang kuat terhadap rezim Presiden Soeharto, Orde Baru, yaitu, Otoriter dan Penculikan aktivis.

    Sangat dimaklumi mengapa branding yang melekat sangat negatif. Hal itu karena memang menjelang akhir pemerintahannya, Presiden Soeharto selaku pemegang kendali negara, banyak mendapatkan tekanan yaitu politik dan ekonomi. Tekanan politik yaitu banyaknya demontrasi yang menginginkan Presiden Suharto Mundur dan Ekonomoi yaitu anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap dollar pada masa itu.

    Mungkin kalau Pak Harto turun dari takhtanya sebelum kondisi klimaks (1998), cerita akan berbeda.

    Emha Ainun Najib atau biasa dipanggil Cak Nun mengatakan, generasi muda zaman sekarang harus mempu terlepas dari fanatisme, contohnya tidak pro Soekarno sampai mati, tidak pro Soeharto sampai mati, juga tidak pro Gus Dur sampai mati. Setiap tokoh dan rezimnya harus dinilai dengan seobjektif mungkin.

    That means you should cover something from whole side.

    Memegenerator.net

    Saya kembali ke teori awal dari Prof. Salim Said, setiap bangsa pantas mendapat pemerintahan yang menyesuaikan dengan tingkat peradaban dan pendidikan bangsa tersebut. Dalam artian, bahwa sistem sentralistik ala Presiden Soeharto di masa orde baru adalah sistem yang pas untuk mengelola sebuah bangsa yang secara pendidikan dan ekonomi tidaklah dalam kondisi yang bagus.

    Teringat cerita dari kakek saya yang merupakan seorang tentara. Di era Pak Harto, semuanya dapat diprediksi. Pembangunan infrastruktur terprediksi, kemajuan ekonomi terprediksi, dan itulah yang mengakibatkan hidup menjadi lebih stabil.

    Sebagai Presiden, Pak Harto memegang kendali penuh atas politik, militer, opini publik, dan ekonomi. Sentralistik! Apa manfaat dari sistem sentralistik?

    Konflik kepentingan dapat diminimalisir, karena komando yang kuat oleh pemerintah. Bayangkan jika dalam suatu negara terlalu banyak konflik kepentingan baik politik dan ekonomi yang bertarung satu sama lain, yang menjadi korban adalah kehidupan rakyat. Percepatan pembangun hanya akan menjadi utopia, karena regulasi akan terus menerus menjadi bahasan debat, bukan menjadi harapan rakyat.

    Pak Harto dan Bu Tien

    Mari kita belajar untuk selalu melihat dari berbagai sisi. Bahwa pada hukumnya, setiap sistem pemerintahan tidak akan pernah sempurna. Selalu akan ada yang kecewa karena pilihan-pilihan yang berbeda. Dalam hal ini Pak Harto memperlihatkan kepada sejarah bahwa ia memilih percepatan pembangunan dengan sistem sentralistik, dan akan selalu ada yang dikorbankan untuk itu.[]

    *President BEM FEB Tel-U 2014,

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here