More

    IBC, Produsen Alat Musik Bambu Asal Cimahi Curi Perhatian Publik Malaysia

    Alat musik terbuat dari bambu tidak hanya angklung. Ini dibuktikan Indonesia Bamboo Community (IBC), komunitas dan produsen alat musik bambu asal Cimahi, Jawa Barat, yang memproduksi beragam alat musik dengan bahan utama bambu.

    D’bamboo Essential memainkan alat music bamboo yang dibuat oleh Indonesia Bamboo Community. FOTO : IBC

    IBC memproduksi alat musik modern seperti gitar, bas, drum, perkusi, hingga alat musik tradisional seperti seruling dan angklung. Semua itu berbahan dasar bambu.

    Beragam alat musik bambu dipamerkan dalam acara Serawak Timber Smes Expo 2017‎, Sarawak, Malaysia, Kamis (18/05/2017) sampai Minggu (21/5/2017). Pameran tepatnya dilakukan di Borneo Convention Centre Kuching. Lewat pameran itu, IBC menunjukkan pada dunia bahwa alat musik bambu dari Indonesia bukan hanya angklung yang memang sudah mendunia hingga diakui Unesco.

    - Advertisement -

    “Kami ingin memberikan penampilan terbaik di acara ini. Kami ingin menduniakan bambu,” ujar Adang Muhidin, pendiri yang juga Ketua IBC, melalui siaran pers yang diterima KabarKampus.com beberapa waktu lalu.

    Tak sekedar pameran, IBC juga membawa kelompok musik binaannya yaitu D’bamboo Essential. Grup musik ini diperkuat sembilan personel yang kebanyakan masih mahasiswa di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

    D’bamboo Essential terdiri dari tujuh personel yang memainkan alat musik bambu buatan IBC, dan dua orang lagi penari perempuan. Di Serawak Timber Smes Expo 2017‎, mereka menyajikan konser musik bambu. Konser ini menegaskan bahwa orang Indonesia pandai membikin alat musik bambu sekaligus piawai memainkannya.

    Adang Muhidin mengatakan, di acara tersebut pihaknya membawa seluruh alat musik andalan IBC, juga produk paling terbaru, yaitu kahon. Kahon merupakan perkusi berbentuk kotak yang dimainkan dengan cara ditepuk sisi-sisinya, bisa juga dipukul dengan stik. Kahon umumnya dibuat dari kayu lapis dengan ketebalan antara 1,3 hingga 1,9 centimeter.

    Namun kahon versi IBC seluruhnya terbuat dari bambu. “Ini inovasi kami yang berbeda dengan kahon umumnya,” tutur Adang.
    Proses membuat kahon bambu tidaklah mudah, waktu yang diperlukan sekira dua sampai tiga minggu karena harus melewati proses laminasi agar meraih hasil maksimal.

    Di Serawak Timber Smes Expo 2017, untuk pertama kalinya kahon bambu diperkenalkan di hadapan publik Malaysia. Adang Muhidin berharap, kahon bambu asal Indonesia bisa mendunia seperti angklung.

    Bagi IBC, tampil di depan publik luar negeri bukan kali ini saja. Dikutip dari Times Indonesia, sebelumnya IBC sudah keliling Jepang, Pilipina, India, Taiwan untuk memperkenalakan alat musik bambu. Pada Agustus 2016, IBC punya agenda tour Eropa.

    Dalam catatan perjalanan berkarya, Adang Muhidin pertama kali memperkenalkan gitar bambu hasil eksperimennya pada 2011 melalui YouTube. Ia kemudian diminta tampil di acara jazz bergengsi, Java Jazz Festival (JJF) 2012 di Jakarta.

    Sejak itu, produk bambu IBC terus berkembang, mulai contra bass, cello, biola, clarinet, perkusi, terompet, kecapi, saxophone. Kini, semua alat musik bambu produk IBC sudah dipasarkan ke berbagai negara, antara lain Amerika, Australia dan Eropa.
    Sebagai gambaran, harga gitar sekira Rp.6 juta. Namun, kata Adang, produk-produk IBC sejauh ini lebih mendapat respons positif di luar negeri daripada di negeri sendiri.

    “Kita sudah punya pasar di luar negeri,” ujarnya, seraya berharap bisa mendapat dukungan serupa dari pasar dalam negeri. Agak ironis jika produk nasional ini justru lebih dihargai orang-orang luar negeri.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here