James Dunlevie – AUSTRALIA PLUS
Seorang pelajar asal Tasmania Oliver O’Halloran (17 tahun) memang masih memegang Surat Izin Mengemudi (SIM) Pemula untuk mengendarai mobil. Tapi dia akan mencatatkan diri sebagai pilot termuda di Australia yang menerbangkan pesawat mengelilingi benua tersebut seorang diri.
Hari Minggu (14/5) Oliver yang mengenakan jaket almamater sekolahnya St Virgil’s College bermotto ‘by deeds, not words’ menerbangkan pesawat Cessna 172 dalam upaya pertamanya mencatatkan rekor sebagai pilot termuda yang terbang mengelilingi Australia tanpa pendampingan.
Terinspirasi oleh Ryan Campbell, yang pada usia 19 tahun menjadi orang termuda yang terbang mengelilingi dunia sendirian, Oliver atau Ollie mengatakan dirinya cukup dewasa untuk mendapatkan SIM L (SIM bagi mereka yang baru pertama kali belajar mengendarai mobil dan baru lulus teori).
“Saya sebenarnya bisa mendapatkan SIM L, tapi belum saya lakukan karena seluruh aturan ini. Tapi saya sebenarnya merasa lebih nyaman menerbangkan pesawat,” katanya kepada ABC News.
Rencana Oliver menjalani misinya selama 20 hari meliputi lepas landas dari Hobart, berhenti di Launceston, Merimbula, Coffs Harbour, Gold Coast, Rockhampton, Cairns, Normanton, Darwin, Broome, Karratha/Port Hedland, Geraldton, Jandakot, Esperance, Ceduna, Parafield, Devonport, sebelum mendarat kembali di bandara Cambridge Hobart. Total jarak yang harus ditempuhnya 15.000 kilometer.
Tampak keluarga dan kerabat yang mengantarkan Oliver di bandara Cambridge Hobart, termasuk Sarah, ibunya.
Sarah memandang anak laki-lakinya terbang menjauh dengan pesawat kecil sendirian dan mengaku hal ini bukanlah Hari Ibu yang ideal baginya. Kebetulan Minggu 14 Mei merupakan Hari Ibu di Australia.
“Ketika dia masih muda, dia selalu bercita-cita menjadi pilot,” katanya.
Ayah Michael mengaku “berkaca-kaca” dan gugup memikirkan apa yang akan terjadi.
“Hal semaca ini adalah hal yang tidak diketahui, bukan semata soal apa yang bisa dilakukan Ollie tapi persoalan alam dan masalah teknis,” katanya.
Penggalangan dana publik
Sebagaimana cara melakukan banyak hal belakangan ini, Oliver juga berhasil mendapatkan uang untuk misinya melalui penggalangan dana publik. Dia juga dibantu sponsor yang sebagai imbalannya meminta ruang yang cukup besar di badan pesawat Cessna yang diterbangkannya.
Upaya perjalanan mengelilingi Australia dengan pesawat terbang ini, yang diberi nama Solo17, akan diunggah ke media sosial oleh Sebastian yang berusia 18 tahun, yang bertanggung jawab atas logo, situs dan gambar-gambar yang diambil saudara laki-lakinya dalam misi tersebut.
“Menyenangkan sebagai kakak laki-lakinya, mampu mendampingi dia selama misi ini berlangsung,” ungkap Sebastian.
“Saya sudah pernah diajak terbang sekali sebelumnya. Gagasan yang pada dasarnya cukup aneh,” katanya.
Ketika diwawancara oleh televisi sebelum memulai misi penerbangannya, Oliver dengan hati-hati menutupi logo pabrik pembuat peralatan elektronik.
“Mereka tidak mau membantu,” papar Oliver saat dia mengubah posisi sambil menutupi logo tersebut ketika diambil gambarnya.
Oliver berencana meluangkan waktu sesaat dari balik kemudi pesawat untuk berbicara ke sekolah-sekolah di tempat yang didatanginya.
“Saya ingin bicara kepada mereka mengenai upaya menggapai impian,” katanya.
“Itulah gagasan utama di balik misi penerbangan ini, catatan rekor baru hanya bonus saja,” ungkapnya lagi.
“Penerbangan ini menunjukan tidak ada mimpi yang tidak mungkin, kita dapat mengupayakannya dan meraih apapun yang diangan-angankan,” tuturnya.
Adik Oliver bernama Gus (7 tahun) ikut hadir mengantar kakaknya. Ketika ditanya apakah yang dia sampaikan kepada kakaknya saat hendak terbang, Gus seakan merangkum harapan semua orang yang hadir di situ.
“Saya berharap kamu tidak jatuh,” kata Gus kepada sang kakak.[]