Penulis : Dedi Setiadi
Lahirnya Indonesia, bukanlah tanpa spirit dan perjuangan, bukan juga dibeli dengan transaksi politis, melainkan karena perjuangan hebat kaum muda progresif. Mereka yang terus berfikir tentang perjuangan, kemenangan, dan gagasan positif sebuah kemerdekaan.
Berkat pemuda, Indonesia lahir dan menjadi satu-satunya negara yang merdeka pasca perang dunia ke II. Lahirnya Indonesia lengkap beserta ideologinya, yaitu Pancasila dan preambule UUD 1945 serta bersama harapan besar secara kolektif rakyat Indonesia dari segala penjuru dalam bingkai NKRI.
Mahakarya pemuda Indonesia memiliki track record yang sangat baik. Mulai masa pejuang kemerdekaan 1908, 1928, 1945, masa perjuangan orde lama, peristiwa Malari, aksi protes NKK/BKK, dan tumbangnya rezim eyang Soeharto. Semuanya mengisi lembaran sejarah dari gerakan pemuda Indonesia.
Kemudian untaian sejarah memanjang seiring berjalannya waktu, merajut bangsa menjadi bangsa yang besar. Proses panjang tersebut dilakukan hingga kebebasan bisa diteriakkan.
Kaum muda atau kaum muda terpelajar yang akrab disebut mahasiswa menjadi potensi besar bagi sebuah bangsa. Sosiolog terkenal Max Weber mengatakan, perubahan adalah ideas atau pandangan. Tesis utama dari weberianisme adalah pengakuan terhadap peranan besar ideologi sebagai variabel independen bagi perkembangan suatu komunitas.
Dengan basis massa dan berangkat dari disiplin ilmu yang beragam serta penyamaan frame dalam sebuah ideologi mampu melahirkan energi sebagai penunjang gerakan kolektif dari mahasiswa untuk menjaga stabilitas bangsa.
Tugas Mahasiswa
Tahukah kalian, kampus yang baru kalian injak tanahnya, yang kalian hirup udaranya, yang kalian sentuh bangunannya, yang kalian lihat kemegahannya, bisa jadi semata mimpi fantasi belaka. Luasnya tanah, segarnya udara, megahnya bangunan, semua itu niscaya hadir dari keringat rakyat, darah proletar yang tertindas.
Oleh karena itu, kampus bukanlah sekedar tempat pelatihan dan sekrup mesin industri. Tempat pendidikan atau doktrin untuk bergabung menjadi partner kapitalis?
Tugas mahasiswa tidaklah sederhana, masuk kelas mendengarkan dosen bicara, mengisi absensi kehadiran, lalu pulang dengan membawa tugas. Kemudian di akhir semester mengikuti ujian untuk mendapatkan “nilai” yang menjadi akhir dari tujuan di kampus. Apa hanya sampai di situ? Tentu tidak!
Ada tugas yang menanti kalian mahasiswa baru. Masih ada petani yang sawahnya disulap menjadi pabrik-pabrik, orang-orang miskin yang rumahnya digusur, masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan masih banyak lagi.
Mereka adalah orang-orang yang harus dipikirkan mahasiswa. Apalah arti empat tahun waktu kuliah, sementara masyarakat sekitar ditinggalkan. Bila kalian hanya ingin menjadi mahasiswa kuliah pulang-kuliah pulang, tanyakan lagi kepada hari nurani.
Saya teringat puisi Wiji Thukul 1989, diakhir lirik nya berkata “Aku berpikir tentang gerakan, tapi mana mungkin kalau diam?” Kemustahilan ini bisa terjadi apabila mahasiswa hanya berpangkutangan dan menyibukkan diri untuk kepentingan individu saja.
Selamat datang di dunia mahasiswa, dunia yang sesungguhnya untuk generasi pembelajar. Baiknya sebuah nilai, kemantapan dalam beretika adalah tugas mahasiswa, kecacatan logika para pengajar, bobroknya sistem kampus, lemahnya manajemen pengelola kampus juga merupakan tugas mahasiswa.
Laparnya masyarakat, banyaknya pengangguran, melambungnya harga makanan pokok, korupsi yang dilakukan oknum pejabat, anggaran pemerintah yang tidak merata, kebijakan yang tidak pro rakyat juga masih menjadi tugas mahasiswa.
Generasi pembelajar bukan generasi tunduk, karena mahasiswa bukan budak, bukan juga robot, kedaulatan ada di tangan rakyat dan mahasiswa menjadi representatif dari rakyat. Generasi pembelajar harus dididik bersama mimpi dan imajinasi, generasi pembelajar harus ditempa bersama pengetahuan dan keberanian. Generasi pembelajar mampu menjawab tantangan laju gerak jaman, karena hidup merupakan rangkaian tanya demi tanya dan generasi pembelajar selalu berusaha untuk mencari jawabannya.
Selamat datang mahasiswa baru angkatan 2017 darimana pun kalian berasal, dimana pun kampus kalian. Selamat datang di ruang lingkup generasi pembelajar. Selamat berjuang menjadi oposisi permanen dari ketidakadilan. Panjang umur pergerakan, panjang umur peradaban manusia.[]
*Presiden Mahasiswa Politeknik STT Bandung 2015-2016 dan Ketua Umum HMI Komisariat STT Tekstil 2017-2018