More

    Banjir di Afrika Menewaskan 25 Kali Lebih Banyak Dibanding Badai Harvery

    MSN

    Hujan bulan Agustus awalnya merupakan berkah bagi daerah-daerah yang dilanda kekeringan di Afrika. Sayangnya hujan ini terus menerus turun hingga membanjiri desa-desa dan menyebabkan jatuhnya korban yang mencapai ratusan orang.

    Sekitar 100.000 penduduk telah mengungsi ke Benue, Nigeria.

    Banjir di Afrika yang terjadi bulan Agustus silam ini telah membunuh setidaknya 25 kali lebih banyak dibandingkn badai harvey yang terjadi di Texas dan telah menewaskan 70 orang.

    - Advertisement -

    Beberapa kehancuran akibat Harvey di Texas bisa dibersihkan, namun banjir di Afrika akan butuh waktu yang lebih lama untuk surut karena sistem infrastruktur dan drainase yang sangat buruk.

    Penduduk Afrika tidak akan lagi mengenali kota yang mereka sebut rumah setelah banjir ini melanda.

    Petugas berhasil menyelamatkan beberapa penduduk Texas, sedangkan orang-orang di Afrika tidak mendapatkan bantuan apapun ketika menghadapi hujan terus menerus dan tanah longsor. Total korban yang meninggal pada bulan Agustus 2017 silam adalah 1200 orang.

    Sekitar 100.000 penduduk telah mengungsi ke Benue, Nigeria sekitar seminggu setelah curah hujan menjadi semakin parah. Sebaliknya banjir dan tanah longsor tersebut merusak banyak pasar lokal, ribuan rumah dan kantor pemerintahan.

    Presiden Muhammdu Buhari meminta bantuan dari negara-negara dan mengatakan Nigeria telah memberikan sedikit bantuan buat mereka. Collins Uma, seorang penulis yang tinggal di Nigeria mengatakan bahwa sebagian besar bantuan yang datang adalah bantuan individu dan kelompok bukan bantuan dari pemerintah.

    “Hal ini terjadi setiap tahun dan kemungkin besar akan terjadi lagi di tahun depan, pemerintah hanya selalu berjanji untuk menanganinya,”jelas Uma pada Quarts. “Sebenarnya jika sistem drainase dibenarkan, ini tidak akan terjadi.”

    Pemerintah Sudan sempat memberikan peringatan kepada penduduk mengenai banjir tersebut. Pengumuman tersebut menjelaskan bahwa Kharto dan daerah-daerah sekitarnya dapat saja mengalami banjir terparah dalam 100 tahun terakhir ini.

    Kementerian Irigasi pada 23 Agustus 2017 silam menyatakan, “Tingkat air sungai Blue Nil mencapai puncaknya dalam 100 tahun terakhir.”

    Pernyataan ini dikeluarkan setelah hujan deras yang menghantam Ethiopia dalam 2 hari berturut-turut. Ethiopia adalah sumber penghubung Blue Nil yang mengalir langsung ke Sungai Nil Besar dan melintasi ibu kot Sudan.

    Hujan deras dan banjir ini menyebabkan tanah longsor di Freetown, Sierra Leone bulan Agustus silam dan menewaskan setidaknya 500 orang tulis CNN.

    Gabriel Fattah Manga penduduk setempat mengatakan, “Seluruh gunung itu runtuh..” Gabriel selamat, namun banyak dari keluarganya yang tidak seberuntung itu.

    “Saya kehilangan keluarga, saya kehilangan saudara-saudara, saya kehilangan rumah saya,” jelasnya pada CNN. “Semuanya hilang..”

    Banjir dan tanah longsor adalah hal intens yang terjadi di Afrika namun terjadi peningkatan lebih dari 2x lipat di tahun ini. Curah hujan tersebut mencapai 11,8 inci menurut laporan Pusat Prediksi Iklim dan Cuaca AS. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here