JAKARTA, KabarKampus – Wildan Wahyu Nugroho Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Mentro Jaya, Minggu, (22/10/2017). Ia ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap sebagai otak dalam aksi memperingati tiga tahun kepemimpinan Jokowi JK pada hari Jumat, (20/10/2017).
Dalam aksi damai tersebut mahasiswa bertahan hingga hampir menjelang tengah malam, karena tak mendapat respon dari Jokowi JK. Namun pada saat duduk menunggu di depan Istana Negara, polisi membubarkan paksa aksi mereka dan menangkap sebanyak 14 mahasiswa.
Selain Wildan, aktivis BEM SI yang ditetapkan sebagai tersangka bersamaan dengan Wildan adalah Panji Laksono, Ketua BEM IPB. Sebelumnya sudah ada dua aktivis BEM SI yang ditetapkan sebagai mahasiswa yaitu Ihsan dari STEI SEBI dan Ardi dari IPB.
Wildan yang juga Ketua BEM Universitas Sebelas Maret (UNS) mengatakan, saat ini, mereka sedang dihadapkan pada wujud nyata penindasan. Karena perjuangan ribuan mahasiswa yang tergabung dalam barisan aksi 3 Tahun Jokowi-JK Aliansi BEM Seluruh Indonesia berujung pada pembungkaman.
“Tak kurang dari itu, beberapa diantaranya mendapat perlakuan represif dengan dituduh telah melakukan tindak pidana,” katanya.
Menurut Wildan, kalaupun ada yang merasa kurang tepat caranya, kritisi substansi pemikiran yang kemudian menjadi alasan pergerakannya, bukan dengan menghakimi orangnya.
“Kepada seluruh mahasiswa Indonesia, mereka telah berjuang kawan, disayat panas matahari, dihujam pentungan polisi, lebam wajahnya, dihantam sepatu tepat dikeningnya, dan sebegitu jahatnya dikau jikalau mengeroyok saudaramu sendiri atas perjuangan yang telah ia ikhtiarkan,” kata Wildan menanggapi banyak tudingan negatif terhadap aksi mereka.
Baginya, sejarah mahasiswa adalah sejarah transaksi pikiran dan perkelahian pemikiran, bukan perkelahian tubir-tubiran. Laiknya apa yang terjadi dan membekas sebagai sejarah bangsa, mereka dibentur-hantamkan oleh konflik horizontal dengan tujuan mereduksi kekuatan gerakan.
“Sehingga kita lalai atas kezaliman yang menimpa saudara kita sendiri. Sejarah kemerdekaan Indonesia adalah sejarah terjalinnya simpul-simpul perjuangan dalam persatuan. Kami tetap berdiri pada khittah perjuangan untuk senantiasa mempersamai kaum-kaum yang ditindas dalam memperjuangkan keadilan,” terangnya.
Oleh karena itu Wildan, mengajak segenap mahasiswa Indonesia agar senantiasa merapatkan barisan demi perlawanan yang jauh lebih kuat dan besar. Karena mereka tidak mungkin berdiam diri melihat penindasan yang teramat nyata pada saudara kita.[]