More

    Dua Perempuan Perancis Ditikam, ISIS Klaim Bertanggung Jawab

    MSN

    Pada hari minggu 1 Oktober 2017 silam, seorang pria menikam 2 perempuan hingga tewas di statiun kereta utama kota Merseille yang terletak di selatan Perancis. Pria ini dilaporkan meneriakkan “Allahu Akbar!” ketika melakukan aksinya. ISIS dengan segera mengklaim sebagai dalang dari kejadian ini.

    Pria tersebut segera ditembak mati oleh tentara Perancis dan pihak berwenang dengan segera mencari kaitannya dengan ekstrimis Islam tersebut.

    - Advertisement -

    Gerald Collomb, menteri dalam negeri Perancis segera mendatangi pemerintahan dan prajurit setempat. Ditemukan bahwa polisi memiliki video yang memperlihatkan pria tersebut menyerang seorang perempuan dan kemudian melarikan diri lalu melakukan penyerangan pada perempuan kedua.

    Dalam video tersebut terlihat, setelah melakukan aksinya pria ini berlari mendekati para prajurut yang sedang bergegas menuju Statiun Charles Marseille. Para prajurit mengeluarkan tembakan fatal yang langsung menewaskan pelaku. Kedua korban juga meninggal karena luka-luka mereka, jelas Gerald.

    Beberapa saksi mengaku mendengar pelaku meneriakkan “Allahu Akbar!” yang dalam bahasa Arab berarti “Tuhan Maha Besar.” jelasnya lagi.

    Aamag yang adalah kantor berita ISIS mengeluarkan pernyataan pada hari minggu malam bahwa penyerangan ini adalah tanggapan ISIS terhadap negara-negara yang berkoalisi dengan AS dalam melakukan perlawanan terhadap ISIS di Suriah dan Irak.

    Dalam pernyataan tersebut tidak ada rincian atau bukti yang mengaitkan langsung dengan penyerangan tersebut. Perancis telah menjadi koalisi anti ISIS sejak tahun 2014 dan telah berulang kali menjadi sasaran serangan ISIS.

    Collomb menolak memberikan rincian tentang tersangka maupun identifikasi dari korban. 17 September 2017 silam, 4 mahasiswi Amerika dari Boston Colloge disiram dengan asam juga di Statiun kereta Marseille. Pihak berwenang Perancis mengatakan bahwa penyiraman ini dilakukan oleh orang yang menderita sakit jiwa.

    Presiden Perancis, Emmanuel Macron mengatakan dia “sangat marah” dengan penyerangan pisau pada hari Minggu itu. Dalam tweetnya, Macron memuji ketangkasan dan efisiensi dari para tentara Perancis.

    Di bulan Oktober ini, pemerintah Perancis memutuskan untuk mempertahankan total 7000 tentara di lokasi-lokasi sensitif dalam rangka menjaga keamanan. Hal ini dilakukan setelah serangan-serangan mematikan yang terjadi di tahun 2015 oleh ISIS. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here