More

    Mandiri Energi di Gempa Pidie

    Sudah tujuh bulan le Dhiet 1.0, sebuah mesin portable pengolah air bersih bertenaga surya berada di Desa Meunasah Jurong, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Mesin ini digunakan warga Pidie Jaya untuk memenuhi keperluan air bersih sehari-hari pasca bencana gempa pada akhir Desember 2016.

    Ketika itu gempa Pidie yang berkekuatan 6,4 skala richter menelan korban 104 jiwa dan merusak 11.730 rumah. Akibat gempa ini juga, listrik serta pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) terputus. Warga kehilangan listrik dan kekuarangan air bersih.

    Mesin portable bertenaga surya ini datang dua bulan pasca bencana gempa bumi di Pidie Jaya. Saat itu masa tanggap darurat habis dan Palang Merah Indonesia (PMI) yang sebelumnya mensuplai air bersih sudah tidak lagi berada di sana. Sementara PDAM belum siap. Air yang ada berwarna coklat serta memiliki zat besi yang tinggi.

    - Advertisement -
    Mesin pengolah air bersih tenaga matahari Unsyiah di lokasi bencana Pidie Jaya. Foto : Unsyiah

    Dari Aceh Untuk Negeri

    Mesin le Dhiet 1.0 dirancang oleh para peneliti Lab Desain dan Manufaktur Universitas Syiah Kuala, Aceh. Alat ini sengaja dibuat untuk mengatasi masalah kebencanaan di Aceh. Terutama masalah energi dan air bersih.

    “Aceh kebetulan rawan bencana. Banjir dan gempa bumi sudah beberapa kali terjadi, bahkan tsunami,” kata Muhammad Tadjuddin, Ketua Lab Desain dan Manufaktur Unsyiah, saat dihubungi KabarKampus, Kamis, (07/09/2017).

    Dari hasil pengamatan Tadjuddin dan kawan-kawan, berbagai bencana tersebut, selalu menyisakan masalah utama yaitu air bersih dan listrik. Seperti pada bencana tsunami 2004 silam, tidak ada listrik dan tidak ada air.

    Kemudian mereka menyimpulkan, perlu sebuah alat yang bisa dibawa ke mana-mana untuk mendukung energi listrik dan masalah air bersih. Dari sanalah Lab Desain dan Manufaktur Unsyiah kemudian mulai mengembangkan le Dhiet 1.0. Atas bantuah dana Unsyiah dan masyarakat Kalimantan Utara untuk korban bencana Pidie alat ini dilahirkan.

    le Dhiet 1.0 sengaja dirancang agar bisa dibawa kemana-mana. Alat ini berupa sebuah kotak berukuran 1,5 meter. Di dalamnya terdiri dari cell yang bisa dilipat, pompa air, saringan air, dan tangki yang bisa menampung 700 liter air.

    Untuk menggunakannya, solar cell portable tinggal dibuka dan diletakkan di atas agar bisa menyerap energi matahari. Alat ini menyimpan energi listrik dengan daya 220 volt dengan fasilitas penerangan 12 volt.

    Mesin pengolah air bersih tenaga matahari Unsyiah di lokasi bencana Pidie Jaya. Foto : Unsyiah

    Tadjuddin menjelaskan, alat ini bekerja dengan empat kali penyaringan. Penyaringan tersebut terdiri dari zat mangan, karbon aktif, filter 1 mikron, dan filter 3 mikron. Setelah melewati empat tahap penyaringan dengan menggunakan filter aktif tersebut, maka air yang dihasilkan bisa digunakan oleh masyarakat.

    Menurut Tadjuddin, alat yang berada di Pidie Jaya tersebut, sengaja mereka rancang untuk kondisi air di sana. Dari hasil survei kondisi air di wilayah ini, diketahui air di kawasan Pidie Jaya mengandung zat logam yang tinggi, sehingga mereka mendesain filter air khusus untuk menepis logam yang tinggi tersebut.

    Meski alat ini dirancang untuk bencana di Aceh,  alat ini bisa digunakan di berbagai wilayah di Indonesia. Karena Indonesia kaya akan matahari.

    “Energi tenaga matahari lebih konsisiten dan menjanjikan. Kalau pun mendung, 50 persennya bisa kita ambil,” kata Tadjuddin.

    Alat Tangguh dan Luwes

    Tadjuddin dan kawan-kawan sengaja mengembangkan alat tersebut kuat dan tangguh. Karena itulah, sudah lebih dari tujuh bulan gempa berlalu, le Dhiet 1.0 masih digunakan warga untuk memperoleh air bersih.

    Selain itu, alat ini juga bisa dikembangkan untuk daerah lain sesuai kebutuhan. Bila suatu wilayah membutuhkan air yang dapat langsung diminum, bukan mustahil alat ini  dibuat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

    “Kami akan mengembangkan alat ini sesuai masukan masyarakat,” ungkapnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here