More

    Dosen UMK Luncurkan Buku “Sedulur Sikep Menggugat”

    Cover Buku “Sedulur Singkep Menggugat”.

    KUDUS, KabarKampus –Badan Penerbit Universitas Muria Kudus meluncurkan sebuah buku tentang perjuangan masyarakat kendeng di Pegunungan Kendeng Utara. Buku yang berjudul : ‘’Sedulur Sikep Menggugat: Jalan Berliku Pertahankan Pegunungan Kendeng Utara’’ tersebut merupakan karya Dr. Subarkah SH. M.Hum, dosen Fakultas Hukum yang juga Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama.

    Subarkah menjelaskan, buku “Sedulur Sikep Menggugat” diangkat dari disertasinya sewaktu studi Program Doktor (S3) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. ‘Buku tersebut mendapatkan apresiasi banyak pihak, diantaranya dari Dr. Suparnyo SH. MS., Rektor UMK dan Prof. Dr. FX. Adji Samekto SH. M.Hum., ketua Program Doktor Ilmu Hukum Undip Semarang.

    ’Alhamdulillah, setelah melalui proses editing dan lain sebagainya, buku ini akhirnya bisa terbit,’’ ujarnya.

    - Advertisement -

    Dr. Suparnyo dalam pengantarnya mengemukakan, buku ‘’Sedulur Sikep Menggugat”, ini menarik, karena mengetengahkan tentang Suku Samin. Termasuk keteladanan Suku Samin menjaga kearifan lokal dan kelestarian lingkungan.

    ‘’Banyak teladan dan kearifan dari Suku Samin, khususnya terkait pandangannya tentang menjaga alam (lingkungan). Kehadiran buku ini sangat tepat, di tengah banyaknya kasus-kasus lingkungan yang terjadi dewasa ini,’’ ungkapnya.

    Prof. FX. Adji Samekto dalam prolog-nya melihat, secara ontologis, penulis buku ini melihat realitas Sedulur Sikep (Samin) dan Pegunungan Kendeng Utara sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Sedulur Sikep sebagai komunitas, kehidupannya bergantung pada kawasan Pegunungan Kendeng Utara.

    Sementara secara epistemologis, penulis (Subarkah) tidak sekadar meneliti lalu kemudian menuliskannya. Melainkan berusaha menyadarkan pembaca terutama mereka yang berkepentingan akan keberadaan Sedulur Sikep dan Pegunungan Kendeng Utara untuk selalu membuka dialog dan saling memahami aspirasi satu sama lain.

    ‘’Dengan begitu, konstruksi baru pengelolaan kawasan Pegunungan Kendeng Utara itu akan mempertimbangkan keberlanjutan kehidupan dan tanpa meninggalkan prinsip keadilan sosial,’’ jelas Prof. FX. Adji.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here