SURABAYA, KabarKampus – Sebanyak delapan mahasiswa Universitas Tadulako, Palu mengikuti perkuliahan di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Mereka berasal dari prodi S1 Ilmu Hukum, S1 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, dan S1 Akuakultur.
Para mahasiswa tersebut adalah korban bencana alam gempa dan tsunami Palu dan Donggala. Sebelumnya mereka telah mengikuti perkuliahan selama satu minggu dan diterima Rektor Unair pada Jumat malam, (26/10/2018).
Prof. Moh. Nasih Rektor Unair mengatakan, sebanyak delapan mahasiswa Universitas Tadulako sudah mengikuti perkuliahan di Unair Surabaya. Kuliah mereka berjalan lancar dan secara keseluruhan tidak terkendala teknis.
“Kami berharap program sit in ini tuntas dan sempurna sampai dengan akhir semester. Sehingga, record akademik mahasiswa bersangkutan bisa kita sampaikan pada Untad,” terang rektor di laman Unair.
Selanjutnya, kata Rektor bila jika usai sit in dan mahasiswa tersebut ingin kuliah di Unair, mereka dapat menggunakan sistem transfer kredit di Unair. Transfer kredit tersebut dapat digunakan, sepanjang Untad membolehkan untuk transfer kredit di Unair.
“Namun untuk dimulai semester ini tidak bisa karena perkuliahan sudah berjalan tengah semester. Semester depan bisa dimulai untuk transfer kredit,” papar guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu.
Terkait biaya kuliah kata Rektor, semuanya digratiskan. Sementara untuk mereka yang menjadi miskin mendadak ada mekanisme dari Dikti.
“Sepanjang persyaratan terpenuhi, Dikti akan membantu,” tambahnya.
Sementara itu Koko Putra Sikumbang salah satu dari 8 mahasiswa Untad kepada Unairnews mengatakan, banyak pengalaman yang didapat ketika sit in di Unair. Selain pengetahuan, juga teman-teman yang ramah dan baik. Begitu juga dengan pelayanan di Unair, sangat bagus dan tidak mempersulit.
Koko mengaku, ia sengaja memilih Unair sebagai tempat Sit In karena, Unair telah terakreditasi A. Selain itu juga karena dukungan dari orang tua.
Koko juga mengatakan, ia berencana akan menyelesaikan 1 sit ini di Unair. Meskipun tanggal 5 November nanti pemerintah Palu-Donggala mengimbau warganya untuk kembali.
“Pada 5 November nanti kabarnya perkuliahan di Untad sudah mulai face to face, tapi tidak semua bangunan akan digunakan. Kami juga menunggu dinas pekerjaan umum ngecek bangunan. Kabarnya sudah ada bantuan tenda untuk kegiatan belajar mengajar di sana,” terang Koko.
Meski demikian, saat ditanya perihal keinginan melanjutkan studi di Unair, Koko mengatakan keinginan itu belum ada. Dari awal masuk Untad, ia sudah ditekankan Satu Untad, Satu Nafas, Satu Keluarga.
“Semester depan saya akan kembali ke sana. Saya sangat berterima kasih kepada UNAIR yang menerima kami berdelapan sebagai mahasiswa sit in dari Untad,” tegas Koko.[]