More

    HIPMI PT Menjawab Era Revolusi Industri 4.0

    Penulis : Agus Riyanto*

    Pengusaha pejuang – pejuang pengusaha, akhir-akhir ini moto tersebut banyak didengar dan dilantangkan pada beberapa forum pengusaha. Kita ketahui bersama bahwa frasa tersebut merupakan semboyan dan jargon idealis dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), merupakan bentuk pembawaan semangat juga cerminan spirit daripada anggota HIPMI. Baik pada Anggota Biasa (usia 18-40 tahun), ataupun pada Anggota Luar Biasa (usia lebih dari 40 tahun).

    Menilik kesejarahan HIPMI yang telah menempuh masa 47 tahun perjuangan (1972-2019), pembuktian bahwa dunia usaha merupakan hal yang tidak lagi dianggap rendah pada status sosial kemasyarakatan. Hal yang jauh berbeda kita dapati pasca krisis ekonomi nasional 1998, para pengusaha merupakan tonggak pembangunan ekonomi nasional. Begitu fragmentasi wacana yang banyak kita jumpai pada tiap-tiap tajuk pembangunan era reformasi. Para senior HIPMI telah mampu membentuk klaster pejuang ekonomi dengan wadah organisasi sebagai tempat saling terhubung (connection), berkolaborasi (collaboration) hingga menjadi pengusaha pemenang (winner) untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat Indonesia.

    - Advertisement -

    Berkembang pada kelompok pelajar mahasiswa yang memiliki potensi besar pada golongan muda masyarakat, HIPMI membentuk Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI-PT) pada 15 Juni 2011 yang merupakan badan otonom dibawah Badan Pengurus Cabang HIPMI. Harapannya ialah membawa semangat wirausaha dan menebarkannya pada golongan muda melalui kelompok mahasiswa. Disinilah kita dapatkan poin penting dan harapan, mahasiswa yang memiliki pengetahuan dan pembelajaran yang didapat terlebih dunia kampus dengan lingkungan intelektualnya tentu mampu untuk menerjemahkan kondisi dan peluang perekonomian bagi wirausaha.

    Mahasiswa memiliki potensi besar untuk ikut berperan pada pergerakan roda perekonomian. Dengan jumlah yang besar yakni sebanyak 7,5 juta jiwa (republika: 12/11/2018), mahasiswa dapat menjadi pejuang perekonomian yang strategis di Indonesia masa ini. Adanya HIPMI-PT yang memiliki anggota dengan status mahasiswa pada perguruan tinggi, ialah salah satu bentuk organisasi pejuang perekonomian itu. Menyebar minat kewirausahaan di kalangan mahasiswa di era pasar terbuka dan area yang tidak lagi berbatas wilayah ini sehingga banyak pegiat usaha yang lahir dari HIPMI-PT. Aktualisasi sangat penting terjadi, moto yang dibawa oleh HIPMI jangan hanya sekedar dijadikan jargon idealis semata namun terimplementasi dengan usaha-usaha kreatif, inovatif, professional, fokus dan memegang nilai-nilai normatif dalam menjalankan usahanya.

    Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pembelajaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. Intan Ahmad mengatakan pada Festival Riset 2018 di Semarang bahwa terdapat 1,4 juta mahasiswa baru pertahunnya yang tersebar di setiap perguruan tinggi di Indonesia baik negeri ataupun swasta. Jumlah besar tersebut masih sedikit dibanding usia pendidikan tinggi yang populasinya sebesar 80 sampai 107 juta namun yang mendapat pendidikan tinggi hanya sebesar 7,5 juta. Dengan demikian, kesenjangan yang terjadi tentu menimbulkan kebutuhan lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi. Maka tidak berlebihan jika tugas mahasiswa tentunya dapat menyikapi hal tersebut sebagai kalangan terdidik.

    Prof. Intan Ahmad mengatakan “pendidikan tinggi diarahkan untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi. Untuk bisa mengurangi pengangguran, pendidikan tinggi saat ini lebih banyak diarahkan untuk mencetak wirausahawan daripada pekerja”

    Organisasi sangat membantu dalam progresifitas usaha yang akan dijalankan, hal demikian dikarenakan organisasi menyediakan koneksi antar wirausaha yang diharapkan mampu untuk mengadakan kolaborasi pada masing-masing pelaku usaha. Kemajuan demi kemajuan akan didapat oleh setiap pelaku usaha jika sadar akan pentingnya organisasi yang dapat menyatukan visi. Pembelajaran dan penempaan wirausaha muda dimulai dengan pembekalan keilmuan dan pemahaman yang menunjang kemajuan usaha dari masing-masing anggota organisasi. Meskipun demikian, organisasi bukanlah taraf jaminan akan kemajuan tersebut. Pergerakan masing-masing anggota ialah hal yang utama pada pelaksanaannya.

    Pentingnya usaha kecil menengah dalam perekonomian Indonesia menjadi semangat baru dalam aktivitas perekonomian. UKM yang menjadi alternatif bagi laju perekonomian Indonesia dengan kontribusi yang juga tidak terbilang sedikit yakni sebesar 60,34 persen pada PDB dan penyerapan tenaga kerja sebesar 97,22 persen (data kemenperin.go.id – 2018). Peran HIPMI-PT ialah membangun semangat wirausaha yang bergerak pada UKM dari kalangan mahasiswa. Jelas merupakan suatu kebermanfaatan bagi masyarakat apabila terdapat realisasi akan itu.

    Ilustrasi / gambar : vnreview.vn

    Di era society 4.0 ini, peluang pasar sangat terbuka dengan banyak keringanan bagi para wirausaha. Digital marketplace banyak mendapat perhatian lebih pada pasar era ini. Pelaku usaha tidaklagi diharuskan survey pasar dan wilayah tujuan, dengan adanya digital marketplace seperti shopee, bukalapak, tokopedia dan lain sejenisnya pelaku usaha memiliki perkiraan kebutuhan pasar dan wadah penyaluran produknya. Peluang yang besar tentu diimbangi dengan pesaing yang juga tidak sedikit. Maka itu, kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan pada era ini untuk dapat dilirik oleh calon pelanggan yang ada. Produk-produk inovatif banyak bermunculan, hal itu menjadi tuntutan lebih bagi para pemula dan wirausaha muda.

    Moto “pengusaha pejuang-pejuang pengusaha” yang dibawa oleh HIPMI harus dapat teraktualisasi pada masing-masing anggota. Indonesia membutuhkan kreativitas pelaku usaha dan memerlukan lebih banyak wirausaha untuk dapat dan mampu membuka lapangan pekerjaan. Output yang diharapkan terjadi adalah mengurangi jumlah pengangguran pada penduduk usia kerja Indonesia. Kita telah hidup pada era pasar tanpa pembatasan sehingga eksplorasi ide dan kreativitas pengusaha muda sangat dibutuhkan. Masa muda yang dijalani mahasiswa harus dapat bernilai lebih dan membawa kebermanfaatan.

    Data Badan Pengurus Pusat HIPMI (BPP HIPMI) sejauh ini telah lebih dari 25 ribu anggota HIPMI di seluruh Indonesia dengan 274 Badan Pengurus Cabang yang tersebar di masing-masing Provinsi. Usaha yang banyak digeluti anggota HIPMI mulai dari HIPMI-PT ialah sektor UKM (usaha kecil menengah) untuk mengangkat produk-produk lokal dan rilis usaha mandiri anggota. Tampak jelas bahwa dunia wirausaha di kalangan muda begitu diminati. Hal ini merupakan potensi besar bagi kemajuan perekonomian Indonesia. Usaha harus dimulai sedini mungkin dan mahasiswa adalah jawabannya.

    Mahasiswa dituntut mampu menganalisis peluang dan bagaimana tindakan dan usaha yang dibuat, dikelola menyikapi peluang yang ada tersebut. Nilai-nilai juang dan semangat usaha itu harus teraktualisasi dan merupakan upaya yang berkelanjutan sehingga dampak yang ditimbulkan mendapatkan kebermanfaatannya. Sudah saatnya mahasiswa membangun gerakan, mengimplementasikan keilmuan yang dimiliki untuk kemaslahatan masyrakat. Terlebih lagi anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, peluang besar menanti di era society 4.0 ini. Berwirausaha harus teraktualisasi sebagai bentuk perjuangan mahasiswa di bidang perekonomian, jangan lagi terlena dalam buaian teori dan wacana bahkan jargon sekalipun.[]

    *Penulis adalah mahasiswaPoliteknik STTT Bandung, Sekretaris Umum HIPMI-PT Politeknik STTT Bandung 2018/2019, Direktur Pengabdian Masyarakat Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) Cabang Bandung 2019/2020, Founder Robusta Liwaya dan Owner BP-PKS (Socialite Vendor Clothes).

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here