BANDUNG, KabarKampus – Observatorium Bosscha memutuskan tidak mengamati hilal menjelang Bulan Syawal 1440 H. Keputusan ini diambil karena, bulan terbenam hampir bersamaan dengan terbenamnya Matahari, sehingga hilal sulit diamati.
Premana W. Premadi, peneliti Observatorium Bosscha menjelaskan, pada awal bulan Juni 2019, kita akan memasuki peralihan dari Bulan Ramadhan ke Bulan Syawal 1440 H dalam sistem kalender Hijriyah. Peralihan bulan pada kalender Hijriyah akan ditandai dengan peristiwa ijtimak atau konjungsi yakni peristiwa ketika Matahari dan Bulan berada pada satu garis ekliptika.
“Pada hari Senin 3 Juni 2019 (29 Ramadhan 2019), konjungsi Matahari-Bulan terjadi pada pukul 17:01:56 WIB
dan Matahari terbenam pada pukul 17:40:01 WIB. Bulan sabit muda yang terbentuk setelah Matahari terbenam
(hilal) memiliki perbedaan ketinggian dari Matahari sebesar 0o 6’ 13.9”, elongasi sebesar 2o 48’ 24.7” dan usia
Bulan sebesar 38 menit 4 detik. Hal tersebut mengakibatkan Bulan terbenam hampir bersamaan dengan
terbenamnya Matahari,” ungkap Premadi.

Berdasarkan hal tersebut, lanjut Premana, hilal dipastikan akan amat sulit diamati di Observatorium Bosscha. Sehingga mereka memutuskan untuk tidak melakukan pengamatan hilal menjelang Bulan Syawal 1440 H.
Pihak yang berwenang menentukan awal Ramadhan dan Syawal adalah pemerintah Republik
Indonesia melalui proses sidang itsbat. Tugas Observatorium Bosscha adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang itsbat.[]