Penulis : Imanha
BANDUNG, KabarKampus – Istri pejuang HAM Munir Said Thalib, Suciwati, berharap aktivis dan pemuda Bandung ikut menyuarakan penuntasan kasus pembunuhan Munir. Menurut Suciwati, kasus ini sebenarnya sudah terang benderang, akan tetapi sengaja dihambat kepentingan pelaku yang dekat dengan kekuasaan.
Suciwati menyampaikan hal tersebut pada acara diskusi publik dan pembacaan Dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) Munir yang digelar KontraS bekerja sama dengan Taman Sari Melawan, di Taman Sari, Bandung, Rabu malam (21/11/2019).
Ia menegaskan, Munir dibunuh karena pemufakatan jahat. Pembunuhan dilakukan secara terencana dan terorganisasi. Sudah 15 tahun kasus pembunuhan Koordinator KontraS tersebut bergulir, sudah beberapa presiden berganti, namun hingga kini Suciwati melihat belum ada upaya serius pengungkapan siapa dalang peristiwa yang menggemparkan dunia internasional tersebut.
Maka lewat pembacaan dokumen TPF Munir, Suciwati bersama KontraS ingin mendorong penuntasan kasus pembunuhan Munir. “Kita terus dorong siapa pun Presidennya,” tegas Suciwati yang malam itu mengenakan setelan gelap dengan kaos bergambar wajah Munir, suaminya.
Suciwati yakin, penuntasan kasus Munir cepat atau lambat akan terjadi. Apalagi rakyat Indonesia, khususnya para aktivis dan pemuda, sadar akan pentingnya penuntasan kasus ini. Ia juga mengapresiasi respons pemuda Bandung yang menghadiri diskusi yang jumlahnya diperkirakan mencapai 100 orang lebih.
“Ini ruang di mana kita terus membangun kekuatan, bahwa ada yang salah dan harus disuarakan ke depan,” lanjut Suciwati.
Kasus Munir, lanjut dia, sudah melampaui banyak hal, baik melalui jalur hukum sampai kampanye internasional. Ia berharap ada dorongan besar agar kasus ini tuntas, termasuk lewat kekuatan anak muda.
Namun dari pihak negara, menurut Suciwati, justru ada upaya melupakan dan mengingkarinya. Padahal kasus ini selalu disuarakan melalui berbagai acara, salah satunya kamisan tiap hari Kamis di depan istana.
Selain itu, kamisan yang dimotori anak muda juga dilakukan di berbagai tempat di Indonesia. Menurutnya, kamisan akan terus menyebar dan membesar.
Koordinator KontraS, Yati Andriyani, yang hadir dalam diskusi mengapresiasi respons anak muda Bandung terhadap acara tersebut. Banyaknya anak muda yang peduli pada penuntasan kasus Munir membuat Yati merasa tak berjuang sendirian. “Selama ini kami seperti hidup dalam jalan sunyi untuk sebuah kebenaran dan perlawanan. Tapi malam ini kita tidak sendiri. Karena munir-munir itu ada dan Munir itu kalian,” katanya, yang disambut pekik anak muda.[]