More

    Digitalisasi UMKM di Indonesia Masih Rendah

    JAKARTA, KabarKampus – Di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, menjaga produktivitas dan mempetahankan pendapatan menjadi hal yang sangat penting UMKM. Salah satunya dengan melakukan penetrasi penjuakan digital.

    Namun sayangnya, tingkat digitalisasi masih rendah. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, per Juni 2020 baru 13 persen UMKM yang menggunakan platform digital seperti marketplace dan media sosial untuk mempromosikan dan menjual produknya.

    Konektivitas internet merupakan salah satu faktor pendorong penetrasi ekonomi digital. Namun masih terdapat kesenjangan aksesibilitas di Indonesia.

    - Advertisement -

    Meskipun internet telah merambah 64 persen masyarakat Indonesia, angka tersebut tidak seimbang antara penduduk pedesaan dan perkotaan dengan masing-masing 48 persen dan 72 persen. Aksesibilitas internet antara kawasan barat dan timur Indonesia juga menunjukkan adanya kesenjangan.

    Artinya, jumlah ini bahkan lebih rendah untuk usaha mikro. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menargetkan tambahan dua juta UMKM di pasar online pada akhir tahun 2020, termasuk usaha mikro. Namun, target digitalisasi akan sulit tercapai jika beberapa kendala tidak diatasi, seperti jangkauan konektivitas internet dan persyaratan untuk beralih ke penjualan online.

    Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, lima provinsi dengan persentase penduduk yang memiliki akses internet tertinggi adalah Jakarta (66 persen), Yogyakarta (55 persenn), Kepulauan Riau (54 persen), Kalimantan Timur (50 persen), dan Banten (48%). Empat dari lima provinsi teratas terletak di bagian barat Indonesia. Sedangkan provinsi dengan persentase terkecil terdapat di wilayah timur: Nusa Tenggara Barat (28 persen), Sulawesi Barat (26 persen), Maluku Utara (25,8 persen), Nusa Tenggara Timur (21 persen), dan Papua (20 persen).

    Siti Alifah Dina, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengatakan, usaha mikro perlu mengadopsi strategi baru untuk menjaga produktivitas dan mempertahankan pendapatan mereka di tengah Covid-19. Penetrasi penjualan digital bisa menjadi strategi utama mereka karena strategi ini dapat memperluas jangkauan pasar dan mempromosikan produk mereka sambil mematuhi kebijakan pembatasan sosial yang menetapkan batas 50% untuk kapasitas toko dan pengurangan jam operasi.

    “Digitalisasi memang memberikan peluang untuk mempertahankan mata pencaharian pengusaha mikro, misalnya dengan membuka pasar baru. Ini penting untuk keberlanjutannya selama pandemi,” kata Dina dalam keterangan persnya, Senin, (05/10/2020)

    Digitalisasi tersebut, lanjutnya, dapat dipercepat jika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah bekerja sama. Salah satunya, untuk menyediakan dan menjamin konektivitas internet yang berkelanjutan dan terjangkau.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here