More

    Mahasiswa UGM Dipukuli dan Dipaksa Mengaku Sebagai Provokator

    Ilustrasi

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Akhfa Rahman Nabiel, mahasiswa Fakultas Filsafat UGM masih tergeletak lemas di rumah sakit Bhayangkara, Yogyakarta. Wajahnya lebam, selang infus dan oksigen masih terpasang di tubuhnya.

    Nabiel adalah salah satu peserta aksi penolakan UU Cipta Kerja yang berlangsung pada hari Kamis (08/10/2020). Ia mengaku, apa yang dialaminya tersebut, karena tendangan, dan pukulan aparat saat di interograsi di salah satu ruang di Gedung DPRD DIY.

    Mahasiswa angkatan 2017 ini bercerita, pada saat mengikuti demonstrasi, ia bersama kelompok mahasiswa UGM dan peserta demonstrasi lainnya dan berada di posisi paling depan. Namun ketika berada di depan pintu masuk kompleks DPRD, demo kembali ricuh.

    - Advertisement -

    Menurutnya, kericuhan itu terjadi karena aparat terprovokasi oleh ulah beberapa remaja yang ikut dalam demontrasi. Pada saat itu empat personel massa yang diganggu oleh massa yang ia yakini remaja SMA atau SMK.

    “Satu personel terprovokasi, kebetulan posisi saya pas di belakang personel itu. Mulai bentrok dan ricuh, saya ikut mundur bersama polisi, saya masuk ke aula DPRD,” katanya dalam keterangan tertulis UGM.

    Kemudian, saat Nabiel berlindung di aula DPRD, ia didatangi salah seorang aparat dan mencoba menginterogerasinya. Selanjutnya, ia pun dibawa bersama dengan teman demonstran lainnya ke lantai atas gedung DPRD.

    Ketika dibawa, ponselnya pun disita. Ia juga mendapat pukulan bertubi-tubi dari aparat Kepolisian.

    “Kepala dan muka saya beberapa kali dipukul, sampai gagang kacamata saya patah,” terangnya.

    Pada saat diinterogerasi, lanjut Nabiel, ia diminta mengaku sebagai provokator dalam demonstrasi. Polisi menganggap chatnya kepada temannya seorang mahasiswi UGM sebagai provokasi.

    Nabiel saat interograsi tak mau mengakui dirinya sebagai provokator. Karena chat kepada temannya itu, menurutnya, merupakan candaan terkait rencana untuk liputan demo ke Maliboro. Namun karena tidak mau mengakuinya, Nabiel terus mendapat pukulan.

    Setelah terus mendapat pukulan, Nabiel pun disuruh berjalan jongkok dari lantai tiga gedung DPRD menuju mobil bak terbuka. Kemudian, ia dibawa kantor Poltabes Yogyakarta.

    Sesampainya di kantor Polisi, fisik Nabiel mulai lemas dan tidak mampu berjalan lagi. Ia sempat dipapah dan mendapat bantuan oksigen dan dibawa ke rumah sakit.

    Dapat Perhatian UGM

    Apa yang dialami Nabiel, mendapat perhatian dari Universitas Gadjah Mada. Ia dijenguk Dr. Suharyadi, Direktur Kemahasiswaan UGM pada Jumat, (09/10/2020). Dr. Suharyadi, menjenguk Akhfa Rahman Nabiel (20), mahasiswa korban demo ricuh di DPRD DIY yang kini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Kalasan, Sleman. Suharyadi, saat menjenguk Nabiel banyak memberi motivasi padanya agar lekas sembuh dan bisa beraktivitas kembali.

    “Pak Haryadi, minta saya tetap semangat tetap pikir positif. Saya ingin masalah ini cepat selesai dan bisa kuliah kembali,” ujarnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here