More

    Strategi Indonesia Sebagai Presidency G20 Dalam Pemulihan Pariwisata Pasca Pandemi

    Oleh: Mivaldo Razaq Wardana Saleh*

    Logo G20 dalam aplikasi dengan latar belakang. (Foto: kemlu.go.id)

    Kilas balik pada dua tahun ke belakang kondisi dunia tengah dilanda adanya pandemi Covid-19 yang mana tentunya berimbas ke berbagai sektor hingga mengakibatkan banyaknya negara mengalami krisis ekonomi terutama bagi negara dengan sektor pariwisata sebagai penunjang utama dari perekonomian mereka. Adapun sebagai contoh negara yang berpegang pada sektor pariwisata diantaranya adalah Indonesia, Maladewa, dan Thailand. Diketahui data yang dihimpun oleh Kemenparekraf dan Badan Pusat Statistik data jumlah wisatawan mancanegara di Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan pada saat sebelum terdampak adanya pandemi Covid-19 hingga pada saat dilakukannya lockdown, dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk tahun 2020 tercatat berjumlah 4.052.923 kunjungan atau mengalami penurunan sebesar 74,84% dibandingkan tahun 2019 yang berjumlah 16.108.600 kunjungan (Pusat Data dan Sistem Informasi, Kemenparekraf/Baparekraf 2020). Jumlah wisatawan internasional kerap mengalami pasang-surut hingga kemudian berangsur membaik pada akhir tahun 2021, dengan tercatat sebanyak 163,62 ribu kunjungan per Desember 2021. Untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata, Indonesia harus membuat adanya pembaruan strategi dalam penerapan metode pariwisata pada kondisi new normal serta mengimplementasi guidelines yang telah dikeluarkan oleh UNWTO (World Tourism Organization). Dalam hal merumuskan langkah untuk pemulihan pariwisata tersebut juga didukung oleh adanya kedudukan Indonesia sebagai presidensi G20 pada tahun ini, yang tentunya akan menjadi sebuah peluang tersendiri untuk dapat menggenjot laju kunjungan serta perekonomian pada sektor pariwisata di dalam forum kerja sama tersebut.

    Pada paragraf sebelumnya telah disinggung mengenai sebuah guidelines yang dibuat oleh UNWTO (World Tourism Organization) untuk anjuran penerapan metode pariwisata pada saat masa new normal. Sebenarnya apa sih isi dari guidelines tersebut? Dan bagaimana langkah penerapannya lebih lanjutnya? Pada paragraf ini akan menjelaskan terkait dari guidelines  ini sendiri. Guidelinesyang dimaksudkan adalah UNWTO Global Guidelines to Restart Tourism, guidelines tersebut telah dikeluarkan pada 28 May 2020 dengan memiliki fokus prioritas atas tujuh aspek antara lain adalah: 

    - Advertisement -
    1. Menyediakan likuiditas dan perlindungan pada pekerjaan;
    2. Memulihkan kepercayaan melalui keselamatan & keamanan;
    3. Kolaborasi pihak pemerintah dan swasta untuk pembukaan kembali yang efisien;
    4. Pembukaan perbatasan dengan tanggung jawab;
    5. Menyelaraskan dan mengkoordinasikan protokol & prosedur;
    6. Pengaplikasian teknologi baru untuk menambah nilai pekerjaan;
    7. Inovasi yang berkeberlanjutan sebagai bentuk new normal. (UNWTO, 2020).

    Selayaknya sebuah guidelinesmaka ketentuan-ketentuan untuk bagaimana dapat berkunjung atau berwisata pada suatu negara juga tertuang pada Global Guidelines to Restart Tourism, sebagaimana yang kemudian diaplikasikan oleh tiap negara termasuk Indonesia, yang kurang lebih berisikan protokol tata cara mulai dari managemen keamanan transportasi (dikala new normal), pengadaan suatu acara pertunjukan ataupun tata cara pada taman hiburan, hingga keselamatan dalam menginap (dikala new normal).

    Sebagai langkah untuk mempromosikan serta mempulihkan sektor pariwisata, Indonesia tentunya mengaplikasikan bentuk-bentuk anjuran dari Global Guidelines to Restart Tourism pada bentukan strategi yang berkelanjutan. Selanjutnya Indonesia juga memiliki sebuah kesempatan emas yaitu pada tahun ini terpilih menjadi presidensi G20. Yang mana pada G20 sendiri sebelum memasuki fase puncak G20 Summit, forum tersebut memiliki beberapa kelompok kerja guna untuk melakukan persiapan atas agenda yang akan dibawakan pada saat rapat puncak antar pemimpin negara anggota Group 20. Salah satu fokus kelompok kerja tersebut adalah di sektor pariwisata, yaitu Tourism Working Group (TWG) dengan agenda membahas mengenai pemulihan pariwisata setelah pandemi. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) telah menggelar pertemuan pertama untuk Tourism Working Group (TWG) Meeting G20 pada 10 Mei 2022 di Bali (Kemenparekraf/Baparekraf RI, 2022). Pelaksanaan TWG  ini untuk memperoleh masukan dari para delegasi, khususnya yang terkait dengan isu pedoman, dan call to concrete actionspada draft G20 Bali Guideline (Kemenparekraf/Baparekraf RI, 2022). Selaku pemimpin rapat pada TWG G20 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memastikan agar hasil dari ‘Bali Guideline on Strengthening Communities and MSMEs as tourism transformation agent’ nantinya tidak hanya menjadi dokumen semata, tetapi dapat direalisasikan untuk menjadi sebuah rencana aksi nyata yang kemudian ditindaklanjuti untuk mewujudkan pariwisata yang lebih berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Dalam pertemuan rapat pertama TWG G20 tersebut secara khusus memiliki pembahasan mengenai lima pilar dasar dalam dunia pariwisata antara lain adalah:

    1. Human Capital (jobs, skill, education, entrepreneurship);
    2. Digitalization, Innovation, and Creative Economy;
    3. Women and Youth Empowerment;
    4. Climate Action, Biodiversity, and Circular Economy;
    5. Policy, Governance, and Investment Framework.(Kemenparekraf/Baparekraf RI, 2022). 

    Dengan adanya agenda-agenda tersebut dapat dilihat langkah Indonesia sebagai presidensi serta menjadi salah satu inisiator untuk melakukan pemulihan sektor pariwisata yang selama ini terpuruk akibat adanya pandemi Covid-19 dan juga diharapkan dapat membantu negara-negara yang mengandalkan sektor tersebut dalam menghidupi perekonomian negara mereka.

    *Penulis adalah Mahasiswa Hubungan Internasional UPN ‘Veteran’ Jawa Timur, dibawah bimbingan Dosen Mata Kuliah Pariwisata Internasional dan Ekonomi Kreatif, Resa Rasyidah, S.Hub. Int, M.Hub, Int.

    Referesi:

    Badan Pusat Statistik. (2022, February 2). Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bulan Desember 2021 mencapai 163,62 ribu kunjungan dan Jumlah penumpang angkutan udara internasional bulan Desember 2021 naik 29,84 persen. Badan Pusat Statistik. Retrieved June 29, 2022, from https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/02/02/1869/jumlah-kunjungan-wisman-ke-indonesia-bulan-desember-2021-mencapai-163-62-ribu-kunjungan-dan-jumlah-penumpang-angkutan-udara-internasional-bulan-desember-2021-naik-29-84-persen-.html

    Kemenparekraf/Baparekraf RI. (2022, June 8). The 1st Tourism Working Group Meeting G20 Bahas Isu Terkait Pariwisata. Kemenparekraf. Retrieved June 29, 2022, from https://kemenparekraf.go.id/berita/the-1st-tourism-working-group-meeting-g20-bahas-isu-terkait-pariwisata

    Pusat Data dan Sistem Informasi, Kemenparekraf/Baparekraf. (2020, December 3). Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2020. Website Kemenparekraf RI. Retrieved June 29, 2022, from https://kemenparekraf.go.id/statistik-wisatawan-mancanegara/Statistik-Kunjungan-Wisatawan-Mancanegara-2020

    Pusat Data dan Sistem Informasi, Kemenparekraf/Baparekraf. (2021, March 10). Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2021. Website Kemenparekraf RI. Retrieved June 29, 2022, from https://kemenparekraf.go.id/statistik-wisatawan-mancanegara/Statistik-Kunjungan-Wisatawan-Mancanegara-2021

    UNWTO (World Tourism Organization). (2020, May 28). UNWTO GLOBAL GUIDELINES TO RESTART TOURISM. AWS. Retrieved June 29, 2022, from https://webunwto.s3.eu-west-1.amazonaws.com/s3fs-public/2020-05/UNWTO-Global-Guidelines-to-Restart-Tourism.pdf

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here