More

    Pendidikan Surau, dulu Ternama, sekarang Tinggal Nama

    Oleh: Muhammad Farhan SUHU*

    Surau Lubuk Bauak di Nagari Lubuk Bauk, Kecamatan Batipuh Baruh, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. (Foto: Rahmat Irfan Denas via wikimedia.org)

    Surau secara umum dikenal sebagai tempat ibadah umat islam. Surau memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan Masjid dan lebih besar dibanding Mushala. Tidak ada perbedaan yang mencolok antara Surau, Masjid dan Mushala, hanya saja pada Surau dan Mushala sendiri tidak melaksanakan kegiatan seperti shalat jumat dan shalat idain. Sementara kegiatan lain berupa shalat tarawih pada bulan Ramadhan, Wirid pengajian rutin yang biasanya dilakukan pada Jumat malam tetap dilaksanakan di Surau dan Mushalla.

    Hal yang menarik di lingkungan Minangkabau adalah Surau bukan hanya sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah, Surau memiliki andil yang sangat besar dalam pembentukan karakter kaum muda Minangkabau. Bagaimana mereka diajarkan shalat, mengaji, bersosialisasi, memahami adat istiadat dan budaya, menyiapkan sosok laki-laki minang yang tangguh di perantauan dengan dilengkapi ilmu bela diri silek (silat), sehingga dari Surau tersebut lahirlah sosok yang penuh kebijaksanaan, paham dengan lingkungan sekitar, memiliki rasa kepedulian, pemberani, serta menjunjung tinggi tata krama dan sopan santun.

    - Advertisement -

    Surau jugalah yang memprakarsai lahirnya niniak mamak yang disegani di kampung lantaran pemahamannya terhadap adat dan istiadat, terciptanya alim ulama, tokoh di kampung tempat belajar ilmu agama sehingga permasalahan yang terdapat di kampung bisa diselesaikan dengan landasan adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, juga cadiak pandai, tempat bertanya karena kekayaan intelektualnya. Bagaimana karakter yang terbentuk dari pendidikan surau ini menjadikan seseorang bermanfaat bagi orang lain dimanapun berada, baik lingkungan kampung maupun perantauan.

    Namun tampaknya surau yang dahulu memiliki nilai kuat dalam pembentukan karakter dan kepribadian, saat ini hanya tersisa nilai historis dan sejarah belaka. Generasi muda yang ada pada zaman ini hanya mendapatkan cerita dari orang tua dan niniak mamak mereka perihal indahnya pendidikan Surau tersebut. Tak heran bagaimana pemuda Minangkabau dewasa ini seolah tungkek pambaok rabah (tongkat pembawa roboh), lantaran tak kenalnya mereka terhadap budaya mereka sendiri, sehingga melanggar norma-norma elok yang berlaku pada zaman dahulu merupakan hal yang lumrah pada saat sekarang.

    Tergerusnya nilai kebudayaan bukan hanya sekedar dari faktor globalisasi, namun juga perubahan berbagai aturan yang berlaku di tengah masyarakat. Sebagai contoh sederhana, dahulu Surau dijadikan tempat istirahat para pemuda Minangkabau dan sebagai tempat tidur mereka di malam hari. Namun hari ini banyak Surau, Mushala, bahkan Masjid yang melarang adanyajama’ah yang tidur di masjid dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Hal inilah yang menjadibukti dasar bahwa pendidikan surau seperti zaman dahulu sudah tidak dijalankan saat sekarang.

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    4 COMMENTS

    1. Saya setuju dengan pendidikan surau pada saat sekarang ini, karna pendidikan surau pada zaman sekarang untuk kaum pemuda minang sudah mulai pudar di minangkabau.

    2. Pendidikan surau adalah sistem pendidikan yg diwariskan oleh para nabi dan rasul termasuk nabi Muhammad dan sahabat. inilah cikal bakal pendidikan Adab yg diwariskan oleh nabi Sehingga tercipta peradaban baru, kemajauan, inovasi, kwalitas manusia yg baru yang dikenal dengan istilah beranjak dari zaman jahiliah menjadi islamiah. Nah untuk bisa kembali seperti itu maka langkahnya adalah memulai kembali menerapkan pendidikan adab. Adab disini bukan hanya sekedar artian kesopanan saja tapi sistem yg dibuat untuk mendapatkan nilai tertentu dgn cara yg lebih efisien namun penuh manfaat. Diantaranya adalah disiplin. Salah satu peradaban dalam bentuk disiplin yg rasul terapkan adalah wajib bagi laki2 sholat ke surau. Tidak boleh tidur sehabis subuh, yg kemudian dilanjutkan dgn peradaban kewajiban utk belajar atau menuntut ilmu. Kesimpulannya, pada Akhirnya anak laki-laki atau kaum laki-laki pada umumnya dipenuhi kegiatan atau aktifitas diluar rumah, disertai dgn disediakan pusat fasilitas berkegiatan itu di surau…

    3. Kenapa anak2 skrg lebih senang duduk di kafe, diskotik atau restoran…
      Jawaban nya karna pihak kafe, diskotik atau restoran sangat ramah dan memanjakan para tamu yg datang

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here