More

    Ahli Waris Ilmu Pengetahuan

    Oleh: Biiznillah, M.A.*

    Ilustration by lovepik.com

    Konon, orang-orang bijak telah berkata bahwa kehidupan sebenarnya berjalan dengan prinsip keseimbangan. Setiap kita sebenarnya menyadari bahwa kita tidak bisa hidup dalam dunia yang seragam. Kita secara sadar atau tidak sebenarnya menyukai perbedaan karena denganya kita dapat memenuhi potensi-potensi mendasar kita. Dengan kata lain, keseimbangan sebenarnya adalah bahasa lain dari “perbedaan-perbedaan yang saling berinteraksi”. 

    Andai saja hanya ada dua hal di dunia ini, keduanya pasti memiliki selisih dari kesamaan. Tak ada yang benar-benar sama. Tapi apa artinya ini semua? 

    Mari kita melihat dunia ini dalam realitasnya yang lebih kecil yakni atom. Ada dua kejadian yang mungkin terjadi di inti atom yakni kejadian di mana nuklea atau inti antom bertabrakan dengan inti atom yang lain dan menghasilkan energi yang sangat besar. Kejadian kedua adalah terbelahnya inti atom persis di saat kejadian peleburan inti atom dan membentuk atom baru dengan massa yang lebih kecil. Meleburnya dua nuklea menciptakan realitas baru karena desakan energi yang begitu kuat. Kejadian ini lazim terjadi pada masa pembentukan bintang dari zaman alam semesta purba hingga saat ini. 

    - Advertisement -

    Fakta yang menarik adalah, setiap kejadian di alam semesta ini selalu sama. Tidak pernah ada Air yang tidak mendidih jika dipanaskan. Tidak pernah ada hewan yang dapat dibuahi oleh manusia. Kenapa begitu? karena sebenarnya setiap partikel yang ada dunia ini membawa Informasi tentang bagaimana seharusnya mereka menyusun dan membentuk kehidupan.  Setiap kali dua kromosom bertemu, maka informasi zaman purba diolah menjadi bentuk-bentuk kehidupan baru.

    Mungkin benar apa yang dikatan orang bijak ketika menjelaskan tujuan hidup manusia. dan Apakah tujuan hidup manusia? Sama seperti awal mula adanya kehidupan di bumi yang berupa sebuah sel lalu terbagi menjadi dua. Maka seperti itulah tujuan utama kehidupan di dunia yaitu mewariskan pengetahuan ke generasi berikutnya.

    *Penulis: Dosen UIN FAS Bengkulu dan aktif sebagai peneliti PUSKAPP.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here