37 BANGSA KORBAN
Afganistan
AS bertanggung jawab atas antara 1 hingga 1,8 juta kematian selama perang antara Uni Soviet dan Afghanistan, dengan memancing Uni Soviet untuk menginvasi negara tersebut. (1,2,3,4)
Uni Soviet memiliki hubungan persahabatan dengan tetangganya, Afghanistan, yang memiliki pemerintahan sekuler. Uni Soviet khawatir jika pemerintahan tersebut menjadi fundamentalis, perubahan ini dapat menyebar ke Uni Soviet.
Pada tahun 1998, dalam sebuah wawancara dengan terbitan Paris Le Novel Observateur, Zbigniew Brzezinski, penasihat Presiden Carter, mengakui bahwa ia bertanggung jawab atas pemberian bantuan kepada Mujahidin di Afghanistan yang menyebabkan Soviet melakukan invasi. Dalam kata-katanya sendiri:
Menurut versi resmi sejarah, bantuan CIA kepada Mujahidin dimulai pada tahun 1980, yaitu setelah tentara Soviet menginvasi Afghanistan pada tanggal 24 Desember 1979. Namun kenyataan yang selama ini dirahasiakan, sama sekali berbeda. Memang, pada tanggal 3 Juli 1979 Presiden Carter menandatangani perintah pertama untuk memberikan bantuan rahasia kepada para penentang rezim pro-Soviet di Kabul. Dan pada hari itu juga, saya menulis surat kepada Presiden yang menjelaskan kepadanya bahwa menurut pendapat saya bantuan ini akan memicu intervensi militer Soviet. (5,1,6)
Brzezinski membenarkan pemasangan jebakan ini, karena menurutnya jebakan ini memberi Uni Soviet kemenangannya di Vietnam dan menyebabkan pecahnya Uni Soviet. “Menyesali apa?” katanya. “Operasi rahasia itu adalah ide yang bagus. Operasi itu berhasil menyeret Rusia ke dalam jebakan Afghanistan dan Anda ingin saya menyesalinya?” (7)
CIA menghabiskan 5 hingga 6 miliar dolar untuk operasinya di Afghanistan dengan tujuan menguras habis dana Uni Soviet. (1,2,3) Ketika perang 10 tahun itu berakhir, lebih dari satu juta orang tewas dan heroin Afghanistan telah menguasai 60% pasar AS. (4)
AS bertanggung jawab secara langsung atas sekitar 12.000 kematian di Afghanistan, banyak di antaranya disebabkan oleh pemboman sebagai balasan atas serangan terhadap properti AS pada 11 September 2001. Kemudian pasukan AS menginvasi negara tersebut. (4)
Angola
Perjuangan bersenjata penduduk asli melawan kekuasaan Portugis di Angola dimulai pada tahun 1961. Pada tahun 1977 pemerintah Angola diakui oleh PBB, meskipun AS merupakan salah satu dari sedikit negara yang menentang tindakan ini. Pada tahun 1986, Paman Sam menyetujui bantuan material kepada UNITA, sebuah kelompok yang berusaha menggulingkan pemerintah. Bahkan hingga saat ini perjuangan ini, yang terkadang melibatkan banyak negara, terus berlanjut.
Intervensi AS dibenarkan oleh publik AS sebagai reaksi terhadap intervensi 50.000 tentara Kuba di Angola. Namun, menurut Piero Gleijeses, seorang profesor sejarah di Universitas Johns Hopkins, yang terjadi adalah sebaliknya. Intervensi Kuba terjadi sebagai akibat dari invasi rahasia yang didanai CIA melalui negara tetangga Zaire dan serangan terhadap ibu kota Angola oleh sekutu AS, Afrika Selatan (1,2,3). (Tiga perkiraan jumlah kematian berkisar antara 300.000 hingga 750.000 (4,5,6)
Argentina: Lihat Amerika Selatan: Operasi Condor
Bangladesh: Lihat Pakistan
Bolivia
Hugo Banzer adalah pemimpin rezim represif di Bolivia pada tahun 1970-an. AS merasa terganggu ketika pemimpin sebelumnya menasionalisasi tambang timah dan mendistribusikan tanah kepada petani Indian. Kemudian tindakan yang menguntungkan kaum miskin itu dibatalkan.
Banzer, yang dilatih di Sekolah Amerika yang dikelola AS di Panama dan kemudian di Fort Hood, Texas, sering kembali dari pengasingan untuk berunding dengan Mayor Angkatan Udara AS Robert Lundin. Pada tahun 1971 ia melancarkan kudeta yang berhasil dengan bantuan sistem radio Angkatan Udara AS. Pada tahun-tahun pertama kediktatorannya, ia menerima bantuan militer dua kali lebih banyak dari AS dibandingkan dengan belasan tahun sebelumnya.
Beberapa tahun kemudian Gereja Katolik mengecam pembantaian yang dilakukan tentara terhadap pekerja timah yang mogok pada tahun 1975. Banzer, dibantu oleh informasi yang diberikan oleh CIA, berhasil menargetkan dan menemukan pendeta dan biarawati sayap kiri. Strategi anti-pendeta yang dikenal sebagai Rencana Banzer, diadopsi oleh sembilan kediktatoran Amerika Latin lainnya pada tahun 1977. (2) Ia dituduh bertanggung jawab atas 400 kematian selama masa jabatannya. (1)
Lihat juga: Lihat Amerika Selatan: Operasi Condor
Brasil: Lihat Amerika Selatan: Operasi Condor
Kamboja
Pengeboman AS terhadap Kamboja telah berlangsung selama beberapa tahun secara rahasia di bawah pemerintahan Johnson dan Nixon, tetapi ketika Presiden Nixon secara terbuka mulai mengebom sebagai persiapan untuk serangan darat terhadap Kamboja, hal itu menyebabkan protes besar di AS terhadap Perang Vietnam.
Saat ini, hanya ada sedikit kesadaran mengenai skala pengeboman ini dan penderitaan manusia yang terlibat.
Kerusakan yang sangat parah terjadi di desa-desa dan kota-kota Kamboja, yang menyebabkan pengungsian dan pemindahan penduduk secara internal. Situasi yang tidak stabil ini memungkinkan Khmer Merah, sebuah partai politik kecil yang dipimpin oleh Pol Pot, untuk mengambil alih kekuasaan. Selama bertahun-tahun kita telah berulang kali mendengar tentang peran Khmer Merah dalam kematian jutaan orang di Kamboja tanpa ada pengakuan apa pun bahwa pembunuhan massal ini dimungkinkan oleh pemboman AS terhadap negara tersebut yang mengguncang stabilitas negara tersebut dengan kematian, cedera, kelaparan, dan pengungsian rakyatnya.
Jadi, AS tidak hanya bertanggung jawab atas kematian akibat pengeboman, tetapi juga atas kematian yang diakibatkan oleh aktivitas Khmer Merah – yang jumlahnya sekitar 2,5 juta orang. Bahkan ketika Vietnam kemudian menginvasi Kamboja pada tahun 1979, CIA masih mendukung Khmer Merah. (1,2,3)
Lihat juga Vietnam
Chad
Diperkirakan 40.000 orang di Chad terbunuh dan sebanyak 200.000 orang disiksa oleh pemerintah yang dipimpin oleh Hissen Habre yang berkuasa pada bulan Juni 1982 dengan bantuan uang dan senjata CIA. Ia tetap berkuasa selama delapan tahun. (1,2)
Human Rights Watch mengklaim bahwa Habre bertanggung jawab atas ribuan pembunuhan. Pada tahun 2001, saat tinggal di Senegal, ia hampir diadili atas kejahatan yang dilakukannya di Chad. Namun, pengadilan di sana memblokir proses ini. Kemudian orang-orang hak asasi manusia memutuskan untuk melanjutkan kasus ini di Belgia, karena beberapa korban penyiksaan Habre tinggal di sana. AS, pada bulan Juni 2003, memberi tahu Belgia bahwa mereka berisiko kehilangan statusnya sebagai tuan rumah markas besar NATO jika mengizinkan proses hukum semacam itu terjadi. Jadi hasilnya adalah undang-undang yang memungkinkan para korban untuk mengajukan pengaduan di Belgia atas kekejaman yang dilakukan di luar negeri dicabut. Namun, dua bulan kemudian undang-undang baru disahkan yang membuat ketentuan khusus untuk kelanjutan kasus terhadap Habre.
Chili
CIA ikut campur dalam pemilihan umum Chili tahun 1958 dan 1964. Pada tahun 1970, seorang kandidat sosialis, Salvador Allende, terpilih sebagai presiden. CIA ingin menghasut kudeta militer untuk mencegah pelantikannya, tetapi kepala staf angkatan darat Chili, Jenderal Rene Schneider, menentang tindakan ini. CIA kemudian berencana, bersama dengan beberapa orang di militer Chili, untuk membunuh Schneider. Rencana ini gagal dan Allende pun menjabat. Presiden Nixon tidak mau menyerah dan ia memerintahkan CIA untuk menciptakan iklim kudeta: “Buat ekonomi menjerit,” katanya.
Yang terjadi kemudian adalah perang gerilya, pembakaran, pemboman, sabotase, dan teror. ITT dan perusahaan-perusahaan AS lainnya yang memiliki saham di Chili mensponsori demonstrasi dan pemogokan. Akhirnya, pada 11 September 1973 Allende meninggal entah karena bunuh diri atau dibunuh. Saat itu Henry Kissinger, Menteri Luar Negeri AS, mengatakan hal berikut mengenai Chili: “Saya tidak mengerti mengapa kita perlu berdiam diri dan melihat sebuah negara menjadi komunis karena tidak bertanggung jawabnya rakyatnya sendiri.” (1)
Selama 17 tahun teror di bawah penerus Allende, Jenderal Augusto Pinochet, diperkirakan 3.000 warga Chili terbunuh dan banyak lainnya disiksa atau “dihilangkan.” (2,3,4,5)
Lihat juga Amerika Selatan: Operasi Condor
Cina Diperkirakan 900.000 orang Cina tewas selama Perang Korea.
Untuk informasi lebih lanjut, Lihat: Korea.
Kolumbia
Salah satu perkiraan adalah bahwa 67.000 kematian terjadi sejak tahun 1960-an hingga beberapa tahun terakhir akibat dukungan AS terhadap terorisme negara Kolombia. (1)
Menurut laporan Amnesty International tahun 1994, lebih dari 20.000 orang tewas karena alasan politik di Kolombia sejak tahun 1986, terutama oleh militer dan sekutu paramiliternya. Amnesty menduga bahwa “peralatan militer yang dipasok AS, yang tampaknya dikirim untuk digunakan melawan pengedar narkotika, digunakan oleh militer Kolombia untuk melakukan pelanggaran atas nama “pemberontakan.” (2) Pada tahun 2002, perkiraan lain dibuat bahwa 3.500 orang tewas setiap tahun dalam perang saudara yang didanai AS di Kolombia. (3)
Pada tahun 1996 Human Rights Watch mengeluarkan laporan “Pasukan Pembunuh di Kolombia” yang mengungkapkan bahwa agen CIA pergi ke Kolombia pada tahun 1991 untuk membantu militer melatih agen rahasia dalam kegiatan anti-subversif. (4,5)
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah AS telah memberikan bantuan berdasarkan Rencana Kolombia. Pemerintah Kolombia telah didakwa menggunakan sebagian besar dana untuk penghancuran tanaman dan dukungan terhadap kelompok paramiliter.
Kuba
Dalam invasi Teluk Babi ke Kuba pada tanggal 18 April 1961 yang berakhir setelah 3 hari, 114 dari pasukan penyerbu tewas, 1.189 ditawan dan beberapa melarikan diri ke kapal-kapal AS yang menunggu. (1) Para pengungsi yang ditangkap segera diadili, beberapa dieksekusi dan sisanya dijatuhi hukuman tiga puluh tahun penjara karena pengkhianatan. Para pengungsi ini dibebaskan setelah 20 bulan dengan imbalan makanan dan obat-obatan senilai $53 juta.
Beberapa orang memperkirakan jumlah pasukan Kuba yang terbunuh berkisar antara 2.000 hingga 4.000 orang. Perkiraan lain adalah 1.800 pasukan Kuba terbunuh di jalan raya terbuka akibat bom napalm. Hal ini tampaknya menjadi cikal bakal Jalan Raya Maut di Irak pada tahun 1991 ketika pasukan AS tanpa ampun membantai banyak warga Irak di jalan raya. (2)
Republik Demokratik Kongo (sebelumnya Zaire)
Kekerasan besar-besaran dimulai di negara ini pada tahun 1879 oleh penjajahnya, Raja Leopold dari Belgia. Populasi Kongo berkurang 10 juta orang dalam kurun waktu 20 tahun yang oleh sebagian orang disebut sebagai “Genosida Leopold.” (1) AS bertanggung jawab atas sekitar sepertiga dari jumlah kematian di negara itu pada masa lalu. (2)
Pada tahun 1960, Kongo menjadi negara merdeka dengan Patrice Lumumba sebagai perdana menteri pertamanya. Ia dibunuh dan CIA terlibat, meskipun beberapa pihak mengatakan bahwa pembunuhannya sebenarnya merupakan tanggung jawab Belgia. (3) Namun demikian, CIA berencana untuk membunuhnya. (4) Sebelum pembunuhannya, CIA mengirim salah satu ilmuwannya, Dr. Sidney Gottlieb, ke Kongo dengan membawa “material biologis yang mematikan” yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pembunuhan Lumumba. Virus ini dapat menyebabkan penyakit mematikan yang berasal dari wilayah Kongo di Afrika dan dibawa dalam kantong diplomatik.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, sering terjadi perang saudara di Republik Demokratik Kongo, yang sering kali dipicu oleh AS dan negara-negara lain, termasuk negara-negara tetangga. (5)
Pada bulan April 1977, Newsday melaporkan bahwa CIA secara diam-diam mendukung upaya perekrutan ratusan tentara bayaran di AS dan Inggris Raya untuk bertugas bersama tentara Zaire. Pada tahun yang sama, AS memberikan $15 juta perlengkapan militer kepada Presiden Zaire Mobutu untuk menangkis invasi oleh kelompok saingan yang beroperasi di Angola. (6)
Pada bulan Mei 1979, AS mengirimkan bantuan sejumlah juta dolar kepada Mobutu yang telah dihukum 3 bulan sebelumnya oleh Departemen Luar Negeri AS atas pelanggaran hak asasi manusia. (7) Selama Perang Dingin, AS menyalurkan lebih dari 300 juta dolar dalam bentuk senjata ke Zaire (8,9) dan 100 juta dolar dalam bentuk pelatihan militer diberikan kepadanya. (2) Pada tahun 2001, dilaporkan kepada komite kongres AS bahwa perusahaan-perusahaan Amerika, termasuk yang terkait dengan mantan Presiden George Bush Sr., sedang mengobarkan Kongo untuk mendapatkan keuntungan moneter. Terjadi perebutan sumber daya internasional di negara itu dengan lebih dari 125 perusahaan dan individu yang terlibat. Salah satu zat ini adalah coltan, yang digunakan dalam pembuatan telepon seluler. (2)
Republik Dominika
Pada tahun 1962, Juan Bosch menjadi presiden Republik Dominika. Ia menganjurkan program-program seperti reformasi lahan dan program pekerjaan umum. Hal ini tidak menjadi pertanda baik bagi hubungannya di masa depan dengan AS, dan setelah hanya 7 bulan menjabat, ia digulingkan oleh kudeta CIA. Pada tahun 1965 ketika sebuah kelompok mencoba untuk mengangkatnya kembali ke jabatannya, Presiden Johnson berkata, “Bosch ini tidak berguna.” Asisten Menteri Luar Negeri Thomas Mann menjawab, “Ia sama sekali tidak berguna. Jika kita tidak mendapatkan pemerintahan yang layak di sana, Tuan Presiden, kita akan mendapatkan Bosch yang lain. Itu hanya akan menjadi lubang pembuangan lainnya.” Dua hari kemudian invasi AS dimulai dan 22.000 tentara dan marinir memasuki Republik Dominika dan sekitar 3.000 warga Dominika tewas selama pertempuran. Alasan yang diberikan untuk melakukan hal ini adalah bahwa hal ini dilakukan untuk melindungi orang asing di sana. (1,2,3,4)
Timor Timur
Bersambung ke halaman selanjutnya –>
Menurut saya tidak aneh kalo America melakukan itu semua karena memang karakter America seperti itu membunuh merusak bahkan mengganggu kedaulatan banyak negara mereka hanya mementingkan kepentingan negaranya dgn alibi yang tidak masuk akal
Isi berita nya sangat bagus. Karena kita dapat mengetahui dalang dari ini semua adalah AMERIKA. Apalagi semenjak di pimpin oleh Donald Trumpt. Sampe mereka keluar dari WHO. Seenar nya yang patut kita benci adalah AMERIKA. Karena mereka menyokong semua untuk Membela Israel.
Kebijakan Politik luar negeri Amerika Serikat selama perang Dunia ke -2 memiliki Dampak yang signifikan Pada jalannya perang,dan jumlahnya korban.Beberapa dampak tersebut antara lain;
-Pertumbuhan Korban,kebijakan Bom Atom dan Serangan Militer lainnya menyebabkan korban yang sangat besar baik dikalangan Militet maupun sipil.
-Perubahan Peta Politik luar Neger Amerika Seikat selama perang Dunia ke-2 membantu memperkuat posisi Amerika serikat sebagai negara Adidaya dan mengubah peta politik Dunia
Selama Perang Dunia ke-2 Amerika serikat menerapkan beberapa kebijakan luar negeri yg berdampak signifikan pada jalannya perang Dan jumlah korban, diantara kebijakannya itu;-.Kebijakan Land-Lease, Amerika menerapkan kebijakan”Land-Lease dimana mereka menyediakan bantuan militer dan ekonomi, kepada negara2x sekutu tanpa meminta pembayaran langsung.kebijakan ini membantu mempwrkuat sekutu dalam perang. dan lain2x
Bagaimana cara kita melawan Hegemoni AS?
Apa yang terjadi jika Amerika tidak pernah ada..?!
AS sumber kekacauan dunia, suka membuat laporan hoax untuk menghancurkan sebuah negara. Misalnya Irak di tuduh mengembangkan senjata nuklir tapi sampai saat ini Amerika tidak mampu membuktikan nya. Semoga saja pejuang Palestina mampu mengubah arah peradaban dunia di masa depan.
Sebenarnya yg paling bertanggung jawab dg pendudukan Israel yakni Barat adalah inggris yg membagi-bagi wilayah seenaknya. Hal ini jelas wajah imperialisme Barat inggris yg entry point. maka mereka yg mulai mereka yg akhir mengakhiri atu di akhiri
Parah parah
Dampak kebijakan luar negeri AS sering membawa kehancuran bagi negara lain dengan dalih stabilitas dan demokrasi, di mana lebih dari 20 juta orang menjadi korban. Intervensi militer dan politik AS tidak hanya soal kepentingan strategis, tetapi juga menciptakan penderitaan massal.
Sayangnya, narasi ini jarang diakui karena dominasi media barat yang lebih membela kepentingan AS.
Masyarakat global perlu lebih sadar dan kritis terhadap peran negara adidaya dalam membentuk peta politik dunia yang sering kali merugikan banyak pihak.
~Perdamaian yang dibangun di atas ketidakadilan hanyalah ilusi, mereka berbicara tentang perdamaian nyatanya membawa kekacauan dan penderitaan~
Sepertinya Dunia akan DAMAI tanpa AS.
Amerika memang dalang di balik segalanya
Amerika Serikat kemungkinan besar telah bertanggung jawab sejak Perang Dunia II atas kematian sekitar 20 hingga 30 juta orang dalam perang dan konflik yang tersebar di seluruh dunia.
Masha Allah..
Selama ini yg saya pahami hanya sebatas “pokoknya AS adalah negara adikuasa titik”
Ternyata lebih kelam daripada itu..
Ternyata & isriwil jg bukan sekedar tentang perebutan tanah, tapi jauh lebih daripada itu..
Bagi saya tentu ini sebuah dokumentasi sejarah yang harus diungkapkan kepada generasi penerus (alfa, beta, dst) supaya kejadian ini tidak terulang lagi. Setelah adanya pengungkapan ini, maka langkah selanjutnya adalah kita harus bersuara agar pejabat AS diadili dan dijatuhi hukuman berat terkait genosida di seluruh dunia.
Alhamdulillah, matur nuwun team Admin Kabar Kampus, sdh menurunkan tulisan yg bernas, mencerahkan, membuka setiap mata yg mencari sumber kebenaran.
Matur nuwun sdh mengedukasi para pembaca yang haus bacaan dan tulisan berkualitas dan berani mengungkapnya ke ruang publik.
Menyalala-lah KabarKampus.com
Barakallahu fiikum.
betapa besarnya dampak perang yang dipimpin AS terhadap dunia pasca-Perang Dunia II, baik dalam bentuk korban jiwa maupun kehancuran ekonomi dan sosial. Ironisnya, negara-negara yang dahulu menjadi sekutu dalam menghadapi fasisme kini diposisikan sebagai ancaman bagi dunia Barat. Jika perang dikatakan sebagai alat untuk menjaga perdamaian, maka data yang menunjukkan jutaan kematian akibat intervensi militer dan perang ekonomi justru membuktikan sebaliknya. Dunia harus lebih kritis dalam menanggapi narasi tentang siapa yang dianggap musuh dan siapa yang benar-benar bertanggung jawab atas ketidakstabilan global
Tulisan yang sangat bagus bisa membuat orang-orang masuh tertidur untuk bangun dan melihat realita yg terjadi, apa yg mendasari dan menjadi faktor berbagai kekacauan global saat ini, dimana selama ini sangat banyak orang yg kekurangan informasi sehingga mudah menelan hoax serta ikut terlibat dalam agenda-agenda mereka yg menciptakan konflik dan rasis
Tulisan yang sangat bagus bisa membuat orang-orang masih tertidur untuk bangun dan melihat realita yg terjadi, apa yg mendasari dan menjadi faktor berbagai kekacauan global saat ini, dimana selama ini sangat banyak orang yg kekurangan informasi sehingga mudah menelan hoax serta ikut terlibat dalam agenda-agenda mereka yg menciptakan konflik dan rasis
Semoga segera terbentuk persatuan berskala nasional yang solid di setiap negara pendukung Palestina, terutamanya persatuan antar kelompok nasional di Palestina sendiri agar kemerdekaan Palestina bisa segera terwujud, dan tidak termakan segala muslihat kolonial Amerika dan isriwil. Aamiin
AS sebagai negara adikuasa telah memanfaatkan kekuatannya untuk menjadi pengatur dunia, berbuat sesukanya dan ikut campur dalam urusan negara lain. Selain motif ingin menguasai sumber daya negara lain, juga ingin membuat negara-negara lain patuh dan tunduk padanya. Tidak peduli berapa banyak rakyat sipil yang harus dikorbankan
Kediktatoran & hegemoni AS akan segera menemui ajalnya, saat negara-negara anti imperialisme bersatu dalam semua bidang.
Berati yang saya pelajari dulu tentang sejarah dunia hanya kulit-kulitnya saja setelah tau tentang fakta di atas. Kenapa ya setiap presiden AS itu sama saja. Pergantian dari mereka pun tidak mengubah kondisi di setiap masa jabatannya. Dingin sekali tangan mereka membuat chaos. Alhamdulillah saya tercerahkan dengan berita ini . Agar lebih bijak menanggapi artikel yang tersebar di media tentang AS ini.
Amerika adalah bukti nyata sosok Dajjal berwujud manusia. Mereka hanya memikirkan keuntungan dengan cara menjual senjata, bagaimana mengeruk kekayaan dari seluruh dunia untuk kepentingan mereka sendiri. Nyawa manusia tidak lebih penting dari penjualan senjata. Laknatullah amerika.
Amerika menggunakan strategi konspirasi, model kolonialisme dan imperialisme, menciptakan daerah konflik yg kemudian mereka datang seolah olah menjadi juru penyelamat
Kacauuu
Keberadaan kekuatan arogansi dan penindasan,penjajahan yang di lakukan oleh setan besar Amerika dari masa kemasa..berada di tangan Tuhan yang maha berkehendak pada pengertian =
Mengapa kita tidak memulai untuk meletakkan dasar hukum Tuhan pada pondasi awal agar yang tidak bersesuaian dengan hukum_nya Tuhan mengganti_nya..
Amerika menggunakan strategi konspirasi, (cara baru kolonialisme dan imperialisme),menciptakan daerah konflik kemudian mengkondisikan ketergantungan untuk mendikte, lalu datang seolah menjadi juru penyelamat
Saya sangat tergugah dengan pesan tentang pentingnya perdamaian dan keadilan. Semoga artikel ini dapat menginspirasi banyak orang untuk mendukung perdamaian dan keadilan di dunia! Terutama di negara Palestina
Tindakan boykot tetap dilanjutkan agar memberi efek jera kepada Amerika yang selama ini semena mena kepada jajahannya terkhususnya Palestina. Disaat kita belum bisa membalas secara nyawa namun aksi boykot sangat membantu melemahkan ekonomi mereka.
Sungguh mengerikan setelah tahu kisah sejarah nya… kisah kelam itu semoga tidak terjadi ulang lagi..kalaupun sekarang Palestine menjadi korban..semoga cepat selesai. Bebasss.
Sungguh mengerikan setelah tahu kisah sejarah nya…
amerika yang imperialis memang sumber masalah dunia sejak dulu. sudah saatnya dunia, terutama negara2 berkembang seperti indonesia dan negara2 global south lainnya bersatu berdiri melawan hegemoni amerika/barat dan melepas diri dari ketergantungan ekonomi terhadap mereka. negara yang meraup kekayaan melalui jalur kekerasan dengan sejarah yang berlumuran darah bukanlah negara yang patut dicontoh atau dihormati. imperialisme harus diberantas dan sudah saatnya dunia sadar akan bahaya imperialisme amerika.
Amerika itu haus darah dan kekuasaan,suka memanfaatkan situasi di negara negara yg berkonflik, seakan akan mau jadi penengah tapi kenyataannya malah membuat konflik semakin besar,di balik semua aksinya Amerika ingin mengambil keuntungan dari negara negara itu.
Amerika itu mafia senjata, semakin lama perang berlangsung maka semakin laris bisnis senjata nya,maka semakin menguntungkan untuk Amerika
“Roh jahat” apa yang merasuki pemerintahan Amerika Serikat (AS) dari masa ke masa sehingga begitu banyak korban dan pemain utama atas semua pembunuhan itu. Tentu saja, spirit kolonialisme yang dikemas dalam ideologi kapitalisme. Tapi, mengapa AS? Ini yang perlu diungkap lebih lanjut. Jangan-jangan atau ada dugaan kuat, didalamnya selalu ada spirit yang sekarang menyebabkan ratusan ribu atau bahkan jutaan orang di Palestina syahid, gugur, atau pun korban luka-luka.
Kebanyakan kekacauan dan perang yang terjadi di belahan dunia terutama islam semuanya tidak terlepas dari campur tangan Amerika.
Sekarang mari kita analisis kembali kenapa mereka ikut campur pada semua konflik Islam?
Saya tau pasti sahabat semua sudah mengetahui alasannya, tapi saya tekankan sekali lagi bahwa barat terutama Amerika mereka semua sangat takut pada kekuatan potensial Islam apabila seluruh umat Islam bersatu tidak dapat dipungkiri bahwa semua doktrin barat yang tersebar di masyarakat mengandung nilai perpecahan seperti contoh doktrin yang dibawa oleh snock hugronjoe salah satu mata mata belanda ke aceh dia mendoktrin masyarakat agar memisahkan antara dunia dan akhirat sehingga terjadi keretakan diantara para elite aceh dan para ulama pada masa itu.
Apakah serakut itu mereka dengan islam? Sampai-sampai ikut andil dlm berbagai bentuk pertempuran, termasuk genosida terhadap Palestina ini
Seluruh bangsa didunia yang waras kemanusiaannya pasti menentang penjajahan dimanapun berada , Tuhan menciptakan bersuku-suku , berbangsa-bangsa untuk saling mengenal dan saling menghargai.
Bela Palestina berarti bela tanah air dan menjaga kemanusiaan kita. FREE
Klaim AS telah membunuh lebih dari 20 juta orang sejak Perang Dunia II membutuhkan bukti kuat dan verifikasi independen. Angka sebesar itu memerlukan analisis menyeluruh dan metodologi yang transparan untuk menghindari generalisasi dan bias. Perlu perdebatan publik yang objektif untuk menilai dampak kebijakan luar negeri AS dan tanggung jawabnya terhadap kerugian jiwa.
Sangat terharu membacanya, di balik banyaknya konflik yang melibatkan Amerika, semakin terungkap bahwa kepentingan ekonomi dan geopolitik turut memengaruhi keputusan untuk terlibat dalam perang. Kendali atas sumber daya alam, jalur perdagangan, dan stabilitas wilayah sering kali menjadi alasan utama, menjadi dasar keputusan tanpa mempertimbangkan konsekuensi kemanusiaan yang sangat berat.
Setelah dicek (ditekan/klik) link-link referensi di akhir tulsan, banyak beritanya yang sudah tidak ditemukan/dihapus.
Bagaimanapun jenis perang yg terjadi baik itu real perang dengan senjata atau dibuat seperti pandemi, pada akhirnya semua jenis perang itu memakan banyak korban.
Dan ironisnya semua korban ini adalah hasil intervensi AS dalam setiap momen peperangan yang katanya bertujuan untuk menciptakan “perdamaian dunia”.
Terima kasih kepada kabar kampus.com sudah memberikan informasi terkait ternyata memang Amerika masih eksis hingga saat ini ingin menguasai dunia mulai dari perekonomian dengan cara cara najis nya kolonialnya mengadu dan menunggangi serta menfasilitasi sampai terjadi nya perang dunia kesatu dan kedua hingga 20 juta jiwa ..
mari bersatu jangan sampai termakan atau ditunggangi oleh Amerika dan sekutunya kita jadi tepecah belah , saling perang saudara,
mari saat nya kita bersatu membantu perjuangkan kemerdekaan Palestine ,Palestine adalah ujung tombak saat ini ..
Dua puluh juta.. Itu Nyawa manusia, bukan angka.. Amerika membuktikan dirinya sebagai setan besar yang dipuja2 oleh setan2 kecil sekutunya..
Intinya, keserakahan, kesombongan, kelicikan, dan kediktatoran pasti akan mengalami kekalahan dan kemunduran. Herannya, masih aja ada yang setuju untuk bekerjasama dengan mereka si pembawa kerusakan. Rasanya kayak negara lain itu cuma babu dan mereka itu majikan di atas bumi ini..
Astaghfirullah, laailaahaillAllah..
Menurut saya, siapapun pemimpin negra pembunuh dan perampok ini, kebijakannya tetap sama dari dulu sampai sekarang. Kalau ada yang keluar dari rel nya akan tamat riwayat nya
Kedamaian itu indah. Namun keadilan jauh lebih indah. AS akan diadili, waktu yang menjawabnya.
Kolonialisne merupakan bentuk kerakusan suatu negara untuk menguasai sumber daya alam negara lain yg lemah dng metodhe yg mengikuti perkembangan jaman. Sangat disayangkan umat Islam tidak bisa dikatakan umat karena tidak bersatu dalam mencapai tujuan dng agananya
Perang Irak – AS terjadi sampai tahun 2003, setelah invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990. Dari posisi AS sebagai penengah tetapi kemudian menjadi pihak yang berperang. Artikel ini sangat informatif dan memuat aksi dari imperialis Amerika di panggung konflik dunia dan juga di balik layarnya.
Gerak perkembangan sejarah masyarakat dunia belum usai dengan kekuasan atas rakyat. Penguasaan yang tidak berpihak kepada rakyat harus dan akan runtuh. Maka, bersiap untuk perlawanan besar rakyat dunia perlu terus digerakkan.
Merdeka Palestina!!!
Memang AS selalu menjadi dalang.. Semoga semua negara bisa sadar untuk senantiasa menegakkan keadilan dan tidak mengambil hak dari negara lainnya, serta mendapatkan kemerdekaannya masing-masing. Free Palestine
Banyak kebijakan Amerika yang pro-|sr43l. Dengan banyaknya jumlah Yahudi disana sangat mudah mempengaruhi setiap kebijakan yang ada di tubuh Amerika. Apalagi Segala bidang sudah di selusupi orang Yahudi mulai ekonomi, politik, hukum dan media massa. Sehingga kebijakan yang di ambil ada campur tangan Yahudi.
Tak banyak berkomentar, rapatkan barisan, mari atur strategi !!!
Amerika Serikat telah terlibat dalam berbagai konflik bersenjata sejak awal abad ke-20, termasuk Perang Dunia I dan II, serta berbagai intervensi militer di Timur Tengah dan Afrika.. Tentunya bukan hanya AS tp juga negara2 sekutu, pada PD-I, blok sekutu terdiri dari Britania Raya, Prancis, Rusia, Italia, Belgia, dll, berperang melawan Blok Sentral (Jerman, Austria-Hungaria, dan Kesultanan Utsmaniyah)
Pada PD-II, blok Sekutu terdiri dari AS, Britania Raya, Uni Soviet, Prancis, Cina, dll,, berperang melawan Blok Axis (Jerman, Italia, dan Jepang)
perlawanan imperialis amerika,,
tidak cukup sekedar bersuara lantang di ruang media.
tpi tingkatkan kemampuan masing2 di bidang masing2 untuk menguatkan pengaruh nilai2 n ideologi kebangsaan, jangan lupa mengokohkan & menyempurnakan berbagai suprastruktur yang menjadi benteng pertahanan bangsa dan negara kita.
Sangat setuju bahwa kita harus terus berupaya mengembangkan pemahaman dan rasa kasih sayang di dunia. Perang harus dicegah. Menguatkan teknologi militer nasional hingga musuh gentar adalah salah satu caranya. Sebab, senjata yang canggih di tangan orang yang penuh kasih bukan untuk menyerang dan menyakiti orang lain, tapi untuk mempertahankan diri dan membela kaum mustadh’afin yang dianiaya kaum mustakbirin.
Dasar kehidupan damai , aman , tertib dan harmonis adalah ketika seseorang atau sekelompok orang memiliki niat dan itikad baik.
Ketika seseorang atau sekelompok orang memiliki niat dan itikad baik maka kehidupan akan aman dan damai , tidak ada ekploitasi , penindasan , penjajahan dan berbagai intrik serta kejahatan lainya. Idiologi rezim Amerika sama sekali tidak memiliki niat dan itikad baik itu. Maka yg ada adalah kecurangan , kelicikan , adu domba dan penghancuran.
Selalu cari keuntungan sendiri dan tidak pedulipada keadaan dan kebaikan bangsa Bangsa lainnya.
AMERIKA adalah Perpanjangannya tangan dari kolonialisme sejak ratusan tahun yg lalu yg dimulai oleh negara negara Eropah terutama Inggris Portugis dan Spanyol dan Kolonialisme ini TDK akan berakhir sampai peta arab dikuasai atau dijajah oleh Israel yg notabene adalah Amerika dan Inggris.. Palestina adalah batas Akhir Imperialisme dan kolonialisme dan SDH pasti korban jiwa Akan terus bertambah…
Amerika telah melakukan kejahatan perang yang sangat sadis tidak memikirkan dampak kedepan yang terjadi, sangat wajib sekali jika Palestina melakukan perlawanan untuk mempertahankan tanah air mereka sendiri.
Ternyata di balik perang tersimpan penderitaan, kesengsaraan, hak asasi manusia
Negara yg menggembor²kan HAM, pada kenyataannya tidak pernah menerapkan dg baik bahkan mengesampingkan HAM untuk kepentingannya sendiri…
Na’udzubilah…..
Palestina bangsa pejuang bagi kemerdekaan negerinya yang hakiki .
Perang Dunia ke 2.telah menyebabkan kerugian Ekonomi yang besar bagi Amerika serikat. Tetapi Amerika Serikat terlibat dalam perang dunia ke2.Dengan terlibat dalam perang Dunia k-2 justru negara ini mendspatkan ke untungan ekonomi. Negara Amerika serikat dapag menjual senjata dan bahan baku senjata kenegara sekutu sekunya termasuk Zionis Israel.Bahkan sampai saat ini,bisa diblang ,kalau ada perang Amerikalah mendapat cuan yang banyak Laris manis.
Karena bisnis senjata penyumbang devisa terbesar,Amerika memilili peran yg sangat di petan dunia 2. Dan senjatalah alat pemusnah masal yang banyak menhilangkan nyawa jutaan manusia selama pwran dinia ke 2. diantara senjata pemusnah masal Amerika serikar pada peang dunia ke -2.
-Peledakan Bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tangga 6 dan 9 Agustus 1945.
-Perang di Pasifik. Amerika terlibat dalam perang pasifik
yang melibatkan Jepang dan Ametika dimana banyak kurban dari rakyat sipil dan Militet.
-Dukungan pembrontakan di Eropa TIMUR seperti, cekoslawasia yang banyak melibatkan pertempuran dan kematian.
Penyerangan dan pengebman negara Jepang dan Jerman
Amerika memang mempunyai pefang signifikan (Biang kerok) dalam peran dunia 2 dengan menyuplai senjata 2x kenegara 2x sekutu2xnya. banyak negara dan rakyat
yg menjadi korban fari kebiadapan Ametika setikat dalam perang duni -2.
Berita yang disampaikan oleh Prof. Michel Chossudovsky dan James A. Lucas menggambarkan realitas kelam dari sejarah peperangan global serta dampak kebijakan militer dan ekonomi Amerika Serikat sejak Perang Dunia II. Artikel ini menyoroti jumlah korban jiwa yang luar biasa besar akibat perang yang dipimpin AS, kudeta, dan operasi intelijen, serta dampak kebijakan ekonomi global yang mengakibatkan kemiskinan massal.
Opini saya terhadap berita ini adalah bahwa narasi yang dibangun menunjukkan betapa besarnya pengaruh negara adidaya seperti AS dalam mengatur geopolitik dunia. Sejak Perang Dunia II, AS telah berperan dalam banyak konflik dan intervensi militer di berbagai negara, yang sering kali diklaim sebagai tindakan untuk menjaga stabilitas dan keamanan global. Namun, dampak dari kebijakan ini justru menciptakan penderitaan bagi jutaan orang yang kehilangan nyawa dan mata pencaharian mereka.
Salah satu poin penting dalam artikel ini adalah bagaimana AS kini menganggap Tiongkok dan Rusia sebagai musuh, meskipun kedua negara ini dahulu adalah sekutu dalam melawan kekuatan Poros selama Perang Dunia II. Perubahan sikap ini menunjukkan bagaimana politik internasional sangat dinamis dan sering kali dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi serta strategi geopolitik.
Selain itu, artikel ini juga menggarisbawahi dampak perang ekonomi yang dilakukan melalui lembaga seperti IMF dan kebijakan lockdown selama pandemi Covid-19. Narasi ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana kebijakan ekonomi global diarahkan untuk kepentingan segelintir elite, dibandingkan dengan kesejahteraan masyarakat umum.
Salah satu hal yang cukup kontroversial dalam artikel ini adalah klaim bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan jutaan kematian. Klaim ini perlu ditinjau lebih lanjut dengan bukti ilmiah yang kuat. Dalam menghadapi pandemi, vaksinasi telah menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengurangi angka kematian dan infeksi serius.
Secara keseluruhan, artikel ini memberikan perspektif kritis terhadap kebijakan AS dalam kancah global. Namun, penting bagi kita untuk menganalisis setiap klaim dengan pendekatan yang seimbang, dengan mempertimbangkan data serta berbagai sumber yang terpercaya. Kesadaran akan sejarah dan kebijakan global sangat penting agar kita dapat memahami dinamika dunia dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat global.
Amerika memang penjahat perang: mengambil keuntungan dari rakyatnya untuk menindas negara lain demi keuntungan negaranya (ambisi pemerintah).
Nanti juga ni amerika bakalan hancur ketika perang dunia ke 3, karena kebangkitan islam.