More

    Lima Langkah Menuju Peradaban Pasca-Kapitalisme

    5. Bangun Komunitas Epistemik dan Diskusi Buku Kritis

    Saya teringat satu peristiwa saat masih mahasiswa duu. Kami bersama beberapa senior membedah buku “Falsafatuna” karya  Muhammad Baqir al-Sadr. Diskusinya sederhana, tapi penuh semangat. Dari situ lahir ide membuat kelas revolusi kesadaran yang membawa kami pada pemikiran-pemikiran politik-ekonomi yang mencerahkan dan mulai membaca karya para ekonom Pancasila seperti Mubyarto, Yudi Latif, Yudhie Haryono. 

    Komunitas epistemik semacam ini harus diperbanyak. Mereka adalah basis dari perjuangan ideologis melawan kapitalisme. Diskusi-diskusi ini akan menumbuhkan kesadaran kritis, yang pada gilirannya akan melahirkan gerakan nyata. Bayangkan jika setiap kampus, setiap pesantren, setiap komunitas pemuda punya komunitas semacam ini—betapa kuat fondasi peradaban tandingan yang akan kita bangun.

    - Advertisement -

    Epilog

    Kapitalisme tidak akan roboh hanya karena kita marah, atau karena perang tarif semata. Ia akan runtuh jika kita secara sadar mengorganisir hidup kita untuk keluar dari jaring-jaring hegemoninya. Gunakan QRIS, dirikan koperasi, kuasai narasi, pilih konsumsi sadar, dan bangun basis intelektual. Lima langkah ini, bila dilakukan bersama, bisa menjadi fondasi dari dunia pasca-kapitalis yang lebih adil, berdaulat, dan manusiawi.

    Dan siapa tahu, dari lorong-lorong pasar rakyat, dari balai-balai diskusi kampus, dan dari warung kopi di pojok kota, akan lahir generasi yang tidak hanya berjuang meruntuhkan kapitalisme dan memerdekakan Palestina—tetapi juga merancang dunia sesudahnya.(*)

    *Penulis adalah anggota FPN (Free Palestine Network).

    - Advertisement -

    20 COMMENTS

    1. Ternyata melawan kapitalisme gak harus demo doang ya. Cukup beli gorengan pake QRIS aja udah jadi bagian dari perjuangan. Keren sih, tinggal gimana konsistensinya dijaga, biar gak cuma tren sesaat.

    2. Jika kapitalisme ingin benar-benar ditumbangkan, kita tidak bisa hanya berdiri di pinggir sejarah sebagai komentator yang fasih menganalisis ketimpangan dan ketidakadilan. Kita harus menjadi pelaku sejarah itu sendiri mereka yang dengan sadar dan berani mengambil peran dalam perjuangan membangun tatanan baru yang lebih adil dan manusiawi.

      Kapitalisme tidak akan runtuh hanya dengan kritik dan wacana. Ia harus dilawan dengan tindakan nyata: melalui pengorganisiran rakyat, pembangunan kekuatan ekonomi kerakyatan melalui koperasi, penguasaan ilmu pengetahuan, serta perlawanan terhadap dominasi modal yang merampas kedaulatan rakyat. Kita tidak bisa terus menunggu momen perubahan datang dari luar. Kitalah yang harus menciptakannya.

      Menjadi pelaku sejarah berarti memikul tanggung jawab politik dan moral untuk menciptakan masa depan yang berbeda. Sebuah masa depan di mana manusia tidak lagi diperjualbelikan sebagai komoditas, dan di mana nilai-nilai solidaritas, keadilan, serta keberlanjutan menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara

    3. Meruntuhkan “Kapitalisme” barangkali adalah topik kajian yang mendalam, yang ia memerlukan tinjaun dari prespektif sejarah, ekonomi, etika sebagaimana tilikan Thomas Piketty dalam karyanya Capital in the Twenty-First Century dan Naomi Klein dalam This Changes Everything.

      Dalam aksinya upaya meruntuhkan kapitalisme telah mengambil setidaknya dua bentuk, yakni, perlawanan melalui prespektif teoritis, yakni, dengan kritik terhadap kapitalisme yang berfokus pada ketimpangan, eksploitqsi SDA atau ketidakstabilan ekonomi, teoritis Karl Marx mengusulkan kapitalisme digantikan dengan sistem sosialis melalui revolusi proletariat. Kelompok teoretis kedua mengusulkan pendekatan reformis, kelompok ini acapkali disebut dengan sosalis demokrat, yang mengusulkan reformasi kapitalisme melalui regulasi, pajak progresif dan jaringing pengaman sosial.

      Bentuk kedua untuk meruntuhkan kapitalisme adalah melalui Pendekatan Praktis, yang berupa; aktivisme dan gerakan sosial, pendidikan dan kesadaran, perubahan kebijakan.

      Tetapi menghadapi serangan tersebut kapitalisme tidak juga diam, kapitalisme telah memiliki pengalaman terhadap segala bentuk resistensi, sehingga kapitalisme dalam rangka menancapkan pengaruhnya yang kuat, kapitalisme telah berintegrasi dengan sistem global, sehingga meruntuhkannya membutuhkan transformasi multidimensional. Beberapa alternatif telah diujicobakan untuk menghambat hegemoni kapitalisme, diantaranya model sosialisme demokrat, ekonomi partisipatif, ekonomi hijau dll..

      Dan dengan seiring dengan perkembangan dunia digital yang semula tampak mengukuhkan kapitalisme, seperti monopoli facebook, Apple, Youtube dll… kini kapitalisme menghadapi tantangan baru dengan apa yang ditulis diatas

    4. Perlawanan kapitalisme yang mudah yakni membangun narasumber anti kapitalisme terserah di media sosial manapun. Selain itu kita juga bisa memboikot produk yang berafiliasi dengan zionis karena zionisme-kapitalisme-kolonialisme-imperialisme-feodalisme-liberalisme adalah satu kesatuan ideologi yang jika dibiarkan akan menjadi fasisme (nazisme). Contoh: Microsoft, Google dan Meta berafilasi dengan zio, sebagai gantinya bisa kita menggunakan Mozilla, Opera, Ecosia, Baidu, Substack, WPS, Libreoffice. Pokoknya yang bisa kita pelajari pakai aja.

    5. Sepakat
      Langkah nyata mesti menjadi prioritas setiap individu dalam melawan kolonialisme yang kian menjalar di berbagai lini. Kesadaran untuk bangkit terlibat menihilkan dominasi kaum kapitalis wajib terus dibangun dan dipertahankan. Kelompok terkecil mulai dari diri sendiri, selanjutnya membiasakannya di dalam keluarga, saat hajatan yang kita buat, dll yang kesemuanya masih dalam kendali kita. Menggunakan produk lokal, memperhatikan konsumsi sehari-hari jangan sampai sengaja atau tidak sengaja membeli merk pendukung zionis. Hal kecil yang berdampak massif jika sebagian besar rakyat Indonesia mau berkesadaran serupa.

      Disinilah perlunya pemutakhiran pola pikir, terus memambah wawasan, menyegarkan hawa patriotisme dalam diri kita masing-masing. Ruang-ruang diskusi perlu diperbanyak, anak-anak muda khususnya Gen Z patut diberi kesempatan agar mulai tertarik dengan bahasan seputar kolonialisme dan dampaknya bagi perkembangan zaman. Bagaimana pun juga kelak merekalah yang akan beeperan aktif dalam roda bisnis, politik, pendidikan, sosial, dst.

      Mari kita ikut andil memberikan apa yang bisa kita persembahkan demi terciptanya kehidupan dunia yang lebih berkeadilan. Kekompakan adalah kunci kekuatan. Satu boikot dikali banyak akan menghasilkan nilai yang berlipat ganda. Harapan akan terus ada selama semangat berjuang masih menyala.

    6. Setuju kata Evi di atas, yuk rame-2 pakai QRIS. Beli kopi, singkong goreng, mie ayam, dst. Memang kita kecil seperti semut, tapi 270juta semut itu ngaruh bangeet .

      • Setuju banget… @Suka …
        Ayuk emak emak jangan mau kalah sama yang muda… Tidak ada kata terlambat untuk kita berjuang…

    7. Luar biasa! QRIS memang solusi praktis yang merakyat. Semoga makin banyak UMKM yang sadar manfaatnya dan ikut beralih ke pembayaran digital. Kita dukung kedaulatan ekonomi Indonesia!

    8. sangat inspiratif dan penuh semangat perlawanan terhadap dominasi kapitalisme global yang selama ini menjadi tulang punggung kekuatan zionis. Dukungan terhadap UMKM lokal, koperasi digital, dan penggunaan sistem pembayaran mandiri seperti QRIS bukan hanya soal ekonomi—ini adalah bentuk nyata solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina.

    9. sepakat, memang kita harus berubah dari sekedar menjadi penonton, kita juga harus bergerak menjadi pemain. Pihak musuh menggunakan media sebagai sarana mereka untuk menyerang maka kita juga menggunakan media yang mereka gunakan dan dari mereka untuk menyerang mereka kembali. Hanya saja, saya berfikir ini tidak sederhana sebagaimana kita mengatakannya, ada kalimat yang pernah saya dengar bahwa “musuh tidak pernah tidur”, dan musuh selalu menunggu kapan kita lengah agar dia bisa menyerang dan berhasil. Inilah persolannya, kita tidak jarang lengah dan tidak konsisten melawan, lebih seringnya kita kecolongan ketika musuh sudah membantai dan mendapatkan korbannya baru kemudian kita sadar kembali dan mulai melawan lagi. kedua, saya melihat betapa cara berfikir pragmatis kita sangat menguasai alur berfikir kita dan mempengaruhi pola sikap dan pola tindak. Mungkin, kita perlu disadarkan lagi dan lagi bahwa hidup tidak melulu soal diri sendiri.

    10. Semua cara kini termasuk boikot menjadi palu godam dan kepalan tangan yang menghantam kepala iblis zionis durjana yang hendak menuhankan dirinya.

      Padahal Tuhan akan mewariskan dunia kepada kaum teraniaya yang berani, bersatu melawan kaum penindas penjajah dan mendobrak hegemoni kungkungan iblis zionis durjana imperialis kapitalis dunia.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here