Oleh: Ryo Disastro*

Jika kapitalisme ingin ditumbangkan, kita tidak bisa hanya menjadi komentator sejarah. Kita harus menjadi pelakunya.
Setelah menelaah bagaimana Perang Tarif antara Amerika Serikat dan China menjadi katalis bagi keruntuhan peradaban kapitalis global, kita harus sadar bahwa keruntuhan kapitalisme bukanlah tontonan pasif. Ia adalah keniscayaan yang memerlukan keterlibatan sadar dan aktif dari seluruh rakyat yang percaya pada sistem ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan. Artinya, jika kapitalisme ingin ditumbangkan, kita tidak bisa hanya menjadi komentator sejarah. Kita harus menjadi pelakunya.
Mengapa penting? Karena kapitalisme adalah sistem yang melingkupi segalanya—ekonomi, politik, dan budaya. Maka, upaya melawannya pun tidak bisa setengah-setengah. Ia harus sistemik. Harus menyusup ke dalam kehidupan sehari-hari dan memanifestasikan dirinya dalam tindakan-tindakan konkret. Berikut ini lima langkah sederhana namun bermakna, yang bisa membawa kita ke arah peradaban pasca-kapitalisme.
1. Gunakan QRIS dan E-Wallet untuk Mendukung UMKM Lokal
Bayangkan seorang ibu penjual gorengan di pinggir jalan. Dulu, dia hanya menerima uang tunai. Tapi sekarang, dengan kode QRIS yang dicetak dan dilaminasi sederhana, dia menerima pembayaran dari dompet digital mana pun—tanpa perlu memiliki rekening bank. Inilah demokratisasi ekonomi dalam bentuk paling nyata.
Pada kuartal pertama 2025, Bank Indonesia mencatat 56,28 juta pengguna QRIS, naik 19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah transaksi QRIS juga mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai lebih dari 1 miliar kali, naik 169,1%. Keunggulan QRIS bukan hanya efisiensi, tetapi juga resistensinya terhadap dominasi sistem pembayaran asing.
Tidak heran jika pemerintah Amerika Serikat mempersoalkan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan GPN (Gerbang Pembayaran Nasional) sebagai sistem pembayaran digital domestik Indonesia, karena dianggap menghambat akses perusahaan asing seperti Mastercard dan Visa. Padahal, kebijakan ini dirancang untuk memperkuat kedaulatan sistem keuangan nasional dan mendukung UMKM lokal.
Dalam konteks perang dagang yang terus berlangsung, tekanan dan lobi dari AS atas sistem ini bisa berujung pada bentuk kolonialisme baru jika Indonesia memilih menyerah pada kepentingan asing. Amerika berkepentingan menyelamatkan dominasi Mastercard dan Visa yang mulai tergerus oleh sistem pembayaran digital lokal yang lebih inklusif dan efisien.
2. Tumbuh dan Kembangkan Koperasi Digital Berbasis Komunitas
Bersambung ke halaman selanjutnya –>
Ternyata melawan kapitalisme gak harus demo doang ya. Cukup beli gorengan pake QRIS aja udah jadi bagian dari perjuangan. Keren sih, tinggal gimana konsistensinya dijaga, biar gak cuma tren sesaat.
Setuju. Ayo rame-2 pake Qris mumpung bisa.
Jika kapitalisme ingin benar-benar ditumbangkan, kita tidak bisa hanya berdiri di pinggir sejarah sebagai komentator yang fasih menganalisis ketimpangan dan ketidakadilan. Kita harus menjadi pelaku sejarah itu sendiri mereka yang dengan sadar dan berani mengambil peran dalam perjuangan membangun tatanan baru yang lebih adil dan manusiawi.
Kapitalisme tidak akan runtuh hanya dengan kritik dan wacana. Ia harus dilawan dengan tindakan nyata: melalui pengorganisiran rakyat, pembangunan kekuatan ekonomi kerakyatan melalui koperasi, penguasaan ilmu pengetahuan, serta perlawanan terhadap dominasi modal yang merampas kedaulatan rakyat. Kita tidak bisa terus menunggu momen perubahan datang dari luar. Kitalah yang harus menciptakannya.
Menjadi pelaku sejarah berarti memikul tanggung jawab politik dan moral untuk menciptakan masa depan yang berbeda. Sebuah masa depan di mana manusia tidak lagi diperjualbelikan sebagai komoditas, dan di mana nilai-nilai solidaritas, keadilan, serta keberlanjutan menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara
Melalui Boycot salah satu cara melumpuhkan Ekonomi para Kapitaliseme..
setujuu
Jangan lelah boikot karna mereka tidak lelah membantai
DAN cintai_lah produk-produk dalam Negri
Meruntuhkan “Kapitalisme” barangkali adalah topik kajian yang mendalam, yang ia memerlukan tinjaun dari prespektif sejarah, ekonomi, etika sebagaimana tilikan Thomas Piketty dalam karyanya Capital in the Twenty-First Century dan Naomi Klein dalam This Changes Everything.
Dalam aksinya upaya meruntuhkan kapitalisme telah mengambil setidaknya dua bentuk, yakni, perlawanan melalui prespektif teoritis, yakni, dengan kritik terhadap kapitalisme yang berfokus pada ketimpangan, eksploitqsi SDA atau ketidakstabilan ekonomi, teoritis Karl Marx mengusulkan kapitalisme digantikan dengan sistem sosialis melalui revolusi proletariat. Kelompok teoretis kedua mengusulkan pendekatan reformis, kelompok ini acapkali disebut dengan sosalis demokrat, yang mengusulkan reformasi kapitalisme melalui regulasi, pajak progresif dan jaringing pengaman sosial.
Bentuk kedua untuk meruntuhkan kapitalisme adalah melalui Pendekatan Praktis, yang berupa; aktivisme dan gerakan sosial, pendidikan dan kesadaran, perubahan kebijakan.
Tetapi menghadapi serangan tersebut kapitalisme tidak juga diam, kapitalisme telah memiliki pengalaman terhadap segala bentuk resistensi, sehingga kapitalisme dalam rangka menancapkan pengaruhnya yang kuat, kapitalisme telah berintegrasi dengan sistem global, sehingga meruntuhkannya membutuhkan transformasi multidimensional. Beberapa alternatif telah diujicobakan untuk menghambat hegemoni kapitalisme, diantaranya model sosialisme demokrat, ekonomi partisipatif, ekonomi hijau dll..
Dan dengan seiring dengan perkembangan dunia digital yang semula tampak mengukuhkan kapitalisme, seperti monopoli facebook, Apple, Youtube dll… kini kapitalisme menghadapi tantangan baru dengan apa yang ditulis diatas
Perlawanan kapitalisme yang mudah yakni membangun narasumber anti kapitalisme terserah di media sosial manapun. Selain itu kita juga bisa memboikot produk yang berafiliasi dengan zionis karena zionisme-kapitalisme-kolonialisme-imperialisme-feodalisme-liberalisme adalah satu kesatuan ideologi yang jika dibiarkan akan menjadi fasisme (nazisme). Contoh: Microsoft, Google dan Meta berafilasi dengan zio, sebagai gantinya bisa kita menggunakan Mozilla, Opera, Ecosia, Baidu, Substack, WPS, Libreoffice. Pokoknya yang bisa kita pelajari pakai aja.
Sepakat
Langkah nyata mesti menjadi prioritas setiap individu dalam melawan kolonialisme yang kian menjalar di berbagai lini. Kesadaran untuk bangkit terlibat menihilkan dominasi kaum kapitalis wajib terus dibangun dan dipertahankan. Kelompok terkecil mulai dari diri sendiri, selanjutnya membiasakannya di dalam keluarga, saat hajatan yang kita buat, dll yang kesemuanya masih dalam kendali kita. Menggunakan produk lokal, memperhatikan konsumsi sehari-hari jangan sampai sengaja atau tidak sengaja membeli merk pendukung zionis. Hal kecil yang berdampak massif jika sebagian besar rakyat Indonesia mau berkesadaran serupa.
Disinilah perlunya pemutakhiran pola pikir, terus memambah wawasan, menyegarkan hawa patriotisme dalam diri kita masing-masing. Ruang-ruang diskusi perlu diperbanyak, anak-anak muda khususnya Gen Z patut diberi kesempatan agar mulai tertarik dengan bahasan seputar kolonialisme dan dampaknya bagi perkembangan zaman. Bagaimana pun juga kelak merekalah yang akan beeperan aktif dalam roda bisnis, politik, pendidikan, sosial, dst.
Mari kita ikut andil memberikan apa yang bisa kita persembahkan demi terciptanya kehidupan dunia yang lebih berkeadilan. Kekompakan adalah kunci kekuatan. Satu boikot dikali banyak akan menghasilkan nilai yang berlipat ganda. Harapan akan terus ada selama semangat berjuang masih menyala.
Setuju kata Evi di atas, yuk rame-2 pakai QRIS. Beli kopi, singkong goreng, mie ayam, dst. Memang kita kecil seperti semut, tapi 270juta semut itu ngaruh bangeet .
✊✊✊❣️
Anak2 genZ jajannya sdh pakai QRIS,kita emak2 juga belajar pakai Qris untk tumbang kapitalis
Setuju banget… @Suka …
Ayuk emak emak jangan mau kalah sama yang muda… Tidak ada kata terlambat untuk kita berjuang…
Luar biasa! QRIS memang solusi praktis yang merakyat. Semoga makin banyak UMKM yang sadar manfaatnya dan ikut beralih ke pembayaran digital. Kita dukung kedaulatan ekonomi Indonesia!
sangat inspiratif dan penuh semangat perlawanan terhadap dominasi kapitalisme global yang selama ini menjadi tulang punggung kekuatan zionis. Dukungan terhadap UMKM lokal, koperasi digital, dan penggunaan sistem pembayaran mandiri seperti QRIS bukan hanya soal ekonomi—ini adalah bentuk nyata solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Ayo gunakan QRIS
sepakat, memang kita harus berubah dari sekedar menjadi penonton, kita juga harus bergerak menjadi pemain. Pihak musuh menggunakan media sebagai sarana mereka untuk menyerang maka kita juga menggunakan media yang mereka gunakan dan dari mereka untuk menyerang mereka kembali. Hanya saja, saya berfikir ini tidak sederhana sebagaimana kita mengatakannya, ada kalimat yang pernah saya dengar bahwa “musuh tidak pernah tidur”, dan musuh selalu menunggu kapan kita lengah agar dia bisa menyerang dan berhasil. Inilah persolannya, kita tidak jarang lengah dan tidak konsisten melawan, lebih seringnya kita kecolongan ketika musuh sudah membantai dan mendapatkan korbannya baru kemudian kita sadar kembali dan mulai melawan lagi. kedua, saya melihat betapa cara berfikir pragmatis kita sangat menguasai alur berfikir kita dan mempengaruhi pola sikap dan pola tindak. Mungkin, kita perlu disadarkan lagi dan lagi bahwa hidup tidak melulu soal diri sendiri.
Semua cara kini termasuk boikot menjadi palu godam dan kepalan tangan yang menghantam kepala iblis zionis durjana yang hendak menuhankan dirinya.
Padahal Tuhan akan mewariskan dunia kepada kaum teraniaya yang berani, bersatu melawan kaum penindas penjajah dan mendobrak hegemoni kungkungan iblis zionis durjana imperialis kapitalis dunia.