More

    Pidato Mahasiswa George Washington Guncang Amerika Serikat

    Cecilia Culver saat pidato pada Wisuda Universitas George Washington (17/5). (Foto: Tangkapan layar Youtube EverydalPal)

    Kasus pidato Culver menambah daftar panjang dinamika di kampus-kampus AS, di mana mahasiswa dan dosen kini berada di persimpangan antara regulasi negara, kebebasan akademik, dan keberpihakan moral atas isu kemanusiaan di Palestina. Pidato itu bukan hanya sekadar unjuk suara di atas podium, tetapi menjadi simbol perlawanan dan pengingat bahwa suara mahasiswa masih mampu mengguncang ruang publik — bahkan di tengah polarisasi politik yang semakin dalam di Amerika Serikat.

    WASHINGTON, KabarKampus. – Sebuah pidato kelulusan berdurasi hampir empat menit yang disampaikan oleh lulusan Universitas George Washington (GWU), Cecilia Culver, memicu perdebatan nasional di Amerika Serikat. Dalam upacara wisuda pada Jumat (17/5), Culver dengan lantang mengutuk serangan militer Israel di Gaza dan menyoroti keterlibatan pendanaan universitas dalam konflik tersebut.

    “Saya malu mengetahui bahwa biaya kuliah saya digunakan untuk mendanai genosida. Saya tidak bisa merayakan kelulusan saya sendiri tanpa rasa berat hati, mengingat banyaknya mahasiswa di Palestina yang terpaksa menghentikan studi mereka, diusir dari rumah mereka, dan dibunuh hanya karena tetap tinggal di negara leluhur mereka,” ujar Culver dalam pidatonya yang mendapat tepuk tangan panjang dari sebagian besar hadirin. 

    Ia juga menyerukan kepada rekan-rekannya di angkatan 2025 untuk menahan donasi kepada universitas dan terus mengadvokasi divestasi dari entitas yang mendukung pendudukan Israel. “Kepada angkatan 2025 untuk menahan donasi dan terus mengadvokasi pengungkapan dan divestasi. Tidak seorangpun dari kita bebas sampai Palestina bebas,” tegasnya.

    - Advertisement -

    Culver merupakan lulusan Ekonomi dan Statistik GWU dengan IPK 4.0. Ia menerima CCAS Distinguished Scholar Award, penghargaan dari Federal Reserve atas kerja magangnya, serta nominasi Hsieh Award untuk makalah akademiknya. Saat ini ia bekerja sebagai asisten analis di EY. Isi pidatonya yang menyinggung penderitaan mahasiswa Palestina yang kehilangan kesempatan pendidikan dan tempat tinggal akibat konflik di Gaza menuai reaksi luas di media sosial dan media arus utama. 

    Banyak yang Mendukung, Juga yang Mengecam

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here