Frino Bariarcianur
Ratusan orang kerasukan. Diantaranya ada yang melumuri wajah mereka dengan kaca beling, menusuk pipi dengan benda tajam dan duduk di atas parang. Orang-orang itu bak Dewa diarak berkeliling kota dalam perayaan Cap Go Meh Singkawang.
Orang Singkawang memanggil mereka dengan Tatung, Sinsang, atau Lou Ya.
Dalam kehidupan sehari-hari para Tatung ini biasanya diminta untuk menyembuhkan pelbagai macam penyakit. Mereka juga dianggap mampu mengusir roh-roh jahat penganggu manusia. Tatung juga mampu mentransfer “kesaktian” mereka kepada orang lain sehingga dalam perayaan Cap Go Meh muncul ratusan tatung.
Sehari sebelum pawai perayaan Cap Go Meh, para tatung yang berasal dari kampung-kampung berdoa di tiap klenteng. Di dalam klenteng tatung membungkuk di depan Pak Khung meminta restu lalu bergerak berkeliling kampung. Barulah pada hari ke-15 tahun baru imlek ratusan tatung bersama-sama berkeliling membersihkan kota dari roh-roh jahat.
Panji-panji kebesaran berkibar dan tetabuhan terus terdengar memekakkan telinga. Dung..dung..dung ceng…dungdungdung ceng.
Puluhan ribu orang telah memadati jalan-jalan sejak Jumat pagi (14/02/2014). Semuanya menunggu para dewa dan panglima perang memamerkan kesaktian mereka. Uang kertas akhirat terus ditebarkan dan Pak Khung yang menjadi pembuka jalan disembah.
Dari kota di tepi pantai yang dikelilingi gunung, ritual Cap Go Meh untuk menghormati Dewa Thai-yi ini telah memikat dunia. []