Susanti Zhang
Sebuah isu yang marak akhir-akhir ini adalah mengenai lingkungan, terutama tentang pemanasan global. Lingkungan sedang dihadapi berbagai ancaman, seperti perubahan iklim, berbagai polusi pada udara, tanah, dan air. Sekarang telah banyak aktivis dan organisasi yang bergerak dalam pelestarian lingkungan, tapi alangkah lebih baik bila seluruh lapisan masyarakat terlibat dalam hal ini.
Banyak tindakan kecil dalam kehidupan sehari-hari yang dapat berdampak bagi lingkungan, baik dampak positif maupun negatif.
Hidup masa kini semakin dipermudah seiring perkembangan teknologi, seperti kendaraan bermotor di mana manusia dapat menjelajah ke mana-mana dengan mudah dan waktu yang lebih singkat, serta berbagai peralatan elektronik yang membantu menyelesaikan berbagai tugas di kehidupan sehari-hari. Namun, kendaraan bermotor mengeluarkan gas CO, Nitrogen oksida, Sulfur dioksida yang merupakan gas-gas beracun yang menyebabkan polusi udara. Listrik yang disuplai untuk mengoperasikan berbagai peralatan elektronik berasal dari pembangkit listrik yang berbahan bakar batubara/gas alam yang tentunya mengemisikan CO2.
Saat ini, telah banyak yang menyuarakan untuk pengurangan kendaraan bermotor, dan listrik. Masyarakat diajak untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor terutama kendaraan pribadi, melainkan beralih ke kendaraan tidak bermotor yang ramah lingkungan ataupun menggunakan kendaraan umum karena semakin banyak orang yang menggunakan kendaraan bermotor akan memperbanyak polusi udara. Peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai juga harusnya dimatikan dan dicabut dari kontak listrik untuk menghemat pemakaian listrik.
Berikutnya, adalah melalui pola makan vegetarian yaitu pola makan yang hanya mengonsumsi makanan dari tumbuhan. Pola makan ini lebih menyehatkan karena mengurangi kolesterol, meningkatkan kesejahteraan hewan, dan mengurangi emisi karbon. Menghentikan konsumsi produk hewani menghemat penggunaan makanan untuk pakan ternak, sehingga tanah yang terpakai untuk menanam makanan lebih sedikit, menghemat air bersih dan menyelamatkan lahan hutan untuk penggembalaan ternak. Selain itu, bahan bakar fosil menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan polusi udara.
Saat ini juga makin marak penggunaan pupuk organik untuk menghasilkan berbagai makanan organik yang baik bagi kesehatan. Ternyata memupuk tanah dengan pupuk organik dapat menyimpan kembali 40 % karbon ke dalam tanah. Selain pola makan, cara mengolah makanan juga dapat berpengaruh terhadap lingkungan. Cara mengolah makanan yang berbeda membutuhkan energi yang berbeda. Contohnya, memakan buah dan sayur mentah tanpa dimasak terlebih dahulu merupakan salah satu wujud penghematan energi. Memasak makanan secukupnya untuk dikonsumsi akan mengoptimalkan penggunaan bahan bakar dan meminimalisir jumlah sampah.
Selanjutnya, mengenai sebuah slogan yang sudah lama berkumandang, yaitu 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sebagai contoh, sampah plastik yang merupakan salah satu komponen sampah terbesar sungguh berdampak negatif bagi lingkungan. Sampah plastik membutuhkan waktu yang lama untuk terdegradasi, pembakarannya menghasilkan gas beracun, banyak yang dibuang sembarangan sehingga menyebabkan penyumbatan aliran air yang dapat menyebabkan banjir, mencemari air dan meracuni makhluk hidup di dalamnya. Sebuah tindakan kecil yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah plastik adalah tidak menggunakan kantong plastik saat berbelanja. Bawalah tas belanja sendiri saat berbelanja sehingga mengurangi konsumsi kantong plastik.
Setelah mengetahui berbagai tindakan yang bisa memberikan kontribusi yang berbeda bagi lingkungan, sekarang tinggal memilih tindakan bagaimana yang mau dilakukan. Dimanapun, kapanpun, siapapun dapat berkontribusi menyelamatkan lingkungan. Dengan tindakan seperti ini, yang terselamatkan tidak hanya lingkungan, tetapi juga kualitas hidup.[]