Adim
Apakah kamu pernah melihat dari dekat bunga bangkai? Seperti apakah bayangan kamu soal bunga yang terkenal dengan aroma menyengat hidung ini?
Jangan lama-lama membayangkan. Luangkan saja waktu segera untuk main atau sekedar ngadem ke Taman Hutan Raya (Tahura) Juanda di kawasan Bandung utara. Sekarang satu koleksi langkanya, bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanium) sedang mekar.
Ganjar Wiguna, petugas Tahura Juanda butuh waktu delapan tahun menanti bunga yang dia tanam itu mekar. Sebenarnya, ada tiga bunga serupa di sana. Tanaman yang termasuk keluarga umbi-umbian ini bukan asli dari Tahura Juanda. Mereka sengaja didatangkan dari Cagar Alam Taba Pananjung, Bengkulu pada tahun 2006 silam. “Mulai ditanam di sini pada bulan Januari tahun 2007,” terang Ganjar saat menemani Sikaka melihat dari dekat bunga itu, Senin (16/2) pagi.
Ganjar sendiri sudah tiga pekan ini mengamati pertumbuhan bunga tersebut. “Baru mekar atau membuka kelopaknya pada hari Minggu, tanggal 15 Februari 2015 sore,” kata dia.
Setelah diukur, ungkap Ganjar, ketinggian pucuk bunga ini mencapai 2 meter 22 sentimeter. Pucuknya bukan seperti bunga biasa. Diameter pucuk bunga ini pada bagian yang paling besar bisa mencapai 15 sentimeter.
Dari tiga umbi yang ditanam, sambung pria asal Lembang ini, dua umbi sudah lebih dulu tumbuh dan mekar. Masing-masing pada bulan Januari tahu 2010 serta bulan Desember 2012.
Bunga bangkai ini memiliki waktu yang berbeda saat berbunga. Dalam siklus kehidupannya, bunga bangkai tersebut mengalami fase vegetatif dan fase generatif yang berlangsung secara terus menerus.
Pada masa vegetatif, umbi bunga bangkai akan tumbuh sebagai batang tunggal dan mengeluarkan daun yang sekilas mirip daun pepaya. Selepas itu, batang dan daunnya menjadi layu hingga menyisakan umbi di dalam tanah. Pada fase generatif, masa sesudah itu, dari dalam tanah akan muncul bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yang sudah layu.
Masa pertumbuhan antara satu bunga dengan yang lain tidak sama. Kondisi alam sangat memengaruhi proses pertumbuhannya.
Setelah menjadi bunga majemuk, kelopak yang tadinya menyelimuti pucuk perlahan-lahan akan mekar. Apabila sudah mekar, kelopak dan pucuknya akan layu dalam hitungan hari. “Biasanya sekitar satu minggu,” tambah Ganjar.
Makanya buat kamu yang penasaran, segera luangkan waktu dan uang untuk membeli tiket masuk ke sana. Oh ya, tiket masuk ke Tahura Juanda seharga Rp11 ribu ini juga bisa digunakan untuk menikmati pemandangan di Tebing Kraton atau Bukit Instagram.
Sekedar saran saja, biar puas jalan-jalannya, kamu bisa berangkat pagi hari, biar tidak terjebak hujan, ke Tebing Keraton. Setelah matahari terbit, baru merapat ke Tahura Juanda untuk menikmati sensasi bunga bangkai raksasa. Jangan lupa bawa bekal ya biar tidak masuk angin.[]