Oleh: Bima Hermawan Putra*
Pertemuan G20 Presidensi Indonesia yang diadakan selama dua hari di Bali tanggal 15-16 November 2022 mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger“. Pertemuan ini mengajak anggota G20 untuk bekerja sama secara kolaboratif dan inklusif, salah satu tujuan utama diadakannya konferensi tingkat tinggi tersebut adalah membahas mengenai transformasi ekonomi berbasis digital. G20 Presidensi Indonesia saat itu melihat pertemuan pertama dari kelompok kerja Ekonomi Digital.
Pembahasan mengenai hal tersebut didasari oleh isu digitalisasi ekonomi yang merupakan suatu bahasan penting pada masa sekarang, di tengah gempuran arus globalisasi, serta Indonesia juga tidak ingin digitalisasi ini menjadi sebuah pembatas kerjasama antar negara. Mengutip dari Menko Bidang Perekonomian Indonesia, pengoptimalan penggunaan teknologi yang ada juga akan mendukung pelayanan masyarakat di berbagai bidang, yang salah satunya adalah bidang pariwisata.
Menparekraf Indonesia, Sandiaga Salahudin Uno, mengungkapkan bahwa dengan diadakannya KTT G20 di Bali membawa dampak berupa peningkatan Ekonomi di Bali sekaligus membuka lapangan pekerjaan di Bali. Harapan dari Menparekraf Indonesia adalah momentum Pertemuan G20 yang diadakan di Bali tersebut menjadi puncak dari pertumbuhan ekonomi di Bali dan membuka lapangan pekerjaan yang berkualitas.
Dukungan untuk Menparekraf Indonesia datang dari Kemenkumham Indonesia berupa peluncuran aplikasi E-Voa (Electronic Visa on Arrival). Menparekraf Indonesia sangat mengapresiasi dukungan dari Kemenkumham Indonesia tersebut, karena dukungan ini merupakan sebuah inovasi yang mendukung Pengembangan dari Pariwisata Indonesia. Dengan adanya E-Voa para wisatawan mancanegara dapat membayar biaya visa untuk ke Indonesia tanpa harus melakukan konversi mata uang mereka ke Rupiah. Layanan E-Voa ini diterapkan secara bertahap. Dimulai dari Bandara Soekarno Hatta dan I Gusti Ngurah Rai, dan dalam tahapan awal hanya 26 Negara teratas yang dapat memakai layanan ini. Kemenparekraf berharap agar aplikasi ini dapat dikembangkan sehingga dapat diakses oleh banyak negara agar dapat meningkatkan kunjungan Wisatawan Asing datang ke Indonesia.
Menparekraf Indonesia mengatakan bahwa Bali termasuk ke dalam salah satu Destinasi wisata unggulan tanah air dan diupayakan untuk menjadi pusat pengembangan wisata bagi daerah lain. Upaya tersebut juga termasuk ke dalam pengembangan desa wisata yang berkualitas, berkelanjutan, dan berfokus kepada pemberdayaan masyarakat desa. Menparekraf Indonesia menyatakan bahwa “Bali harus dapat berkembang lebih jauh. Tidak hanya sebagai destinasi, namun juga sebagai Center of excellent dalam kaitannya dengan pengembangan pariwisata”.
Bali terkenal dengan budayanya yang tetap bertahan meskipun adanya globalisasi yang terjadi di dunia. Kemenparekraf berharap Bali dapat menciptakan Tourism traffic khususnya wilayah Bali utara melalui penguatan serta pengembangan Desa Wisata dengan cara mengkolaborasi ekosistem pariwisata lokal dan global.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>