Kemerdekaan bukan hanya hadiah dari para pendahulu, tetapi juga amanah yang harus dijaga dan diisi oleh generasi muda hari ini.
Tahun 2025 menjadi momen bersejarah bagi bangsa Indonesia yang memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-80. Delapan dekade sudah Indonesia merdeka, dan perjalanan panjang itu menjadi refleksi penting bagi seluruh elemen bangsa, termasuk mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda.
Bagi mahasiswa, peringatan kemerdekaan bukan sekadar seremoni tahunan dengan upacara bendera, lomba, atau pawai. Lebih dari itu, momentum ini mengingatkan kembali pada peran mahasiswa dalam menjaga, mengisi, dan melanjutkan cita-cita kemerdekaan.
Sejarah bangsa mencatat bahwa mahasiswa selalu hadir dalam momen-momen penting perjuangan Indonesia. Dari peristiwa Sumpah Pemuda 1928, seputar Proklamasi 1945, pergerakan mahasiswa 1966, hingga reformasi 1998, suara mahasiswa menjadi bagian penting dari perubahan sosial dan politik.
Kini, di usia kemerdekaan ke-80, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang berbeda. Bukan lagi melawan penjajah, melainkan menghadapi persoalan zaman: ketimpangan sosial, krisis lingkungan, disrupsi digital, serta tantangan globalisasi. Di sinilah semangat kritis, kreatif, dan solutif mahasiswa diuji.
Kemerdekaan sejati bukan hanya terbebas dari penjajahan, tetapi juga terwujud dalam kualitas pendidikan, kesejahteraan, dan kemandirian bangsa. Mahasiswa sebagai kelompok intelektual muda dituntut untuk mengembangkan potensi diri, melahirkan inovasi, serta memanfaatkan teknologi untuk memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.
Kampus bisa menjadi laboratorium sosial di mana mahasiswa mengasah kepedulian, kolaborasi, dan kreativitas. Misalnya melalui riset, kegiatan kewirausahaan, pengabdian masyarakat, hingga gerakan sosial berbasis komunitas.
Menjaga Nasionalisme di Era Global
Bersambung ke halaman selanjutnya –>
