More

    Mahasiswa Berbagai Daerah Siap Aksi Ke Istana

    Ahmad Fauzan

    Mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Kampus Universitas Satya Negara, Sabtu, (28/01). FOTO : AHMAD FAUZAN

    JAKARTA, KabarKampus – Meski Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia telah usai, ratusan mahasiswa dari berbagai daerah masih menginap di Kampus Universitas Satya Negara Jakarta, 28/01. Mereka berencana akan menggelar aksi pada hari Senin, (30/01) di depan Istana Negara.

    Ari Wali, mahasiswa Univesitas Haluleo, Sulawesi Tenggara mengatakan, dari hasil rekomendasi mahasiswa dari berbagai daerah memutuskan mereka akan menggelar aksi pada tanggal 30/01 di depan Istana Negara, menuntut diturunkannya SBY-Boediono.

    - Advertisement -

    Menurut Ari, sebanyak 43 mahasiswa dari berbagai Kampus di Sulawesi Tenggara ke Jakarta, karena mereka menganggap persoalan yang ada di daerah mereka karena pemerintah pusat. Seperti persoalan tambang di Sulawesi Tenggara yang banyak menimbulkan masalah, penggusuran dengan ganti rugi sepihak hingga paksaan dengan intimidasi dan kekerasan terjadi di beberapa lokasi pertambangan. Ari mengungkapkan, kasus tambang seperti itu terjadi karena pemerintah pusat memberikan izin kepada pengusaha atau insvestor asing.

    “Kami jauh jauh dari Sulawesi Tenggara datang ke Jakarta dengan satu tujuan, yaitu turunkan SBY-Boediono. Kami akan berada di Jakarta hingga Maret mendatang dan akan memperkuat massa dengan menambah 400 massa dari Sulawesi Tenggara untuk melawan penguasa,” tambah Ari.

    Sama halnya dengan Latif Husaini, ketua Dewan Mahasiswa Bengkulu Selatan, menurutnya korupsi yang dilakukan Gubernur Bengkulu, Agusrin M. Nazamudin sulit tersentuh hukum, padahal ia terbukti melakukan korupsi proyek Multi Yes, pengadaan Tracktor dengan menggunakan dana APBD untuk diri sendiri.

    Menurut Latif, meski kini telah divonis bersalah, dalam proses hukumnya ia selalu lolos.

    “Gubernur kami adalah ketua DPD Partai Demokrat Bengkulu, secara tidak langsung ketika kader demokrat di daerah susah tersentuh hukum, itu karena SBY kurang serius memberantas korupsi,” ungkap Latif.

    Selain itu ketidakseriusan pemerintah terlihat dari pemberian remisi terhadap koruptor, seperti Artalita Suryani.

    “Untuk itu kami dari Bengkulu siap turun ke Jalan, turunkan SBY-Boediono,” tegas Latif.[]

     

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here