More

    Pers Mahasiswa Di Tengah Pertarungan Media Besar

    Prabowo Setyadi

    ILUSTRASI : Pers Mahasiswa UNESA

    BANDUNG, KabarKampus—Profesionalisme yang digembar-gemborkan pers umum ternyata runtuh karena adanya kepentingan pemilik modal. Dalam banyak kasus, pemilik media lebih mengedepankan penaikan oplah serta berita yang bombastis atau tendensius. Pemilik modal sering mengawasi tajuk rencana dari media untuk memasukan kepentingannya. Orientasi pada publik dan pencerahan masyarakat sering diabaikan demi naiknya oplah media.

    “Untuk menyiasatinya kita hanya harus fokus pada pengembangan diri pers mahasiswa itu sendiri. kita tidak sanggup untuk melawan media besar dengan segala cirinya. Meningkatkan kualitas pemberitaan dan kualitas pengetahuan setiap anggota pers mahasiswa itu sendiri.” ucap Randy Aprialdi pimpinan redaksi Suara mahasiswa Unisba.

    - Advertisement -

    Sebagai konsekuensi adanya kapitalisme media, dewasa ini kita betul-betul merasakan kebutuhan utnuk menerima informasi secara netral, jujur dan objektif. Oleh karena menjamurnya media-media baru yang dibuat oleh media besar untuk menguasai pasar informasi justru membingungkan masyarakat dalam mengolah suatu pemberitaan.

    “Apa yang terjadi dengan media-media umum saat ini adalah sebuah lelucon, kami selalu menganggapnya begitu. kami selalu membahas fenomena ini di tingkatan forum. Tinggal pembocorannya mau bagaimana. Nah ini yang tengah kita usahakan.” ucap Ganjar.

    Sebenarnya apa yang kita lihat saat ini dalam pertarungan media besar, menguntungkan kita dalam melihat kenyataan bahwa penyebaran informasi sangatlah penting. Tetapi secara tidak sadar kita juga telah disuguhkan fakta bahwa media besar telah melanggar kesepakatan bersama membela rakyat kecil dan tetap independen.

    Teta menjelaskan kalau sebenarnya pers mahasiswa jangan terbawa arus dari pertarungan media besar.

    “Sebenarnya kita tidak perlu begitu ambil bagian dalam pertarungan media besar. Cukup dengan menjadikan pers mahasiswa yang kita pegang tidak menjadi salah arah.”

    Mungkinkah masuk kedalam dunia bisnis media adalah satu-satunya jalan agar pers mahasiswa berkembang? Jelasnya dengan memperbanyak iklan dan sponsor. Tapi jangan lupakan permasalahan utama akan kehilangan identitas dan jati diri sebagai pers komersial. Ini yang menjadi pertimbangan dari kawan-kawan pers kampus yang ingin mencoba terjun ke dunia bisnis media. Sekali terjebak dalam dunia bisnis, ideologi pun harus dipertaruhkan. Intinya jangan menutup diri pada dunia bisnis media. Namun penetapan batasan yang jelas menjadi kuncinya, selama tidak mengubah dan merusak tatanan dalam pers mahasiswa itu sendiri.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here