More

    Mahasiswa Yang Ditahan Merindukan Buku

    Ahmad Fauzan Sazli

    Bekas luka tembak Agung Tuanany, mahasiswa YAI Persada saat melakukan aksi menolak kenaikan BBM di Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis , (29/03). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI

    JAKARTA, KabarKampus – Tak hanya dua mahasiswa aktivis Konami Ahmad Suryana dan Sahril yang ditahan di tahanan Polda Metro Jaya. Agung Tuanany, mahasiswa YAI Persada turut ditahan di Polda Metro Jaya. Ia ditangkap karena diduga mengganggu ketertiban umum dan menghina aparat kepolisian.

    Agung ditangkap di rumahnya, (04/04).

    - Advertisement -

    Agung ditangkap terkait aksi menolak kenaikan BBM di Jalan Diponegoro Salemba, Kamis malam, (29/03). Pada kamis malam itu berbagai aksi demontrasi menolak kenaikan BBM dilakukan di Jalan Diponegoro, yaitu di depan Kampus YAI Persada, Kampus UKI, dan di depan Kantor LBH/YLBHI.

    Pada aksi tersebut terjadi kericuhan. Kapolsek Senin Komisaris Imam Zebua terluka dan Kantor Polsek Senin dirusak. Sejumlah mahasiswa pun terluka akibat tembakan peluru karet.

    Agung adalah salah satu mahasiswa yang tertembak perutnya dengan peluru karet. Agung adalah mahasiswa yang diisukan meninggal dalam bentrok antara polisi dan mahasiswa di Salemba.

    Siang itu sejumlah mahasiswa aktivis Konami, pengacara Konami, Ratna Sarumpaet, orang tua Ahmad Suyana menjenguk Agung, Ahmad Suyana dan Sahril di ruang jenguk Tahanan Narkoba Polda Metro Jaya, Senin, (19/04). Saat ditemui ketiga mahasiswa ini menggunakan baju tahanan warna orange. Suyana dan Sahril kepalanya gundul. Sedangkan agung berkumis tebal dan berjambang. Agung mengaku menjadi kepala kamar sehingga kepalanya tidak dipelontos oleh aparat kepolisian.

    Agung tidak menyesal harus berada ditahanan Polda Metro Jaya. “Ini resiko perjuangan.” Menurutnya sudah menjadi tugas mahasiswa dan anak muda menentang kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat. Ia justru menyesali kenaikan BBM hanya ditunda.

    Ia berharap gerakan mahasiswa lebih diikatkan lagi, gerakan mahasiswa betul-betul dijaga, gerakan mahasiswa lebih dekat dengan masyarakat. “Kaum buruh sudah siap, nelayan sudah siap, tinggal menunggu gerakan mahasiswa.”

    Agung satu sel dengan Pepi Fernando, terdakwa otak bom buku. Ia seringkali diberi semangat oleh Pepi. Salah satu pesan Pepi kepadanya adalah “Dalam perjuangan kondisinya sudah jelas. Kita diasingkan, dipenjara, dan  dibuang di negeri sendiri.”

    Agung, Suyana, dan Sahril tinggal di dalam satu sel yakni di Blok D 26. Mereka mencoba untuk saling menghibur, membangkitkan semangat satu sama lain agar tidak stres di dalam penjara.

    Siang itu mereka dibawakan roti, rokok, dan makanan kecil oleh aktivis mahasiswa aktivis Konami yang menjenguk mereka. Mereka saling memeluk memberi semangat.

    Saat ditahan Agung sesekali membaca Koran, inilah caranya untuk memperbaharui informasi tentang Indonesia. Koran adalah hiburan berharga bagi Agung. Agung juga sangat senang melahap buku yang dipinjamkan  John Kei kepadanya.  Begitupun Suryana dan Sahril mereka menginginkan buku. Agung memberi pesan kepada teman teman di Jakarta yang ingin menjenguk mereka, ia berharap dibawakan buku bacaan apa saja, buku tulis, dan alat tulisnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here