More

    Konflik Trisakti Mahasiswa Jadi Korban

    Ahmad Fauzan Sazli

    Kongres Mahasiswa Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti menggelar Konferensi Pers di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, (27/05). Mereka menyatakan sikap netral atas konflik antara Rektorat Trisakti dan Yayasan Trisakti. FOTO AHMAD FAUZAN SAZLI

    JAKARTA, KabarKampus – Konflik berkepanjangan antara pihak Rektorat dengan Yayasan Universitas Trisakti berdampak buruk pada kegiatan belajar mengajar mahasiswa Universitas Trisakti. Mulai dari menurunnya fasilitas dan infrastruktur kampus, berkurangnya jumlah dosen, dan menurunnya nilai akreditasi sejumlah fakultas di Trisakti.

    “Kami membayar uang kuliah kepada Trisakti untuk sekolah dan belajar, namun akibat konflik berkepanjangan ini, kami tidak mendapatkan fasilitas yang komplit. Beberapa kawan dari Fakultas Teknik harus praktek ke ITB. Ini memalukan untuk nama besar Trisakti.” Kata Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, Sandy Mandela Simajuntak dalam konferensi pers di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu, (27/05).

    - Advertisement -

    Sandy menerangkan bahwa, konflik yang berkepanjangan dari tahun 2002 hingga 2012 antara Yayasan dan Rektorat Trisakti telah mengalami stagnasi. Konflik ini membuat mahasiswa dirugikan dan resah. Akibatnya akreditasi lebih banyak yang turun dari pada yang naik. Seperti Fakultas Kedokteran yang sebelumnya A menjadi B, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi dari  A menjadi B, Teknik Informatika dari B menjadi C. Sedangkan yang naik hanyalah jurusan Teknik Lingkungan dari B ke A.

    Selain itu Sandy mengungkapkan, bahwa kepercayaan orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Universitas Trisakti juga menurun, karena melihat kampus ini sering terjadi konflik. “Terjadi penurunan jumlah mahasiswa yang signifikan dari tahun 2002 hingga 2012 karena konflik ini. Tahun 2002 jumlah mahasiswa 33 ribu orang dan tahun 2012 menjadi 18 ribu orang.” Jelas Sandy.

    Dalam kesempatan yang sama Ketua Konggres Mahasiswa Trisakti Paulus Gregorius Sole menambahkan, sejak konflik ini terjadi tenaga pengajar atau dosen Trisakti banyak yang keluar. Akibatnya tenaga pengajar di Trisakti kurang. Perbandingan jumlah pengajar dan jumlah mahasiswa tidak berimbang. “Ada pengajar yang mengajar beberapa mata kuliah yang berbeda sekali jalurnya.”

    Paulus mengungkapkan, bahwa fasilitas di beberapa fakultas dalam kondisi tidak baik. Seperti ada lift di beberapa fakultas sudah macet. Peralatan laboratorium Fakultas Teknik banyak yang  rusak.

    Mahasiswa yang tergabung dalam Konggres Mahasiswa Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti ini mendesak agar kasus ini segera diselesaikan. Mahasiswa menginginkan kasus ini harus ditegakkan dengan supremasi hukum yang sebenar benarnya.[]

     

     

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here