Ahmad Fauzan Sazli

JAKARTA, KabarKampus – Setelah melakukan perjalanan dari Sidoharjo menuju Jakarta selama 25 hari, akhirnya Hari Suwandi (44) tiba di Jakarta, Minggu, (08/07). Hari Suwandi adalah warga desa Kedung Bendo Porong yang rumahnya tenggelam oleh lumpur Lapindo 6 tahun lalu.
Kedatangannya ke Jakarta karena kecewa terhadap PT. Minarak Lapindo Jaya yang tak Kunjung menyelesaikan ganti rugi kepada korban Lapindo hingga saat ini. Ia berencana mengadu kepada presiden agar pemerintah mendesak PT. Minarak Lapindo menyelesaikan ganti rugi tersebut.
“Tujuan saya ke Jakarta adalah ingin bertemu secara langsung dengan bapak Presiden. Bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 14/2007, seharusnya pembayaran 80 persen ganti rugi untuk korban Lapindo diselesaikan tahun 2008, tetapi hingga saat ini masih belum diselesaikan,” kata Suwandi di kantor Walhi, Jakarta, Senin, (09/07).
Menurut Suwandi, pemerintah hingga saat ini diam. Ia akan berusaha menekan pemerintah supaya pemerintah mendesak pihak perusahaaan milik Bakri tersebut menyelesaikan pembayaran dalam jangka waktu tertentu. Kalau perusahaan belum melunasi maka pemerintah berhak memberikan sanksi kepada perusahaa itu.
Perjalanan menyinggahi beberapa kota di Jawa mendapat dukungan dari masyarakat dan organisasi mahasiswa. Seperti dari Serikat Petani Karawang, PMII Pekalongan, HMI Tegal, GMNI Karawang dan Cirebon, GP Anshor dan sebagainya. Sejumlah organisasi ini memberikan bendera organisasi mereka sebagai simbol dukungan kepada Suwandi.
Sebelum rumahnya terendam lumpur Lapindo, pekerjaan Suwardi adalah pengerajin tas dan dompet. Enam tahun lalu lebih dari 800 hektar area tenggelam oleh lumpur Lapindo yang di dalamnya terdapat sawah, sekolah, pabrik, rumah ibadah, jalan, dan rumah termasuk rumah Suwandi. Karena lumpur tesebut Suwandi tak hanya kehilangan rumah, namun juga kehilangan mata pencarian. Hingga saat ini Suwandi tidak memiliki pekerjaan.
Selain bertemu presiden, selama di Jakarta Suwandi berencana mendatangi DPR RI dan Wisma Bakri.[]