Ahmad Fauzan Sazli
Mata Mega Pardipta terlihat memar dan bengkak dipukul polisi usai bentrok antara polisi dan mahasiswa di kampus Universitas Pamulang, (18/10). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Orang tua mahasiswa Universitas Pamulang yang ditangkap aparat kepolisian dimintai uang oleh oknum. Oknum tersebut mengirimkan SMS kepada orang tua mahasiwa untuk membayar uang Rp. 10 juta kepada mereka.
“Bunyi SMS itu meminta uang Rp. 10 juta untuk dilancarkan kasus hukum mereka,” kata Hendra Supriatna, penasehat hukum mahasiswa saat dihubungi KabarKampus, Minggu, (21/10).
Hendra mengungkapakan, SMS itu dirimkan ke semua mahasiswa yang ditahan di Polda Metro Jaya. Sebelumnya handphone mahasiswa semuanya disita oleh aparat kepolisian.
“Dari mana kalau bukan oknum yang mempunyai kepentingan dalam persoalan mahasiswa ini,”ungkap Hendra.
Menurut Hendra, handphone itu pun ditahan oleh Polres Jakarta Selatan, bukan Polda Metro Jaya. “Seharusnya yang berhak menyita itu Polda,” kata Hendra.
Selain dimintai uang oleh aparat kepolisian, mahasiswa Unpam juga mendapatkan kekerasan fisik di sel tahanan Polda Metro Jaya. “Wajah mereka mengalami memar dan bengkak karena dipukuli di dalam sel,” terang Hendra.
Menurut Hendra, dalam bentrok antara mahasiwa dan aparat kepolisan tersebut mahasiswa adalah korban. Dalam aksi itu mahasiswa mendapat kekerasan fisik ketika melakukan demontrasi. “Mengeluarkan pendapat dimuka umum adalah hak mahasiswa.”
Penahanan kesebelas mahasiswa tersebut terkait bentrok dengan aparat kepolisian saat menggelar demonstrasi menolak kedatangan Wakapolri Komjen Pol. Nanan Soekarna di Kampus, Unpam, Kamis, (18/12) lalu. Dalam bentrok tersebut dua mahasiswa Unpam dirawat di RSUD Tangerang dan lima orang polisi terluka.[]