Ahmad Fauzan Sazli
MALANG, KabarKampus – Prof Dedy Darnaedi, Ketua Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia (PTTI) mengatakan, bahwa Indonesia memiiliki keanekaragaman hayati yang berlimpah namun langka jumlah ahli taksonomi.
“Padahal Ilmu taksonomi itu sangat penting terutama untuk mendeteksi jenis tanaman-tanaman unggul dan berguna bagi ketahanan pangan,” kata Prof Darnaedi dalam 4th International Conference on Global Resource Conservation di Universitas Brawijaya, Kamis, (07/01/2013).
Prof Darnaedi menjelaskan, bahwa tugas seorang ahli taksonomi yaitu pertama mengumpulkan (inventarisasi), karakterisasi, memberi penjelasan (pertelaan), menyusun kunci penjelasan sampai kita bisa memberi penjelasan jenis A, jenis B, dan karakteristiknya.
“Hal itu hanya orang taksonomi yang bisa melakukannya,” jelasnya.
Menurutnya, jenis-jenis tanaman pangan, seperti padi, jagung, dan sagu sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Namun jenis tanaman yang dikenal oleh masyarakat umumnya tidak tahan terhadap hama.
“Oleh karena itu membutuhkan jenis-jenis liar yang akan dibudidayakan menjadi spesies yang lebih unggul dari hama dan penyakit,” ungkap Prof Darnaedi.
Selanjutnya, setelah diketahui jenis-jenis unggul, akan bisa dikawinkan dan akan menghasilkan jenis tanaman yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
Prof Darnaedi mengungkapkan, bahwa jumlah ahli taksonomi hanya hanya lima persen. Hal itu karena ilmu taksonomi dianggap tidak menarik, tidak menguntungkan dan tidak ada nilai komersilnya.[]