Hadi Tresno Wibowo, Dosen Teknik Perkapalan UI dengan kapal hasil designnya. FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus-Dosen Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Indonesia mengembangkan sebuah kapal yang diperuntukkan bagi nelayan kecil di Indonesia. Kapal tersebut menggunakan teknologi pelat baja dengan desain lambung datar.
Kapal pelat datar tersebut dikembangkan oleh dosen Teknik Perkapalan UI, Hadi Tresno Wibowo. Hadi menyederhanakan konstruski kapal yang dalam pembuatannya lebih murah dan cepat.
“Kapal yang kami buat bentuknya sederhana. Terbuat dari pelat baja yang nilai produksinya lebih murah dari kayu,” kata Hadi, Jumat, (22/02/2013).
Menurutnya, kapal pelat baja ini digagas untuk meningkatkan kelangsungan hidup nelayan di Indonesia. Selain harganya murah, kapal ini mudah perawatannya. “Kapal ini lebih kuat dari kayu dan fiber. Kalau nelayan nanti sudah mampu membuat kapal dari pelat baja ini, potensinya akan lebih besar lagi,” kata Hadi.
Hadi mengungkapkan saat ini nasip nelayan makin terpuruk. Kayu semakin langka. Selain langka, saat ini harga kayu untuk membuat kapal makin mahal. Padahal kapal rakyatlah yang menyambungkan satu pulau ke pulau lain.
Rupanya tidak mudah untuk mengenalkan kapal pelat baja datar ini kepada nelayan. Menurut Hadi sejumlah nelayan di Indonesia masih beranggapan jika menggunakan kapal dari pelat akan tenggelam.
“Karena itu kami pelan-pelan mengajak mereka agar mau ke teknologi yang lebih tinggi,” jelas Hadi.
Hadi menjelaskan saat ini kapal mereka telah digunakan oleh nelayan di Indramayu, Cirebon. Kapal tersebut berukuran 7 x 2,6 meter. Kapal itu digunakan untuk menangkap cumi-cumi. “Nelayan di sana mengaku apik tenan,” kata Hadi mencontohkan komentar nelayan mengenai kapal mereka.
Kelebihan lain kapal plat datar ini adalah tidak akan goyang saat mengambil mengambil ikan atau cumi-cumi dengan jaring dari laut. Namun karena memang diperuntukkan bagi nelayan untuk menangkap ikan, kapal ini hanya stabil dengan kecepatan di bawah 17 knot.
Untuk mengerjakan kapal pelat datar, Hadi dibantu oleh empat mahasiswa Teknik Perkapalan Universitas Indoneisa, yakni Muhammad Faishal, Adi Lingson, M. Primadya Putra, dan Sanlaruska Fathernas. Selain memproduksi untuk kapal di Indramayu, mereka juga sedang memproduksi dua buah kapal baja dengan panjang empat meter untuk keperluan kapal pembersih danau dan juga kapal rescue boat di UI.
Selain itu mereka juga membuat kapal wisata dengan bottom glass. Kapal tersebut akan digunakan untuk keperluan Pariwisata di Pulau Tidung.
Kapal ini digagas dengan semangat membantu nelayan kecil di Indonesia. Hadi berharap, kapalnya tersebut dapat digunakan dan dikembangkan oleh Nelayan di Indonesia. []