More

    Aksi Simpatik Pemuda Yogyakarta Berantas Premanisme

    Frino Bariarcianur

    08042013 spanduk anti premanisme

    YOGYAKARTA, KabarKampus—Hasil penelusuran tim investigasi TNI Angkatan Darat kasus Lapas Cebongan menunjukkan ada 11 anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) terlibat dalam pembantaian. Dukungan terhadap Kopassus meluas.

    - Advertisement -

    Pada hari Minggu (07/04/2013), puluhan massa yang tergabung dalam Pemuda Yogyakarta Anti-Premanisme berkumpul di Tugu Yogyakarta. Mereka menggelar aksi simpatik sebagai wujud dukungan terhadap gerakan anti premanisme yang kian merebak di kota Yogyakarta.

    Dalam orasinya mereka mendesak aparat keamanan yakni Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri membuktikan diri kepada masyarakat Yogyakarta bahwa mereka pengayom masyarakat. “Kami atas nama pemuda Yogyakarta sungguh-sungguh menginginkan kebersamaan TNI dan Polri dalam menjaga citra Yogyakarta dan mengusir jauh premanisme dari daerah ini,” Kata Heri Gosong, salah satu pemuda yang berorasi.

    Dalam aksi itu juga para pemuda Yogyakarta mengajak kepada pengguna jalan raya untuk mengumpulkan 1 Milyar koin untuk almarhum Serka Heru Santosa. “Pengumpulan semiliar koin ini merupakan bentuk solidaritas kepada keluarga almarhum Serka Heru Santosa,” ujar Prasetyo, yang juga ikut berorasi.

    Sembari menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan meneriakkan yel-yel berantas premanisme, para pemuda juga membentangkan bendera Merah Putih sepanjang 60 meter. Foto almarhum Serka Heru  Santosa dibawa konvoi menuju gedung DPRD Yogyakarta. Foto itu kemudian diletakkan di bawah patung Jenderal Soedirman.

    Serka Heru Santosa adalah anggota TNI AD mantan Kopassus yang tewas dibunuh di Hugo Cafe. Empat tersangka kemudian dibantai oleh pasukan tidak dikenal. Barulah setelah tim investigasi TNI AD membuat pernyataan diketahui bahwa penyerang dalam aksi “Mission Impossible” ke Lapas Cebongan dilakukan oleh 11 oknum anggota Grup II Kopassus Kartosuro. Penyerangan tersebut sebagai bentuk solidaritas sesama anggota Kopassus.

    Menurut Ketua Tim Investigasi,Brigjen Unggul K Yudhoyono, aksi “Mission Impossible” 11 orang anggota Kopassus tersebut dinilai tidak tepat menerapkan jiwa korsa. []

    SUMBER : antaranews, kompas.com,republika online.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here