More

    Pelajar Indonesia Raih Penghargaan Bergengsi di Ajang Saintis Internasional

    Frino Bariarcianur

    21042013 ilustrasi ICYS 2013

    BALI, KabarKampus—Pelajar Indonesia berhasil meraih penghargaan di ajang bergengsi dunia “International Conference of Young Scientists 2013” 15-22 April 2013 di Bali. Penelitian mereka tidak hanya soal modern tapi juga tentang nilai-nilai tradisional.

    - Advertisement -

    Para pelajar yang mengharumkan nama bangsa Indonesia itu adalah Melody Grace, siswi SMA Stella Duce I Yogyakarta berhasil merebut emas dalam bidang Life Science dari penelitiannya yang berjudul “Potential of squid Eye Lenses as UV Absorber”. Sedangkan Mariska Grace dari SMAK Cita Hati mempresentasikan karya ilmiah dalam kategori Environmental Science berjudul “A Novel Approach in Using Peanut Shells to Eliminate Copper Content in Water”.

    Avip N Yulian, siswa SMA 2 Kudus berhasil meraih medali perunggu untuk kategori Applied Physics lewat penelitian berjudul “Ocean Waves Energy to Generate Electrical Power in an Island with Steep Cliff Coast”. Sementara Putu Handre K Utama, siswa SMAN Bali Mandara juga meraih medali perunggu untuk kategori Mathematics lewat penelitiannya berjudul “Mathematics and Statistics to Prove the Mythology of Caka Calendar”.

    Sedangkan M Arifin Dobson, siswa SMAN 3 Bandung juga turut menyumbangkan satu perak dalam kategori Applied Physics lewat penelitiannya yang berjudul EcoSol Solar Thermal Collector – Sun Harvester.

    Kelima pelajar Indonesia ini membuktikan bahwa generasi muda Indonesia tidak ketinggalan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia.

    Monika Raharti, President of Local Organizing Committee ICYS 2013 mengaku bangga dengan prestasi anak Indonesia. “Kita patut berbangga hati. Persaingan tahun ini cukup berat. Banyak presentasi karya ilmiah dari negara lain yang bagus. Tapi, ternyata peserta dari Indonesia juga bisa menunjukkan bahwa mereka unggul di bidangnya,” ujar Monika dalam pernyataan tertulisnya kepada KabarKampus.

    “Mereka tak melulu hanya menitikberatkan penelitian pada hal-hal modern. Beberapa dari mereka juga tak melupakan sisi tradisional masyarakat Indonesia. Contohnya saja tahun ini kita bisa melihatnya dari penelitian Handre mengenai kalender Saka dari Bali dan Jaler tentang permainan tradisional Indonesia,” kata Monika.

    Berdasarkan keterangan panitia, sejumlah pelajar Indonesia yang juga berprestasi dalam ICYS 2013 ini adalah Yassironi M, siswa SMAN 1 Yogyakarta dengan penelitian berjudul “Analysis of Force Increase at Fluid Flow Based on Bernoulli Principle” meraih Special Award for Serious Global Thinking in Theoretical Physics.

    Stephanie Salim, siswa Chandra Kusuma School) mendapatkan penghargaan Special Award for The Youngest Most Enthusiastic Presenter in Environmental Science lewat penelitiannya yang berjudul “Banana Peel: Isn’t A Waste, It Can Be Served on Your Dining Table”.

    Serta Jaler S Maji, siswa SMAN 6 Yogyakarta yang meraih Special Award for Reviving Traditional Values in Computer Science lewat penelitiannya yang berjudul “Visualization of Children Traditional Game”.

    Keberhasilan para pelajar Indonesia ini pun diapresiasi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lewat akun twitternya. “Pagi ini putra-putri Indonesia telah harumkan nama bangsa di perlombaan bergengsi dunia yang diikuti 23 negara,” tulis akun @SBYudhoyono.

    ICYS adalah sebuah perlombaan karya ilmiah tingkat dunia bagi siswa sekolah menengah yang sudah berlangsung sejak tahun 1993. Tahun ini, sebanyak 133 peserta dari 23 negara mengikuti ICYS. Diantaranya adalah negara Brazil, Belanda, Cina, Iran, Jerman, Singapura, Rusia, Korea Selatan, Kroasia, Malaysia dan Indonesia. Tahun depan pelaksanaan ICYS rencananya akan digelar di Ukraina.

    Selamat buat pelajar Indonesia. Semangat! []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here