More

    Pelopor Muda: Ujian Nasional, Evaluasi Belajar Salah Kaprah

    Ahmad Fauzan Sazli

    UN SLBN-A BANDUNG 1-PRABOWO SETYADI

    Suasana Ujian Nasional (UN) di SLBN A, Bandung, Selasa, (16/04/2013). FOTO : PRABOWO SETYADI

    - Advertisement -

    MEDAN, KabarKampus – Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) terus menuai pertentangan. Kali ini, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Medan yang tergabung dalam Perkumpulan Pelopor Muda dengan tegas menolak Ujian Nasional.

    Halasson Hutasoit selaku Koordinator Pelopor Muda mengatakan bahwa, penerapan kelulusan siswa atas dasar UN memperburuk kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan penerapan sistem tersebut, membuat para guru lebih mengutamakan mengejar hasil dari proses pembelajaran yang bermutu.

    Dia menjelaskan, bahwa ada keterkaitan atau lingkaran setan antara pemerintah, guru, dan sekolah dalam penyelenggaraan UN tersebut. Banyak guru yang bisa naik pangkat kalau hasil unas anak didiknya bagus. Begitu juga halnya dengan kepala sekolah dan kepala dinas instansi terkait.

    “Ujian Nasional harus dihapuskan karena dampak bohong yang diciptakannya berbahaya,” kata Halasson, Selasa, (16/04/2013).

    Lebih lanjut Halason menerangkan, bahwa UN hanya menghasilkan tekanan-tekanan psikologis terhadap anak. Padahal, menurutnya, bangsa ini membutuhkan anak yang berkarakter dan bermoral baik.

    “Kita ingin punya anak yang berinovasi dengan berpikir. Tetapi, bagaimana mau berpikir kalau anak hanya disuruh menghafal dan terus menghafal,” Jelasnya.

    Sementara itu, Nahot Sihaloho yang juga anggota Pelopor Muda menambahkan bahwa Finlandia sebagai negara dengan sistem pendidikan termaju di dunia tidak mengenal Ujian Nasional. Evaluasi mutu pendidikan di sana sepenuhnya dipercayakan pada para guru.

    “Setiap akhir semester siswa menerima laporan pendidikan berdasarkan evaluasi yang sifatnya personal dan tidak  membandingkan siswa dengan peringkat juara. Seperti tradisi pendidikan di Indonesia,” terang Nahot.

    Menurutnya, di negara Finlandia tersebut meyakini kalau setiap individu adalah unik dan memiliki kemampuan yang berbeda beda. Sehingga negara berkewajiban melatih dan mendidik guru guru agar bisa melaksanakan evaluasi yang berkualitas.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here