Ahmad Fauzan Sazli
Aksi mahasiswa dan alumni D-IV Kebidanan Universitas Nasional (Unas) di depan rektorat Unas, Jakarta, Senin, (22/04/2013). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Sekitar 50 mahasiswa dan alumni DIV Kebidanan Universitas Nasional (Unas) menggelar aksi di depan rektorat Unas, Jakarta, Senin, (22/04/2013). Aksi tersebut menuntut nasib 21 Alumni dan 70 mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Unas yang terkatung-katung karena ijazah mereka tidak diakui Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Dalam aksinya mereka membawa sejumlah spanduk berisi tuntutan terhadap pihak kampus. Isi spanduk tersebut yakni, keluarkan ijazah D-III, Tolak Pungutan Liar Fakultas, Jangan Makan Gaji Buta, Kami Mau Bermediasi dengan Rektor Melalui Dialog Terbuka, Menuntut Akreditasi, dan sebagainya. Selain itu dalam aksinya, mereka juga menggalang dukungan mahasiswa lain dengan menandatangani kain putih di depan kantor rektorat.
“IBI sebagai organisasi yang menaungi bidan di Indonesia tidak mengakui ijazah D-V Kebidanan (program reguler) sebagai ijazah profesi,” kata Boniaty mahasiswa semester 6 D-IV Kebidanan Unas.
Menurutnya, dengan tidak diakui ijazah tersebut, lulusan D-IV kebidanan tidak mendapat rekomendasi IBI untuk menempuh Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai legalitas tenaga kesehatan. Padahal STR itu merupakan syarat mendapatkan izin praktik profesi kesehatan.
“Artinyalulusan D-IV Kebidanan Unas tidak akan bisa berprofesi dan bekerja sebagai bidan,” jelas Boniaty.
Boniaty menjelaskan, bahwa kondisi yang terjadi saat ini, bertentangan dengan promosi Fakultas Ilmu Kesehatan yang menyebutkan lulusan D-V Kebidanan Unas dapat bekerja sebagai bidan praktek maupun pengajar kebidanan.
Dalam kesempatan itu alumni dan mahasiswa D-IV Kebidanan Unas mendesak Prodi Fikes Unas memiliki akreditasi, menuntut Unas memfasilitasi STR, menuntut menerbitkan ijazah D-3 dan pengakuan organisasi profesi.
Dalam aksi tersebut, Drs. El Amry Bernawi Putera M.A, Rektor Unas menemui para demonstran. Dalam kesempatan itu rektor menjanjikan mencarikan solusi solusi terbaik atas masalah yang dituntut para mahasiswa dan alumni Unas tersebut. Meski rektor meminta demonstran bubar, hingga siang ini mereka masih melanjutkan aksi dan menggalang solidaritas mahasiswa lain.[]