More

    Wajah TV Jakarta Dalam Indonesia Broadcasting Expo 2013

    20042013 IBE 2013_4_kaka

    Frino Bariarcianur

    Sejumlah stasiun televisi di Jakarta bertemu di dalam acara Indonesia Broadcasting Expo (IBE) 2013 di Kartika Expo Balai Kartini, Jakarta, 18-20 April 2013. Ribuan pengunjung hadir untuk melihat cara kerja dunia penyiaran yang begitu memesona di layar kaca.

    - Advertisement -

    Para pengunjung bisa menikmati dan menyaksikan serta terlibat langsung dalam sejumlah acara seperti pameran, seminar, workshop, job fair, dan segudang hiburan. Banyak generasi muda yang ingin bekerja di dunia penyiaran televisi ini.

    Seperti mudah tapi tak selamanya bahagia. Wajah televisi di Jakarta bak virus menular ke televisi di daerah. Sampai saat ini televisi daerah Jakarta adalah patron televisi di daerah yang lain di Indonesia. Televisi daerah Jakarta adalah kiblat televisi daerah lain.

    Namun wajah televisi khususnya televisi di Jakarta yang diperbolehkan memancar ke seluruh daerah Indonesia dianggap belum sehat. Dari tema “Spirit Indonesia: Membangun Media Penyiaran Yang Mencerdaskan” menunjukkan ada persoalan di dunia penyiaran televisi.

    Di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) misalnya hingga saat ini masih menerima sejumlah surat protes tentang isi penyiaran televisi. Mulai dari soal pornografi, SARA sampai persoalan televisi yang menjadi corong partai politik. Tentu tak ketinggalan gosip-gosip kaum jetset yang biasa diulas hingga ke akar-akarnya.

    Padahal UU Penyiaran sudah ada, pengawasnya pun sudah ada, entah kenapa persoalan pribadi dan publik di dalam layar kaca seperti sama saja.

    Lepas dari persoalan dunia penyiaran televisi, di sejumlah stand begitu banyak generasi muda hadir. Mereka mencoba menjadi reporter televisi sungguhan, melaporkan peristiwa. Tak kalah serunya generasi  muda yang jadi pembaca berita. Dengan kesungguhan itu, meski mengundang tawa penonton, mereka menunjukkan bahwa jenis pekerjaan ini memang mengasyikkan dan menantang.

    Jika animo masyarakat ini hanya dianggap sebuah angka tenaga kerja atau penonton saja, tanpa memikirkan cara membangun industri televisi yang sehat, maka layar kaca kita emang tega!

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here