More

    BKSDA Lambat, Jack Akhirnya Tewas

    Ahmad Fauzan Sazli

    ruang BKSDA Aceh

    Jack, seekor orang utan yang sedang di rawat di BKSDA. FOTO : FOR A

    - Advertisement -

    ACEH. KabarKampus – Jack, seekor orangutan Aceh akhirnya tewas. Ia tewas setelah berhasil disita Badan Konservasi Sumber Daya Alam Aceh (BKSDA) di salah satu taman wisata buatan di Kecamatan Sibreh, Aceh Besar 24 April 2013 lalu.

    Namun saat disita kondisi Jack memang telah sekarat. Meski mendapat perawatan, Jack pun masih tak dapat tertolong.

    Relawan penyayang orangutan yang tergabung dalam Forum Orangutan Aceh (FOR A) menyesalkan kematian Jack. Mereka menganggap matinya Jack karena lambannya upaya penyitaan yang dilakukan BKSDA.

    “Jack memang sudah sudah dalam kondisi sekarat saat disita. Hal itu akibat telatnya upaya penyitaan dari BKSDA Aceh,” kata Ratno Sugito salah satu relawan FOR A, Jumat, (10/05/2013).

    Menurutnya, keberadaan Jack telah dilaporkan secara tertulis oleh Yayasan Ekosistem Lestari (YEL)  tertanggal 26 Maret 2013  perihal Pengiriman Laporan Pemeliharaan Orangutan Diduga Ilegal di Kabupaten Aceh Besar. Tetapi Jack baru di sita pada tanggal 24 April 2013.

    “Butuh waktu kurang lebih satu bulan. Wajar kalau Jack mati. Dan kami sangat kecewa dengan hal ini,” Jelas Ratno.

    Ratno menjelaskan, bahwa bagi mereka kematian Jack adalah bukti ketidak seriusan dari BKSDA Aceh dalam upaya penyelamatan orangutan yang di pelihara secara illegal. Untuk itu, FOR A mengingatkan kepada penegal hukum agar melakukan penegakan hukum. Tidak hanya melakukan penyitaan belaka.

    Saat ini FOR A telah melaporkan keberadaan lima orangutan lain di Aceh. Dalam kesempatan ini FOR A mengingatkan kepada BKSDA untuk menyikapi semua laporan terkait praktik perdagangan dan kepemilikina satwa langka yang telah di lindungi secara hukum di Indonesia.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here