Ahmad Fauzan Sazli
Suasana konsolidasi Dema Indonesia bersama tokoh pemuda dan mahasiswa di Galeri Cafe, TIM, Jakarta, Jumat, (31/05/2013) FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Menjelang kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Dewan Mahasiswa (Dema) berkumpul di Galeri Cafe, Jakarta, Jumat, (31/05/2013). Dalam pertemuan tersebut mereka sepakat untuk menggelar aksi besar-besaran menolak kenaikan BBM.
Acyar Al-Rasyid, Presidium Nasional Dema mengatakan, bahwa bila BBM naik tawaran kepada pemerintah adalah SBY-Boediono turun dari jabatannnya. Bagi mereka kenaikan kenaikan BBM adalah upaya untuk menyelamatkan kepentingan asing, bukan kepentingan rakyat.
“Yang jelas kenaikan BBM itu akan membuat rakyat tambah susah. Sementara koruptor yang menguras APBN dibiarkan merajalela. Inilah ironi kenaikan BBM” jelas Rasyid.
Rasyid mengatakan untuk menolak rencana pemerintah tersebut mereka akan membuat aksi disetiap kampus. Serta akan membuat aksi lebih radikal dari tahun lalu.
Sementara itu di tempat yang sama Januriadi Adie yang juga presidium Dema mengatakan, bahwa sebenarnya pemerintah tidak pernah kekurangan uang dan APBN tidak pernah jebol. SBY justru untung atas penjualan BBM sebesar Rp.97.955 trilyun.
Artinya, menurut Adie, pencabutan susidi BBM adalah hanya untuk membayar gaji pejabat saja. Bukan untuk menyejahterakan rakyat.
“Kalau SBY nanti tetap ngotot mencabut subsidi BBM dan tidak memperbaiki kondisi kehidupan rakyat Indonesa, SBY patut diturunkan,” kata Adie.
Sebagai pemanasan dalam penolakan kenaikan BBM, mahasiswa akan secara serentak menggelar aksi disetiap kampus masing-masing. Selain itu dalam keputusan pertemuan tersebut mereka berencana mendeklarasikan Dema dalam waktu dekat di Universitas Indonesia.[]